Liputan6.com, Jakarta - Hijab kian terkenal saat ini, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di berbagai negara, terutama di negara-negara mayoritas berpenduduk muslim. Hijab juga dikenakan oleh banyak wanita di Asia, Eropa, maupun Amerika.
Luasnya penggunaan hijab memunculkan gagasan untuk menyelenggarakan World Hijab Day atau Hari Hijab Sedunia. Gagasan itu merupakan prakarsa Nazma Khan di New York, Amerika Serikat pada 1 Februari 2013.
Advertisement
Baca Juga
Ia sempat mengalami diskriminasi saat mengenakan hijab. Dari kejadian tersebut, Nazma merasa perlu bertindak agar hal demikian tak terulang kembali, baik pada dirinya atau orang lain.
"Itu mengerikan. Saya pikir satu-satunya cara untuk mengakhiri diskriminasi adalah jika kami meminta saudara perempuan kami untuk mengenakan hijab juga," tulis Nazma dalam situs resmi World Hijab Day.
Sejak itu, hijab kian bergema di dunia, bahkan Hari Hijab Sedunia dirayakan lebih dari 140 negara. Hal itu untuk mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang aktivitas Muslim.
Selain itu, untuk mempromosikan toleransi terhadap agama lain di negara tersebut. Filipina bahkan menyetujui sebuah Rancangan Undang-Undang (RUU) yang mendukung pelaksanaan Hari Hijab Nasional setiap tahun.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Akhiri Phobia Hijab
Tahun ini Hari Hijab Sedunia mengusung tema "mengakhiri hijab phobia" #Endhijabphobia. Akibat pandemi acara ini diselenggarakan secara virtual.
Sementara itu, di dunia maya ramai tagar #endhijabphobia. Sebuah ajakan agar memberdayakan perempuan muslim di berbagai negara.
“Mengakhiri hijabophobia akan memberdayakan perempuan beriman untuk tidak menyesal tentang identitas mereka. Ini akan memberi mereka izin untuk merasa aman di ruang publik sehingga mereka dapat dengan bebas beribadah dan mengabdikan diri kepada Tuhan," tulis akun Twitter World Hijab Day.
Advertisement