Objek Wisata Alam Batu Badinding, Pemandian Alam di Desa Liyu

Butuh kemampuan berkendara yang mumpuni untuk ke tempat ini dan didukung keberanian pengendara di area pegunungan.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Nov 2020, 16:36 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2020, 00:33 WIB
Objek Wisata Alam Batu Badinding, Pemandian Alam di Desa Liyu
Objek Wisata Alam Batu Badinding, Pemandian Alam di Desa Liyu. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta – Ditahbiskan sebagai Desa Wisata, Desa Liyu, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel) ini menawarkan daya tarik alam tersendiri. Kawasan desa yang berada di perbatasan Kabupaten Balangan dan Tabalong ini memiliki banyak objek wisata yang rencananya akan dikembangkan. Bahkan belakangan, ada satu pemandian yang menjadi ramai dikunjungi sejumlah orang.

Tempat itu dikenal sebagai Pemandian Batu Badinding, begitulah warga menamainya. Satu objek wisata di tengah hutan Liyu yang termasuk mudah ditempuh. Apalagi adanya akses dari Jalan Usaha Tani (JUT) yang bisa dilintasi secara nyaman.

Berjarak kurang lebih empat kilometer dari permukiman warga di Desa Liyu, Pemandian Batu Badinding kini tak lagi asing. Bahkan warga sekitaran desa pun sudah mengenal objek wisata tersebut. Nama Batu Badinding tidak serta merta disematkan untuk objek wisata ini. Kawasan sungai yang dikelilingi oleh bebatuan seolah membentuk dinding pada sisi sungai, menjadikan nama tersebut melekat.

Saat menuju ke Pemandian Batu Badinding, pelancong wisata akan melihat pemandangan alam pengunungan. Terlebih jalan yang dilintasi adalah area ladang warga dan hutan di pegunungan Liyu. Dibutuhkan kemampuan berkendara yang mumpuni untuk ke tempat ini. Tentunya didukung keberanian pengendara di area pegunungan.

Objek Wisata Batu Badinding November ini rencananya akan dibuka secara resmi. Namun pengunjung sudah ramai berdatangan secara bergantian. Menurut Ketua Pokdarwis Desa Liyu, Megi, pengunjung yang datang diharapkan mentaati peraturan. Apalagi di masa pandemi Covid 19 saat ini yang mewajibkan penggunaan masker ketika berkunjung. "Karena masa pandemi, jadi kami juga mengimbau agar pengunjung mentaati protokol kesehatan," ucap Megi.

Keberadaan Pemandian Batu Badinding rencananya juga akan menjadi pemasukan untuk desa. Selain itu, objek wisata ini dianggap cukup berpotensi apabila dikelola dan dikembangkan. Saat berkunjung ke tempat ini, akan menjadi lebih afdol ketika mandi. Terlebih airnya yang menyegarkan dan suasana hutan pegunungan yang menyatu.

Namun karena didominasi bebatuan, pihak pengelola pun menyarankan agar wisatawan selalu menggunakan alas kaki saat berjalan di area bebatuan tersebut. Pasalnya, pemandian Batu Badinding dihiasi batu-batu tajam. Sehingga perlu hati-hati saat berjalan. "Kami juga menyediakan alas kaki khusus sebagai pengaman untuk pengunjung dan itu disewakan," jelas Megi.

Pengelolaan tempat wisata Batu Badinding masih dalam tahap proses. Begitu pula penambahan fasilitas lainnya dikawasan ini. Beberapa fasilitas bersantai rencananya akan diolah sebagai sarana pendukung. Di antaranya gazebo, wc, kamar ganti dan tempat bersantai dan perlengkapan camping. Namun hal itu akan dilakukan secara bertahap.

Pengelolaan dan pengembangan objek wisata Pemandian Batu Badinding akan dijalankan secara bertahap. Selain untuk melengkapi fasilitas bersantai dan kebutuhan pengunjung lainnya, Pokdarwis menyiapkan wahana wisata. Bahkan ada wisata arung jeram. Sehingga pengunjung pun dapat menikmati kawasan Sungai Liyu. Sebut Megi, pembangunan fasilitas di Pemandian Batu Badinding sudah mencapai 65 persen. Kemudian akan dilanjutkan pada tahun 2021.

Objek Wisata Alam Batu Badinding, Pemandian Alam di Desa Liyu
Objek Wisata Alam Batu Badinding, Pemandian Alam di Desa Liyu. foto: istimewa

Objek Wisata Pemandian Batu Badinding dipromosikan oleh Pokdarwis sejak beberapa bulan lalu. Sembari memperkenalkan wisata disana, beberapa fasilitas juga sedang diupayakan. Tentunya, di tempat ini pelancong wisata juga diperbolehkan camping. Ada tempat yang bisa dipilih sesuai keinginan dari pengunjung.

Megi menerangkan, ada peralatan camping yang bisa disewakan kepada wisatawan. Selain itu, ia juga mengimbau agar kebersihan pada objek wisata selalu dijaga. Tak lupa, di tengah pandemi saat ini, kewajiban penggunaan masker dan menjalankan protokol kesehatan diharuskan.

Ia tak ingin ke depan ada cluster wisata hanya karena pengunjung tidak mentaati protokol kesehatan di tengah wabah saat ini. Terlepas dari itu, kerena termasuk kawasan pedalaman, Desa Liyu merupakan desa yang sulit dalam hal jaringan internet. Lantas, minimnya akses internet juga menjadi kendala bagi pihak desa untuk mempromosikan wisata mereka.

Belakangan, diketahui adanya rencana dari Dinas Kominfo Balangan untuk pembangunan jaringan internet pada kantor desa. Proses tersebut akan berlangsung pada 2021 mendatang apabila anggaran disetujui oleh DPRD Balangan.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Plt Dinas Kominfo Balangan, Tamrin, Desa Liyu menjadi target untuk pengembangan jaringan internet secara bertahap. Tentu diperlukan pula dukungan anggaran yang mendapatkan persetujuan dari DPRD Balangan. Terlebih pada tahun 2020 ini sudah ada lima desa yang mendapatkan program serupa.

"Program berkelanjutan yang direncanakan untuk akses internet akan dilakukan secara bertahap dan terencana pada beberapa desa yang masih blank spot. Sehingga dapat memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat," tutup Tamrin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya