Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia menyoroti kasus penembakan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) oleh polisi Malaysia dan mendesak pemerintah Malaysia untuk menangani kasus ini dengan serius.
Menanggapi kasus terbaru ini, Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) telah mengeluarkan pernyataan resmi dan meminta pemerintah Malaysia untuk menanganinya dengan serius.
Advertisement
Baca Juga
"Kami telah menyampaikan nota diplomatik dan berharap pemerintah Malaysia memberikan respons yang jelas terkait kejadian ini," kata Direktur Asia Tenggara Kemlu RI Mirza Nurhidayat kepada sejumlah media, Kamis (30/1/2025).
Advertisement
Pemerintah Indonesia juga menegaskan bahwa Menteri Luar Negeri RI Sugiono telah menyampaikan sikap resmi terkait insiden tersebut dan akan terus memantau perkembangan kasus ini.
Insiden ini kembali menyoroti isu perdagangan manusia (human trafficking) dan penyelundupan orang (people smuggling), yang menjadi perhatian utama dalam kerja sama bilateral dan regional.
"Kejadian seperti ini selalu terjadi, terutama terkait dengan people smuggling dan human trafficking," ujar Mirza.
Ia menegaskan bahwa pemerintah memiliki perhatian yang kuat terhadap isu ini dan telah menjalin berbagai bentuk kerja sama dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Salah satu bentuk kerja sama yang telah dilakukan adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) serta kerja sama antara kepolisian (police-to-police cooperation). Kerja sama ini bertujuan untuk mencegah dan menindak kasus perdagangan manusia, terutama yang berkaitan dengan penipuan online (online scam) dan tindak kejahatan lainnya.
Perjanjian dengan Negara ASEAN
Di tingkat ASEAN, Indonesia dan Malaysia memiliki berbagai perjanjian terkait penanganan perdagangan manusia. Salah satu bentuk kerja sama yang telah disepakati adalah pedoman bersama (common guideline) dalam menangani nelayan tradisional yang melintasi perbatasan tanpa harus menghadapi penahanan atau tindakan represif lainnya.
Meski begitu, kasus penembakan terhadap WNI ini tetap menjadi perhatian serius. Pemerintah Indonesia menilai bahwa meskipun kejadian semacam ini tidak bisa diprediksi, semangat kerja sama antara kedua negara harus tetap ditegakkan untuk menangani permasalahan ini secara adil.
"Kedua negara memiliki semangat yang sama dalam menangani kasus ini melalui mekanisme yang telah disepakati," tegas Mirza.
Advertisement
Perkembangan Kasus Penembakan WNI di Malaysia
Terkait perkembangan kasus warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penembakan oleh APMM di Malaysia, pada Selasa, 28 Januari 2025, KBRI Kuala Lumpur telah melakukan akses kekonsuleran untuk menemui empat WNI korban yang tengah dirawat di Rumah Sakit Serdang dan RS Klang, Malaysia.
Direktur Perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) Judha Nugraha menyebut, dari keempat korban, dua WNI telah terverifikasi identitasnya, yaitu HA dan MZ, yang keduanya berasal dari Provinsi Riau.
"HA dan MZ telah mendapatkan perawatan dan dalam kondisi stabil. Keduanya juga menjelaskan kronologi kejadian dan menyatakan tidak ada perlawanan dengan senjata tajam dari penumpang WNI terhadap aparat APMM," kata Judha Nugraha dalam pernyataan tertulisnya kepada awak media, Rabu (29/1).