Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran teknologi turut mengubah cara manusia berinteraksi, termasuk menemukan calon jodoh. Salah satu yang marak adalah menggunakan aplikasi kencan daring untuk memperluas jaringan. Namun, Anda harus berhati-hati karena profil yang terpasang bisa-bisa adalah jebakan yang dipasang predator seksual.
Banyak kasus yang melibatkan predator seksual muncul. Korbannya juga tak sedikit. Salah satunya yang beberapa waktu belakangan viral di Twitter. Lelaki yang disebut predator seksual itu dituduh telah memperdaya para korban hingga mau diajak berhubungan intim. Beberapa bahkan sampai hamil dan ditinggal tanpa pertanggungjawaban.
Advertisement
Baca Juga
"Sex predator atau predator seksual menggambarkan seseorang dilihat dari cara mendapatkan kontak seksual dengan orang lain secara manipulatif," kata Zoya Amirin, psikolog seks, kepada Liputan6.com, Rabu, 20 Januari 2021.
Predator seks bisa ada di mana saja. Pada dasarnya, predator seks kerap menggunakan kontrol dan kekuatannya untuk mengendalikan si calon korban. Namun, menurut Zoya, tak adanya ciri-ciri pasti membuat keberadaan predator seks agak sulit untuk terdeteksi.
"Dengan kata-kata dan tindakan apalagi ini melalui dating apps itu sudah pasti, predator akan melemahkan setiap gerakan korban, mendikte setiap pikiran, dan memiliki kendali tinggi atas kehidupan korbannya," ujar Zoya.
Sebagai pengingat, predator seks akan memulai 'aksinya' dari melecehkan korban secara emosional dan psikologis untuk kemudian menuju tujuan utamanya yakni pelecehan seksual. Untuk melindungi diri, ada baiknya jika Anda mengenal beberapa sikap dan kebiasaan yang dimiliki oleh predator seks khususnya pada aplikasi kencan online. Berikut beberapa di antaranya menurut psikolog seks, Zoya Amirin.
1. Kontak Terlalu Cepat
Predator umumnya akan membuat kontak yang cepat dan sesingkat mungkin untuk si “calon korban”, khususnya bagi pengguna aplikasi kencan online. Seorang predator pasti akan membuat korbannya merasa nyaman dan memberikan rasa yang berlebihan dengan cara memuji, diharapkan sesuatu, dan berbagai cara agar korbannya langsung jatuh cinta kepada si predator seksual.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
2. Beri Perhatian Berlebih
Pada tahap pendekatan, pelaku akan memberikan perhatian penuh untuk para korban. Berbagai kalimat manis dilontarkan, beragam hadiah diberikan. Korban akan diperlakukan begitu istimewa.
Perhatian sah-sah saja jika diberikan dalam skala wajar. Namun hati-hatilah bila seseorang mulai menyerbu dengan berbagai pesan singkat penuh perhatian manis, Anda perlu khawatir dan waspada. Hal ini menjadi cara pelaku untuk membuat korban merasa ketergantungan. Cara tersebut membuat pelaku terlihat bak ksatria yang menolong korban dalam kondisi lemah.
3. Bersikap Protektif
Para predator seks umumnya bakal merusak kepercayaan diri korban. Caranya adalah dengan membuat korban begitu ketergantungan dan terisolasi dengan lingkungan sosialnya. Hal itu membuat seolah-olah tak ada orang lain yang bisa memahami korban selain si pelaku itu sendiri.
Advertisement
4. Pandai Memanipulasi
Saat korban mulai merasa tak nyaman, predator umumnya bakal memutarbalikkan fakta. Predator paling senang mendramatisasi berbagai hal dan membuat korban justru merasa menjadi pihak yang bersalah.
Sebagai contoh, saat korban menolak, pelaku akan mengungkit berbagai hal yang telah diberikannya untuk korban. Pelaku akan memosisikan diri sebagai pihak yang teraniaya dan membuat korban merasa bersalah.
Pada satu titik, saat korban merasa lelah secara emosional, korban akan mengalah. Hal ini memperlihatkan bahwa pelaku dapat dengan mudah mengendalikan korban. Tak jarang pula predator seks membuat korban merasa bahwa apa yang diterimanya adalah sesuatu yang pantas didapatnya.
5. Ucapan Kerap Tak Sesuai Fakta
Predator seks akan menampilkan profil 'sempurna' di hadapan para korbannya. Hal tersebut untuk membuat korban semakin tertarik. Ia banyak mengklaim hal-hal yang positif, seperti 'aku kerja di perusahaan ini' atau 'aku punya ini dan itu. Jangan langsung terbuai dengan omongannya. Cari tahulah lebih dalam, pastikan omongannya sinkron atau tidak dengan kenyataan. (Melia Setiawati)