Psikolog Ingatkan Orangtua Dampingi Anak Saat Gunakan Gadget

Kemudahan dan kecanggihan teknologi yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh perlu dibarengi pengawasan.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jan 2021, 19:40 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2021, 18:17 WIB
Ilustrasi Belajar Online
Ilustrasi Belajar Online (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta -  Kemajuan teknologi seperti pisau bermata dua dan menjadi dilema. Pada satu sisi membantu kerja dan kehidupan manusia sehari-hari, namun sisi lain memiliki potensi untuk disalah gunakan melalui berbagai macam ancaman kejahatan.

Ditengah pandemi COVID-19, teknologi komunikasi menjadi pilihan utama khususnya pada bidang pendikan. Namun, kemudahan dan kecanggihan teknologi yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh perlu dibarengi pengawasan.

"Tetap hati-hati dan mengawasi apa yang dikerjakan anak," kata psikolog Sani Budiantini Hermawan, Psi. pada webminar 'Preparing Future Generations In Digital Era', Rabu (20/1/2021). Acara ini juga merupakan kolaborasi open house Institute Daarul Quran, Jakarta and UNIMY Kuala Lumpur, Malaysia.

"Orangtua harus menjadi role model. Pertama, berikan teladan, tingkah laku kita menjadi contoh yang baik kepada anak. Bagaimana membentuk anak menjadi pribadi yang jujur, bila sering berbohong misalnya," imbuhnya.

Yang kedua, kata Sani Budiantini Hermawan, bangunlah perhatian dengan anak. Perhatian bukan hanya dari segi materi, namun ke hal-hal yang kecil misalnya, hari ini senang sekali. Kemudian affection atau sentuhan-sentuhan dengan anak agar menjadi dekat dengan orang tua. Kemudian aktivitas rutin yang memiliki nilai

"Jangan hanya berharap, pembangunan karakter anak hanya dari sekolah. Namun, paling mendasar adalah dalam keluarga. Contoh sederhananya, kalau orang tua gemar membaca maka akan akan mengikuti senang membaca," ujarnya.

Psikolog Sani Budiantini Hermawan, Psi
psikolog Sani Budiantini Hermawan, Psi. foto: istimewa

Ia menambahkan, ketika anak sudah tergantung dengan teknologi, ada kecenderungan dia tidak bisa mengontrol dirinya dan mengontrol emosinya. Contohnya, ketika sinyal internet melambat atau tidak tersambung, maka anak cenderung marah dan tidak bisa mengontrol fisknya.

"Teknologi yang canggih harus dibareng karakter pribadi yang baik dan unggul. Karakter ibarat akar pada sebuah pohon. Bila akar atau karakter baik, maka peralatan teknologi apa yang digunakan akan baik," kata Sani Budiantini Hermawan.

"Karakter yang baik adalah motivasi yang terbangun untuk melakukan apa yang baik, menurut standar tingkah laku tertinggi dalam situasi apapun juga," ujarnya.

Webminar 'Preparing Future Generations In Digital Era' yang dipandu oleh Ria R Christiana, MBA ini juga menampilkan pembicara Vice-Chancellor University Malaysia of Computer Science and Engineering (UNIMY), Prof. Datuk Ts. Dr. Mohd Razali Muhammad dan Rektor Daarul Quran Institute, Ust. Dr. Muhammad Anwar Sani Sos.I, M.E.,.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya