Maskapai Jet2 Batalkan Semua Penerbangan Internasional Usai Inggris Hapus Portugal dari Daftar Hijau

Keputusan Inggris menghapus Portugal dari daftar hijau menuai kecaman dari dalam dan luar negeri. Maskapai penerbangan sekali lagi menderita.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 04 Jun 2021, 21:02 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2021, 21:02 WIB
Bandara Heathrow di London, Inggris
Bandara Heathrow di London, Inggris. (dok,Instagram @west.devon.taxis/https://www.instagram.com/p/CNj2QyTLgz1/Henry)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dunia penerbangan di masa pandemi Covid-19 belum juga menemukan kestabilan, khususnya terkait penerbangan internasional. Salah satu dampaknya, maskapai Jet2 asal Inggris membatalkan seluruh jadwal penerbangan internasional mereka sampai 1 Juli mendatang. 

Dilansir dari laman The Sun, Jumat (4/6/2021), maskapai penerbangan itu sebelumnya menangguhkan seluruh jadwal hingga 24 Juni 2021. Keputusan itu menyusul imbauan pemerintah Inggris agar warganya menunda perjalanan liburan lintas batas ke Portugal. Negara itu dicoret dari daftar hijau dan dimasukkan ke dalam daftar kuning.

Bahkan, Inggris memasukkan Turki ke dalam daftar merah. Untuk itu, maskapai tersebut menunda jadwal penerbangan internasional ke negara tersebut hingga 22 Juli mendatang. Kebijakan tersebut dikecam sejumlah pelaku usaha wisata, salah satunya Steve Happy yang mengelola operator tur.

"Kami memahami bagaimana kecewanya konsumen kami dan akan selalu kami bagikan rasa frustasi mereka. Pemerintah berulang kali menyatakan mengambil keputusan berdasarkan tingkat infeksi dan vaksinasi, tapi makin banyak destinasi yang terus menghilang dari Daftar Hijau meski mereka memiliki tingkat infeksi yang rendah dan tingkat vaksinasi yang tinggi," keluh Happy.

Ia mengaku tak habis pikir dengan cara pemerintah Inggris membuat keputusan tentang perjalanan internasional. "Sekarang kami meminta keterbukaan penuuh dan transparansi yang menyangkut data, sehingga pelanggan dan industri dapat benar-benar memahami apa yang melatari keputusan-keputusan itu," ujarnya.

Terkait layanan konsumen, ia hingga saat ini masih tetap membolehkan mereka yang akan berlibur memesan tiket untuk tujuan yang berada di daftar kuning, untuk keberangkatan 1--21 Juli 2021. Tetapi, mereka yang terpengaruh dengan perubahan kebijakan sebelum 1 Juli diperkenankan mendapat pengembalian dana penuh atau memesan ulang.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tanggapan Portugal dan Reaksi Inggris

Wisatawan Inggris Berdatangan ke Portugal
Penumpang penerbangan dari Inggris tiba di bandara Faro, wilayah Algarve, Portugal, Senin (17/5/2021). Wisatawan Inggris mulai berdatangan dalam jumlah besar di bagian selatan Portugal setelah pemerintah di kedua negara melonggarkan pembatasan perjalanan pandemi COVID-19. (AP Photo/Ana Brigida)... Selengkapnya

Sementara itu, Portugal mengkritisi keputusan Inggris memasukkan wilayahnya ke dalam daftar kuning perjalanan liburan internasional. Pemerintah menyebut tidak mengerti logika di balik keputusan yang disebutnya "tidak adil dan benar-benar tidak cukup."

"Portugal terus melaksanakan rencana isolasi yang bijaksana dan bertahap, dengan aturan yang jelas untuk keselamatan mereka yang tinggal di sini atau mengunjungi kami," cuit Kementerian Luar Negeri Portugal.

Sementara itu, Menteri Budaya dan Pariwisata Daerah Madeira, Eduardo Jesus, mengatakan, mereka sudah bereaksi atas keputusan yang diambil Inggris. Pada intinya, ia menyebut keputusan itu salah, tidak tepat, dan sangat tidak adil.

"Realita di Madeira sangat berbeda dari realita secara nasional sejak lama, dengan model yang diadopsi di sini untuk mengontrol jalur masuk dan memonitor penduduk selama mereka tinggal di wilayah kami," ujarnya.

Menteri Transportasi Inggris, Grant Shapps, sore ini mengirimkan ribuan pesan yang meminta warga Inggris tidak bepergian ke destinasi populer. Kalaupun sudah kepalang berangkat, warga wajib menjalani karantina mandiri. Aturan berlaku mulai pukul empat pagi, Selasa depan, 8 Juni 2021.

Keputusan itu menyusul kekhawatiran atas ditemukannya varian mutasi Covid-19 baru di tempat wisata populer di Portugal. Pihaknya menyebut keputusan itu sulit, tapi harus diambil mengingat 68 kasus Covid-19 varian Delta teridentifikasi di Portugal, termasuk mutasi strain Nepal.

"Kami tidak tahu potensi vaksin melawan mutasi itu dan tak ingin mengambil risiko hingga kesimpulan nanti pada 21 Juni dan kajian tahap keempat pembukaan penguncian wilayah," ujar Shapp. Keputusan itu kembali memukul industri penerbangan Inggris.

Pariwisata Usai Setahun Pandemi Covid-19

Infografis . Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk
Infografis . Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya