Pemerintah China Larang Artis Kurang Maskulin Tampil di TV

Apa alasan pemerintah China melarang artis kurang maskulin tampil di TV?

oleh Dinny Mutiah diperbarui 03 Sep 2021, 19:52 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2021, 09:30 WIB
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah China melarang pria kemayu tampil di TV. Otoritas setempat juga mewajibkan stasiun penyiaran mereka mempromosikan 'budaya revolusioner', memperluas kampanye untuk mengetatkan kontrol terhadap bisnis dan masyarakat, serta menegakkan moralitas.

Presiden Xi Jinping menyebutnya sebagai peremajaan bangsa, dengan Partai Komunis mengetatkan kontrol terhadap bisnis, pendidikan, budaya, dan agama. Perusahaan dan publik ditekan agar menjalankan aktivitasnya sesuai visi tersebut untuk China yang lebih kuat dan masyarakat yang lebih sehat.

Partai juga telah mengurangi akses anak-anak untuk bermain gim online. Mereka juga sedang mencoba mencegah sikap yang dipandang sebagai perhatian tidak sehat terhadap selebritas.

"Stasiun penyiaran harus tegas mengakhiri (tayangan) pria banci dan 'estetika abnormal' lainnya," kata regulator TV. Mereka juga menggunakan kata sindiran untuk menyebut pria kurang maskulin dengan sebutan niang pao, yang berarti 'senjata perempuan'.

Dilansir dari AP, Jumat (3/9/2021), kebijakan itu merefleksikan keprihatinan bahwa bintang pop China, gagal mendorong para pemuda Tiongkok lainnya untuk cukup maskulin. Para bintang itu kebanyakan dipengaruhi tampilan 'feminin' ala idol dan aktor Korea Selatan dan Jepang.

Selain soal penampilan, lembaga penyiaran juga diminta menghindari promosi selebritas internet yang vulgar. Begitu pula dengan konten yang menggambarkan soal kekayaan selebritas secara berlebihan. Alih-alih, program yang ditayangkan semestinya mempromosikan 'budaya tradisional Tiongkok yang unggul, budaya revolusioner, dan budaya sosialis yang maju'.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kontrol Ketat Internet

FOTO: Kemeriahan Peringatan 100 Tahun Partai Komunis China
Presiden China Xi Jinping terlihat pada layar selama pertunjukan gala menjelang peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China di Beijing, China, 28 Juni 2021. Partai Komunis China akan merayakan HUT ke-100 pada 1 Juli 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)

Pemerintahan Xi juga mengetatkan kontrol terhadap industri internet dalam negerinya. Mereka meluncurkan anti-monopoli, keamananan data, dan aksi penegakan hukum lainnya kepaada sejumlah perusahaan, termasuk gim dan penyedia layanan media sosial Tencent, dan Grup Alibaba.

Pimpinan partai berkuasa mengambil langkah demikian karena khawatir mereka menjadi telalu besar dan mandiri. Kebijakan yang berlaku mulai Rabu 1 September 2021, membatasi mereka yang berusia 18 tahun ke bawah hanya bisa mengakses gim online tiga jam per minggu dan melarang dimainkan di hari sekolah.

Pencipta gim lebih dulu diminta memasukkan judul baru yang harus disetujui pemerintah sebelum mereka bisa merilisnya. Pejabat menyerukan agar mereka menambahkan tema nasionalistik  ke dalamnya.

Kontrol Selebritas

Pertunjukan Akrobat Perjalanan Para Pedagang China
Aksi para aktor dalam pertunjukan akrobat di Wilayah Sheyang di Yancheng, Provinsi Jiangsu, China timur (20/11/2020). Pertunjukan ini menceritakan kembali perjalanan legendaris para pedagang China dari Dinasti Tang (618-907 M) di sepanjang Jalur Sutra. (Xinhua/Yang Lei)

Selain itu, pemerintah juga makin mengetatkan program di televisi. Lembaga penyiaran dilarang menampilkan aktor atau selebritas yang melanggar ketertiban umum atau kehilangan moralitas. Program yang menampilkan anak-anak selebritas juga dilarang tayang.

Pada Sabtu lalu, platform Weibo menonaktifkan ribuan akun klub penggemar dan berita hiburan. Dampaknya, nama Zhao Wei alias Vicky Zhao, aktris populer Tiongkok juga menghilang dari platform streaming tanpa penjelasan. Namanya juga dihilangkan dari film dan program televisi.

Lembaga regulator juga meminta stasiun penyiaran membatasi bayaran untuk para artis dan menghindari kontrak yang memungkinkan mereka tidak membayar pajak. Zheng Shuang, aktris Tiongkok lainnya, menjadi contoh bagi artis lain. Ia didenda 299 juta yuan atau nyaris Rp660 miliar pada minggu lalu karena menghindari pajak.

Kejahatan Vaksin Covid-19 Palsu di China

Infografis Kejahatan Vaksin Covid-19 Palsu di China
Infografis Kejahatan Vaksin Covid-19 Palsu di China (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya