Seberapa Perlu Berjalan 10 Ribu Langkah Tiap Hari?

Dari mana sebenarnya anggapan 10 ribu langkah jadi patokan untuk hidup sehat?

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mar 2021, 11:01 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2021, 11:01 WIB
Ilustrasi Jalan Kaki
Ilustrasi jalan kaki. (dok. Unsplash.com/@areksan)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi mereka yang ingin bugar dan sehat, kerap diingatkan untuk berjalan 10 ribu langkah. Namun hal tersebut dapat membuat frustasi karena 10 ribu langkah adalah angka yang besar, terutama saat Anda sedang sibuk mengerjakan beragam hal.

Lantas, dari mana asal 10 ribu langkah menjadi patokan untuk hidup sehat dengan aktivitas berjalan? Dilansir dari CNN Health, Rabu, 17 Maret 2021, target 10 ribu langkah dalam sehari tampaknya muncul dari pedometer nama dagang yang dijual pada 1965 silam oleh Yamasa Clock di Jepang.

Perangkat itu disebut "Manpo-kei" yang berarti "10 ribu meter langkah". Ini adalah alat pemasaran untuk perangkat dan sepertinya telah tersebar di seantero jagat sebagai target langkah harian.

Hal tersebut bahkan termasuk dalam target aktivitas harian oleh jam tangan pintar populer, seperti Fitbit. Di Roma Kuno, jarak sebenarnya diukur dengan menghitung langkah.

Kata "mil" berasal dari frasa Latin mila passum, yang berarti 1 ribu--2 ribu langkah. Orang-orang disarankan berjalan sekitar 100 langkah per menit yang berarti dibutuhkan sekitar 30 menit bagi rata-rata orang untuk berjalan sejauh satu mil, dan untuk mencapai target 10 ribu langkah mereka harus berjalan sekitar empat sampai lima mil dalam sehari.

Beberapa penelitian menunjukkan target 10 ribu langkah dapat meningkatkan kesehatan jantung, kesehatan mental serta menurunkan risiko diabetes sampai batas tertentu. Penelitian lain yang dilakukan oleh Harvard Medical School menunjukkan sekitar 4.400 langkah sehari sudah cukup untuk menurunkan resiko kematian pada perempuan, namun pada pria belum tentu mendapatkan hasil yang serupa. Semakin banyak langkah, semakin rendah risiko kematian bagi seseorang.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan orang dewasa untuk setidaknya beraktivitas fisik selama 150 menit dengan intensitas sedang atau 75 menit aktivitas berat dalam seminggu. Penelitian ini juga menunjukkan olahraga dengan intensitas rendah dapat meningkatkan kesehatan Anda, berjalan juga dapat berkontribusi pada 150 menit target aktivitas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ragam Penelitian

jalan kaki
Ilustrasi Jalan Kaki. (Sumber: Pixabay)

Beraktivitas juga dapat membantu mengurangi bahaya duduk dalam waktu lama. Penelitian telah menunjukkan orang yang duduk selama delapan jam atau lebih setiap harinya memiliki risiko kematian 59 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang duduk kurang dari empat jam per hari.

Mereka turut menemukan orang yang beraktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 60--75 menit per hari dapat menurunkan risiko kematian. Maka dari itu, beraktivitas jalan cepat dapat membantu Anda mengurangi efek negatif dari duduk terlalu lama.

Penelitian terbaru dari University of Texas menunjukkan jika Anda berjalan kurang dari 5 ribu langkah sehari, maka tubuh akan kesulitan memetabolisme lemak keesokan harinya. Penumpukan lemak dalam tubuh dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit kardiovaskular dan diabetes.

Meningkatkan aktivitas fisik dengan berjalan dapat mengurangi risiko kematian dengan cara meningkatkan kesehatan tubuh, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, termasuk mengurangi risiko terkena penyakit kronis seperti demensia, kanker tertentu serta diabetes tipe 2.

Berdasarkan penelitian saat ini di luar sana, tampaknya target 10 ribu langkah cukup sulit untuk dicapai, jika Anda ingin menambahkan jumlah langkah yang dilakukan setiap hari sekitar 2 ribu langkah. Cara mudah lainnya adalah bergerak lebih setiap harinya termasuk berjalan ke tempat kerja atau sekedar berjalan-jalan santai dengan teman. (Dinda Rizky Amalia Siregar)

Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya