Liputan6.com, Jakarta - Paradigma kesehatan telah berubah beberapa tahun belakangan ini. Jika sebelumnya fokus pada pengobatan, sekarang beralih kepada pencegahan terhadap berbagai penyakit.
"Sayangnya, ancaman penyakit serius semakin tinggi. Awalnya kita berpikir bahwa penyakit serius terjadi pada orang tua saja, ternyata tidak. Makin ke sini trennya terjadi pada mereka yang berusia lebih muda," ujar dokter Dirga Rambe dalam PRIMA Extra Virtual Press Conference yang diselenggarakan BCA dan AIA Avility secara daring, Kamis, 25 Februari 2021.
Advertisement
Baca Juga
Dirga menambahkan, ada tiga penyakit utama yang paling besar yaitu jantung koroner, kanker, dan diabetes. Itulah penyakit serius yang bisa mengancam siapa saja, usia berapa pun.
"Padahal, itu bisa dicegah dengan hidup sehat. Misalnya, kita bicara kanker, saat ini Indonesia di Asia Tenggara berada di urutan ke-8, di Asia urutan ke-23. Penyakit-penyakit serius ini menyumbang 73 persen dari total kematian di seluruh Indonesia. Itulah kondisi yang kita hadapi saat ini di Indonesia," imbuh Dirga.
Dirga mengatakan penyebab penyakit serius itu terjadi karena pola hidup yang tidak sehat. Ia mencontohkan, makanan yang tidak sehat, malas bergerak, malas berolahraga, ditambah lagi merokok dan minum alkohol.
"Akibat pola hidup tak sehat itu, itu semua menyebabkan kerusakan pada organ-organ, seperti kolesterol dan tekanan darah naik. Kalau itu sudah baik, maka efeknya bisa ke mana-mana. Bisa ke jantung, pembuluh darah, yang pada akhirnya kita bisa jatuh sakit," ujar Dirga.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mencegah Penyakit Serius
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2018 oleh Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa 95,5 persen masyarakat Indonesia itu kurang konsumsi sayur dan buah. "Padahal, itu sangat penting. Kita makannya karbo dan protein doang, bahkan kadang karbo doang," imbuh Dirga.
Selain itu, kata Dirga, 33,5 persen masyarakat Indonesia itu kurang aktivitas fisik. Apa lagi di masa pandemi, saat orang lebih banyak di rumah, mungkin aktivitas fisiknya lebih berkurang lagi.
"Tentu ini bisa menjadi ancaman bom waktu terjadinya penyakit-penyakit serius. Oleh karena itu, masalah ini harus menjadi perhatian kita bersama. Semua orang harus mengambil peran," tutur Dirga.
Menurut Dirga, untuk menghindari penyakit serius ada beberapa hal. Pertama, orang harus mengatur pola makan. Makan itu harus cukup jumlah dan jenisnya.
Semua zat gizi yang dibutuhkan harus terpenuhi. Kedua, olahraga secara rutin. WHO menyarankan aktivitas fisik itu paling tidak 150 menit dalam dalam seminggu.
Advertisement