Suku Tengger Gelar Upacara Yadnya Kasada Mohon Keselamatan dan Kemakmuran di Gunung Bromo

Umat Hindu suku Tengger menggelar Yadnya Kasada untuk memohon keselamatan dan kemakmuran serta keberkahan kepada Sang Hyang Widhi.

oleh Komarudin diperbarui 03 Jul 2021, 05:02 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2021, 05:02 WIB
FOTO: Upacara Yadnya Kasada, Suku Tengger Larung Sesajen ke Kawah Gunung Bromo
Suku Tengger melarung sesajen ke kawah Gunung Bromo saat upacara Yadnya Kasada di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (26/6/2021). Suku Tengger mempersembahkan sesajen berupa beras, buah, ternak, dan barang lainnya untuk mencari berkah dari dewa. (Juni Kriswanto/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari suku, bahasa, agama. Keberagaman itu menjadi kekuatan yang dimiliki Indonesia.

Dari banyaknya suku itu, salah satunya suku Tengger yang mendiami kawasan Gunung Bromo dan Semeru, Jawa Timur. Suku Tengger biasa disebut sebagai orang Tengger.

FOTO: Upacara Yadnya Kasada, Suku Tengger Larung Sesajen ke Kawah Gunung Bromo
Suku Tengger melarung sesajen ke kawah Gunung Bromo saat upacara Yadnya Kasada di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (26/6/2021). Suku Tengger mempersembahkan sesajen berupa beras, buah, ternak, dan barang lainnya untuk mencari berkah dari dewa. (Juni Kriswanto/AFP)

Akhir Juni 2021, suku Tengger merayakan upacara Yadnya Kasada. Momen perayaan Yadnya Kasada salah satu yang menarik wisatawan.

Meski di tengah pandemi corona Covid-19, upacara melarung sesajen ke kawah Gunung Bromo ini tetap diperingati suku Tengger karena sudah berlangsung turun-temurun. Ritual ini untuk memohon keselamatan, kemakmuran, dan tolak bala kepada Sang Hyang Widhi.

 

FOTO: Upacara Yadnya Kasada, Suku Tengger Larung Sesajen ke Kawah Gunung Bromo
Suku Tengger melarung sesajen ke kawah Gunung Bromo saat upacara Yadnya Kasada di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (26/6/2021). Suku Tengger mempersembahkan sesajen berupa beras, buah, ternak, dan barang lainnya untuk mencari berkah dari dewa. (Juni Kriswanto/AFP)

Upacara adat umah Hindu suku Tengger ini sudah berlangsung sejak abad ke-14. Secara historis, upacara ini bentuk penghormatan terhadap leluhur mereka, yakni pasangan suami istri, Roro Anteng dan Joko Seger.

 

FOTO: Upacara Yadnya Kasada, Suku Tengger Larung Sesajen ke Kawah Gunung Bromo
Orang-orang mencoba menangkap sesajen yang dilemparkan suku Tengger ke kawah Gunung Bromo saat upacara Yadnya Kasada di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (26/6/2021). Suku Tengger mempersembahkan sesajen berupa beras, buah, ternak, dan barang lainnya untuk mencari berkah dari dewa. (Juni Kriswanto/AFP)

Keduanya rela mengorbankan anaknya, yakni Raden Kusuma untuk dilarung ke dalam kawah Gunung Bromo. Sebagai bentuk penghormatan tersebut, suku Tengger melarung sesajen dan barang persembahan yang dilarung di kawah puncak Gunung Bromo.

 

FOTO: Upacara Yadnya Kasada, Suku Tengger Larung Sesajen ke Kawah Gunung Bromo
Orang-orang mencoba menangkap sesajen yang dilemparkan suku Tengger ke kawah Gunung Bromo saat upacara Yadnya Kasada di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (26/6/2021). Suku Tengger mempersembahkan sesajen berupa beras, buah, ternak, dan barang lainnya untuk mencari berkah dari dewa. (Juni Kriswanto/AFP)

Sesajen dan persembahan ini ternyata diperebutkan oleh banyak orang. Usai tokoh masyarakat dan suku Tengger memanjatkan doa meminta keselamatan dan berkah.

 

FOTO: Upacara Yadnya Kasada, Suku Tengger Larung Sesajen ke Kawah Gunung Bromo
Suku Tengger berjalan ke puncak Gunung Bromo untuk melarung sesajen ke kawah saat upacara Yadnya Kasada di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (26/6/2021). Suku Tengger mempersembahkan sesajen berupa beras, buah, ternak, dan barang lainnya untuk mencari berkah dari dewa. (Juni Kriswanto/AFP)

Sebagai bentuk penghormatan kepada suku Tengger yang memperingati Yadnya Kasada, pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menutup kawasan wisata itu selama tiga hari. Penutupan dilaksanakan pada 24 Juni--26 Juni 2021.

FOTO: Upacara Yadnya Kasada, Suku Tengger Larung Sesajen ke Kawah Gunung Bromo
Suku Tengger berjalan ke puncak Gunung Bromo untuk melarung sesajen ke kawah saat upacara Yadnya Kasada di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (26/6/2021). Suku Tengger mempersembahkan sesajen berupa beras, buah, ternak, dan barang lainnya untuk mencari berkah dari dewa. (Juni Kriswanto/AFP)

Penutupan kawasan wisata Gunung Bromo tersebut dilakukan mulai dari Probolinggo, di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, dan dari Pasuruan di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari. Penutupan juga dilaksanakan dari wilayah Malang, dan Lumajang, pada pintu masuk Jemplang, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

FOTO: Upacara Yadnya Kasada, Suku Tengger Larung Sesajen ke Kawah Gunung Bromo
Suku Tengger berjalan ke puncak Gunung Bromo untuk melarung sesajen ke kawah saat upacara Yadnya Kasada di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (26/6/2021). Suku Tengger mempersembahkan sesajen berupa beras, buah, ternak, dan barang lainnya untuk mencari berkah dari dewa. (Juni Kriswanto/AFP)

Penutupan sementara  kawasan wisata Tanam Nasional Bromo Tengger Semeru juga dilakukan mulai 3 Juli--20 Juli 2021. Hal tersebut sesuai dengan kebijakan yang telah diambil oleh Presiden Joko Widodo, yang menetapkan PPKM Darurat di Jawa-Bali dengan target penurunan kasus Covid-19. "Semoga pandemi ini segera berakhir ya sahabat, agar rindu kalian kepada Bromo dan Semeru segera terobati," tulis akun @bbtnbromotenggersemeru, Jumat, 2 Juli 2021.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya