Liputan6.com, Jakarta - Diet ketogenik atau lebih dikenal dengan diet keto, sempat jadi salah satu cara populer untuk menurunkan berat badan. Ini adalah diet dengan tinggi lemak dan rendah kalori.
Dilansir dari laman Business Insider, Rabu, 30 Desember 2020, sementara diet keto terbukti membantu menurunkan berat badan, penerapannya menyebabkan perubahan besar bagi metabolisme tubuh. Di sisi lain, juga bisa datang dengan beberapa efek samping yang serius.
Advertisement
Diet ini kian populer karena dilakukan sederet pesohor dunia, mulai dari Kourtney Kardashian, Halle Berry, hingga Vanessa Hudgens. Jika tujuan Anda ingin menurunkan badan, keto bekerja efektif.
Advertisement
Keto pada dasarnya menggantikan karbohidrat dengan lemak. Diet keto terdiri atas 70 persen lemak, 25 persen protein, dan 5 persen karbohidrat. Sementara, perubahan drastis pola makan yang direkomendasikan USDA untuk orang Amerika, yakni kurang dari 30 persen lemak, 20--35 persen protein, dan setidaknya 50 persen karbohidrat.
Baca Juga
Karenanya, perubahan signifikan itu bisa berdampak pada metabolisme tubuh. Biasanya saat makan karbohidrat, enzim di mulut, perut, dan usus kecil Anda memecahnya jadi bentuk energi gula alias glukosa yang digunakan otak dan tubuh sebagai bahan bakar.
Jadi, saat Anda tak mengonsumsi karbohidrat, pada beberapa hari pertama, Anda mungkin akan mengalami keinginan makan gula yang kuat. Karena tubuh Anda menyesuaikan dari membakar karbohidrat jadi satu-satunya energi yang tersisa adalah lemak.
Ketika membakar lemak secara teratur, Anda akan mulai melihat berat badan turun. Bergantung pada berat badan, Anda mungkin kehilangan hingga 1,5 kilogram dalam minggu pertama.
Saat membakar lebih banyak lemak, kadar insulin, hormon penyimpan lemak, akan turun secara signifikan. Hal tersebut memicu ginjal untuk melepaskan natrium dalam jumlah besar ke dalam darah.
Sebenarnya ini dapat menyebabkan efek samping umum yang dikenal sebagai "flu keto." Banyak pelaku diet keto mengalami gejala, seperti mual, sakit kepala, pusing, kram otot, dan tingkat energi yang rendah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perubahan
Namun, sebagian besar gejala tersebut hanya akan terjadi dalam beberapa minggu usai memulai diet. Setelah bulan pertama, timbangan akan terlihat lebih baik. Tapi, penurunan berat badan itu sebenarnya bukan lemak, tapi air.
Karena beberapa karbohidrat di metabolisme Anda, termasuk glikogen, yang menahan air dan karenanya membantu Anda tetap terhidrasi. Akibatnya, Anda kemungkinan akan buang air kecil lebih banyak, yang akan menurunkan kadar natrium lebih banyak lagi, dan bisa saja berujung dehidrasi, sembelit atau diare, dan bau mulut.
Usai beberapa bulan, Anda mungkin mencapai keto plateau yang terkenal kejam. Itu merupakan istilah umum dalam komunitas keto dan merujuk pada saat orang merasa lebih sulit menurunkan berat badan.
Satu studi, misalnya, menemukan orang yang kelebihan berat badan kehilangan rata-rata 6,8 kilogram di bulan pertama dan 4,9 kilogram lagi selama dua bulan berikutnya. Tapi, setelah itu, mereka tidak melihat perubahan dalam berat badan, meski tetap diet keto.
Saat ini, banyak orang berhenti dari keto. Itu mengapa para peneliti sering kesulitan mempelajari efek jangka panjang dari diet ini. Tapi ternyata, ada satu kelompok yang umumnya tetap berpegang pada keto.
Advertisement