Seberapa Berpengaruh Jaringan Internet dalam Mendorong Nilai Akademis Siswa SMA dan MA?

Variabel penetrasi internet ini dibandingkan dengan prestasi siswa SMA/MA yang merupakan peserta Kompetisi Sains Ruangguru (KSR).

oleh Asnida Riani diperbarui 09 Sep 2021, 18:01 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2021, 18:01 WIB
Ngabuburit Sambil Berburu Beasiswa Kursus Bahasa Inggris Online
Ilustrasi sekolah online. (dok. Lister)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan teknologi pendidikan, Ruangguru, baru merampungkan Kompetisi Sains Ruangguru (KSR) jenjang SMA/MA. Itu merupakan kompetisi sains berskala nasional untuk pengasahan minat, pengukuran potensi, serta percetakan siswa/siswi tangguh dan berprestasi di bidang sains dari seluruh Indonesia.

Dari kejuaraan itu, pihaknya mencatat temuan-temuan menarik. Salah satunya tentang pengaruh jaringan internet dalam mendorong nilai akademis siswa peserta KSR SMA/MA. VP Marketing Ruangguru Ignatius Untung Surapati menyebut bahwa indeks nilai itu dibandingkan dengan data penetrasi internet laporan Badan Pusat Statistik (BPS).

"Tingkat penetrasi internet yang tinggi bukan jaminan, bukan faktor mutlak," katanya dalam Virtual Media Gathering Kompetisi Sains Ruangguru, Rabu, 8 September 2021. "Namun di sisi lain, ditemukan juga tingkat penetrasi internet yang rendah membuat nilai akademis sulit didorong (ke angka lebih baik)."

Dua variabel ini, Untung menambahkan, linear di Kepulauan Riau, Jawa, dan Bali. Anomali positif, yang mana penetrasi internet tergolong rendah, tapi nilai yang diraih tinggi, ada di Provinsi Riau. Sedangkan anomali negatif, yakni penertrasi internet tinggi, tapi nilai yang diraih rendah, tercatat di Kalimantan.

Dalam kompetisi jenjang SMA/MA ini, tercatat ada 20.222 peserta terdaftar. Dari enam mata pelajaran, yaitu Biologi, Matematika, Fisika, Kimia, Ekonomi, dan Geografi, Biologi dan Matematika jadi yang paling populer dengan persentase peserta 32,3 persen dan 22,2 persen.

Provinsi dengan jumlah peserta terbanyak, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Berdasarkan rata-rata skor di setiap mata pelajaran dan secara kumulatif, provinsi-provinsi di Jawa dan Bali masih mendominasi, diikuti provinsi di Sumatra.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Hipotesa Faktor Pendorong Prestasi

[Fimela] sekolah
ilustrasi sekolah | pexels.com/@137666

Temuan lainnya, Untung menjelaskan, peserta dari Yogyakarta memperoleh nilai yang sangat baik di semua bidang. Padahal, rasio guru terhadap jumlah siswa tergolong rendah: 0,044, rasio guru per sekolah relatif sedang: 15,2, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)/kapita rendah: 35.646.

Pihaknya berhipotesa bahwa prestasi ini didukung tingkat penetrasi internet tinggi, yakni 62 persen, perbandingan sekolah swasta dengan negeri 3:2, dan jumlah siswa per kelas rendah 26,16. Kota Pelajar juga mencatat rendahnya jumlah siswa mengulang dan putus sekolah.

Sementara posisi ke-2 ditempati Kepulauan Riau. Prestasi ini diraih di tengah tantangan rasio guru terhadap jumlah siswa terbilang rendah: 0,044, rasio guru per sekolah rendah: 14,2, dan jumlah sekolah swasta lebih sedikit dari sekolah negeri.

"Beberapa faktor yang diduga memengaruhi prestasi ini adalah tingginya tingkat penetrasi internet (65 persen) dan PDRB/kapita (113.395)," ucap Untung.

Pendaftaran KSR SMP/MTs

Ruangguru
Virtual Media Gathering Kompetisi Sains Ruangguru, 8 September 2021. (dok. tangkapan layar Zoom)

Demi terus menggali, serta mengasah minat dan bakat siswa di bidang sains, Ruangguru membuka pendaftaran KSR untuk jenjang SMP/MTs. Pendaftarannya masih akan dibuka hingga 12 September 2021.

Pihaknya menyediakan dua jalur pendaftaran, yaitu pendaftaran publik untuk peserta mandiri dan pendaftaran sekolah undangan pilihan. Seluruh pendaftaran menggunakan formulir yang tersedia pada aplikasi atau laman Ruangguru.com.

Atas keberhasilan murid-muridnya meraih predikat "The Best School" KSR SMA/MA, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Malang H. Mohammad Husnan mengaku sangat bangga. Menurutnya, sekarang adalah waktu menggali potensi masing-masing siswa.

"Kami sendiri kerja sama dengan layanan psikologi. Dari situ kelihatan, anak ini bakatnya di mana. Bahan bakunya dulu. Setelah itu, dilihat bagaimana komitmennya untuk belajar menggali potensi itu," katanya di kesempatan yang sama.

Infografis Protokol Kesehatan Sekolah Tatap Muka

Infografis: Protokol Kesehatan Sekolah Tatap Muka (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Protokol Kesehatan Sekolah Tatap Muka (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya