Liputan6.com, Jakarta - Dila Hadju dan Rayi Putra atau Rayi RAN dikenal sangat mendukung gaya hidup ramah lingkungan. Mereka bahkan sudah mengajarkan anak mereka untuk peduli terhadap lingkungan
Menurut Dila awalnya dia dan Rayi mulai mempraktikkan tindakan kecil seperti memilah sampah dan membuangnya sesuai dengan jenis, yang kemudian dicontoh oleh anak mereka yang berusia berusia empat tahun. Dila menambahkan, di rumah mereka memang menyediakan tempat sampah sesuai dengan jenis sampahnya masing-masing.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
"Kalau di rumah kita memang sudah membagi masing-masing sampah. Ada yang untuk sampah organik, anorganik, beracun (B3), dan residu," terang Dila pada Liputan6.com, Sabtu, 31 Juli 2021. Dila menyarankan agar para orangtua bisa mengenalkan lingkungan pada anak-anak sesuai dengan usia mereka.
Dia pun memberikan beberapa langkah mengenalkan lingkungan pada anak-anak sesuai dengan usia mereka. Untuk anak usia 0-2 tahun, kita bisa mengenalkan lingkungan dengan stimulasi indra, baik itu penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan perasa.
Untuk usia 2-4 tahun, anak-anak bisa diperkenalkan dengan variasi alam beserta penghuninya menggunakan sistem motoriknya. Kita bisa memperkenalkannya lewat audio dan visual. Sedangkan untuk anak-anak yang berusia 4-6 tahun yang sudah bisa berpikir secara komprehensif dapat diperkenalkan mengenai siklus kehidupan, asal usul lingkungan, dan mengasah kreativitas mereka.
Dan bagi anak-anak berusia 6-8 tahun, orangtua bisa mengenalkan lingkungan dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan peduli lingkungan. Atau, bisa pula dengan mengajak anak ke luar rumah untuk sekadar mengamati lingkungan sekitarnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Membawa Alat Makan
Meski begitu, sebisa mungkin orangtua mengenalkan lingkungan dengan cara-cara lebih santai dan menyenangkan, tergantung berapa usia sang anak. Dila sendiri sudah lama menerapkan gaya hidup ramah lingkungan, bahkan sejak ia masih anak-anak.
Ia mengakui ajaran itu datang dari orangtunya, terutama ibunya yang sangat menyukai tanaman. Selain kebiasaan memilah sampah, ia juga suka membawa alat makan sendiri saat bepergian atau keluar rumah.
"Kalau bawa alat makan sendiri sudah dari 2011 dan sekarang sudah semakin jadi tren. Sejak menikah dan kemudian punya anak, kebiasaan itu tetap dijalankan dan diikuti juga sama suami dan mudah-mudahan sama anakku juga," terang Dila. Gaya hidup ramah lingkungan juga diterapkan Dila dan Rayi dengan mengutamakan membeli produk-produk yang bisa didaur ulang.
Advertisement
Produk Lokal
"Harganya memang sedikit lebih tinggi tapi kalau hanya beda 15 20 persen apa salahnya, tapi itu memang tergantung kemampuan kita. Produk lokal pun sudah mulai banyak yang memakai bahan yang bisa didaur ulang mulai dari minyak goreng sampai kosmetik," ucap ibu satu anak ini.
Salah satu produk yang digunakan Dila adalah produk pembalut wanita yang memakai bahan kain sehingga bisa digunakan berkali-kali. "Aku pakai pembalut itu produk lokal. Bahannya dari kain dan bisa dicuci pake mesin cuci. Mereknya Baby Oz. Setahu ada di supermarket, bulk store atau bisa juga dibeli secara online. Harganya juga cukup terjangkau dan bisa bertahan selama lima tahun," ungkapnya.
Namun yang lebih penting menurut Dila adalah membeli barang yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan."Hidup hemat itu termasuk gaya hidup ramah lingkungan juga. Untuk soal ponsel misalnya, kalau ponsel kita masih bagus kita nggak perlu beli yang baru meski menawarkan fitur atau desain terbaru. Jadi kalau barang yang kita punya masih bagus dan tidak rusak, pergunakan saja sebaiknya, tidak harus beli yang baru," tutupnya.
Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Advertisement