Peretasan Kripto Terjadi Lagi, Perusahaan Hong Kong jadi Korban

Neobank stablecoin asal Hong Kong, Infini, baru saja mengalami peretasan besar yang mengakibatkan hilangnya dana sebesar USD 49 juta atau setara Rp 800,9 miliar (asumsi kurs Rp 16.350 per dolar AS) dalam bentuk USDC.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 26 Feb 2025, 12:15 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2025, 12:15 WIB
Ilustrasi harga kripto (Foto By AI)
Ilustrasi harga kripto (Foto By AI)... Selengkapnya

 

Liputan6.com, Jakarta Neobank stablecoin asal Hong Kong, Infini, baru saja mengalami peretasan besar yang mengakibatkan hilangnya dana sebesar USD 49 juta atau setara Rp 800,9 miliar (asumsi kurs Rp 16.350 per dolar AS) dalam bentuk USDC. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (26/2/2025), serangan ini terjadi setelah seorang peretas berhasil menyalahgunakan hak istimewa administratif pada platform tersebut. Kejadian ini datang hanya beberapa hari setelah insiden peretasan besar di Bybit.

Infini Klaim Operasi Masih Normal

Pada 24 Februari, Infini mengonfirmasi bahwa sistem mereka telah disusupi dan saat ini tengah dilakukan investigasi lebih lanjut. Dalam pernyataan yang dibagikan melalui platform media sosial X, Infini menegaskan semua transaksi, termasuk penyetoran, penarikan, dan pembayaran, masih beroperasi secara normal.

Meski Infini tidak mengungkapkan jumlah dana yang hilang, perusahaan keamanan blockchain Cyvers memperkirakan sekitar USD 49 juta dalam bentuk stablecoin USDC telah dicuri. 

Cyvers menjelaskan serangan ini terjadi karena adanya kelemahan dalam sistem keamanan, di mana seorang peretas berhasil mempertahankan akses administratif ke platform Infini meskipun proyek terkait sudah selesai.

Menurut laporan, pelaku diam-diam menyimpan hak admin setelah mengembangkan kontrak sebagai bagian dari proyek Infini.

Lebih dari 100 hari kemudian, peretas mendanai dompetnya melalui Tornado Cash, menggunakan sejumlah kecil ETH untuk membayar biaya transaksi, lalu mengeksploitasi kontrak tersebut hingga akhirnya menguras semua dana yang ada.

 

 

Peretasan Terjadi Tak Lama Setelah Serangan Terbesar di Bybit

Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)... Selengkapnya

 

Serangan terhadap Infini terjadi kurang dari 72 jam setelah Bybit mengalami peretasan senilai USD 1,46 miliar yang disebut sebagai salah satu peretasan terbesar dalam sejarah.

Menurut laporan, kelompok hacker yang diduga berafiliasi dengan Korea Utara, Lazarus Group, melakukan uji coba terlebih dahulu untuk mencari celah keamanan sebelum akhirnya membajak dompet Ethereum dingin milik Bybit selama transaksi rutin.

Sejauh ini, hacker Bybit dilaporkan telah mencairkan lebih dari USD 140 juta dari hasil curian, meskipun ada beberapa upaya yang berhasil digagalkan. Insiden ini kembali menyoroti tantangan keamanan yang dihadapi oleh bursa terpusat dalam melawan serangan siber.

 

Komunitas Meragukan Klaim Infini

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

 

Infini, yang sebelumnya dikenal sebagai platform dengan sistem keamanan kuat, kini menghadapi kritik dari komunitas kripto. Beberapa pengguna mempertanyakan klaim perusahaan yang menyatakan bahwa sistem mereka masih beroperasi dengan baik, padahal total dana yang terkunci (TVL) telah hilang.

Seorang pengguna X bernama Samuel bahkan secara terbuka meragukan pernyataan Infini dengan bertanya, “Bagaimana ini mungkin terjadi jika Anda baru saja kehilangan semua TVL Anda?”

Meski demikian, Infini tetap berupaya meyakinkan para pengguna bahwa mereka masih memiliki landasan yang kuat untuk melanjutkan operasional mereka.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya