Proyek Kereta Cepat Kuala Lumpur-Singapura Resmi Dihentikan

Kereta cepat ini bermaksud membuat jarak tempuh Kuala Lumpur-Malaysia hanya 90 menit.

oleh Asnida Riani diperbarui 01 Jan 2021, 13:01 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2021, 13:01 WIB
Menara Kuala Lumpur
Turis dengan mengenakan masker mengambil gambar dari dek obseravsi di Menara Kuala Lumpur di Kuala Lumpur, Rabu (1/7/2020). Malaysia memasuki pelonggaran Perintah Kontrol Gerakan (MCO) setelah tiga bulan pembatasan karena virus corona Covid-19. (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Jakarta - Proyek Kuala Lumpur-Singapura High-Speed Rail (HSR) telah resmi dihentikan, menurut pernyataan bersama Perdana Menteri (PM) kedua negara pada Jumat pagi, (1/1/2021), menurut laporan Says.

Di sana, PM Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin dan PM Singapura Lee Hsien Loong mengatakan bahwa pemerintah masing-masing negara ingin memberi informasi terbaru tentang proyek kereta cepatKuala Lumpur-Singapura, mengingat berakhirnya masa penangguhan Proyek HSR pada 31 Desember 2020.

"Sehubungan dengan dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian Malaysia, Pemerintah Malaysia telah mengusulkan beberapa perubahan pada Proyek HSR," kata Lee.

"Kedua pemerintah telah melakukan beberapa kali pembahasan terkait perubahan tersebut dan belum bisa mencapai kesepakatan. Oleh karena itu, Perjanjian HSR sudah berakhir pada 31 Desember 2020," bunyi pernyataan tersebut.

Baik Malaysia dan Singapura sekarang akan melanjutkan dengan, sebagaimana disebut, tindakan yang diperlukan. "Kedua negara akan mematuhi kewajiban masing-masing, dan sekarang akan melanjutkan tindakan yang diperlukan, sebagai akibat dari penghentian Perjanjian HSR ini." ungkap pernyataan tersebut.

"Kedua negara tetap berkomitmen menjaga hubungan bilateral yang baik, dan bekerja sama secara erat di berbagai bidang, termasuk memperkuat konektivitas antar negara," sambung mereka.

Menurut Kementerian Transportasi Singapura, pemerintah Malaysia akan memberi kompensasi atas biaya yang telah dikeluarkan Singapura dalam memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Bilateral (BA) KL-Singapura High-Speed Rail (HSR).

Meski pernyataan tersebut tak memberi perincian jumlah kompensasi, nominal tersebut disebut berkisar sekitar 300 juta ringgit (Rp1 triliun). Ini berdasarkan laporan The Edge Malaysia pada 24 Desember 2020, mengutip sebuah sumber.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Maju-mundur Pengerjaan

Seorang pengunjung, yang mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19, berjalan di sepanjang Merlion Park di Singapura pada 17 Februari 2020. (Roslan RAHMAN / AFP)
Seorang pengunjung, yang mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19, berjalan di sepanjang Merlion Park di Singapura pada 17 Februari 2020. (Roslan RAHMAN / AFP)

Proyek HSR sendiri diumumkan mantan PM Malaysia, Najib Razak, pada 2010. Pengadaannya bertujuan memangkas waktu tempuh antara Kuala Lumpur dan Singapura jadi hanya 90 menit.

Rute sepanjang 350 kilometer (km) dipetakan untuk melintasi empat wilayah di Malaysia, dengan rencana menstimulasi ekonomi di sekitar delapan stasiun yang dilayani di sepanjang jalan. Jalur ini tercatat mulai dari Bandar Malaysia di Kuala Lumpur, hingga ke Jurong East di Singapura.

Pada Mei 2018, PM Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad telah menyatakan bahwa proyek HSR KL-Singapura akan dibatalkan karena tak menguntungkan pihak Negeri Jiran.

"Itu akan membuat kami kehilangan banyak uang. Kami tak akan menghasilkan uang sama sekali dari pengaturan ini," kata Tun Dr Mahathir, menambahkan bahwa itu "tidak akan memberi kami satu sen pun."

Pakai Masker Boleh Gaya, Biar COVID-19 Mati Gaya

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya