Dipaksa Ibu Lompat Tali 3.000 Kali per Hari, Anak di China Sampai Nyeri Sendi Serius

Si ibu yang memaksa anaknya lompat tali sampai 3.000 kali sehari itu ingin anaknya tumbuh lebih tinggi.

oleh Komarudin diperbarui 15 Sep 2021, 03:02 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2021, 03:02 WIB
Ilustrasi lompat tali
Ilustrasi seorang perempuan di China sengaja melatih anaknya lompat tali sehari 3.000 kali agar bisa lebih tinggi dan berat badannya turun (dok.unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang ibu yang tinggal di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, gelisah dengan kondisi putrinya yang hanya memiliki tinggi 1,58 meter. Sementara, berat putrinya sudah mencapai 60 kilogram.

Ia berkeyakinan bahwa putrinya masih bisa lebih tinggi lagi. Begitu juga dengan beratnya, ia berharap masih bisa berkurang dengan syarat Yuanyuan harus berolahraga, melansir dari Oddity Central, Senin, 13 September 2021.

Ia percaya anak gadisnya itu bisa tinggi lagi, setidaknya bertambah dua sentimeter lagi. Ia juga sempat mendengar bahwa melompat bisa membantu anak-anak untuk menurunkan berat badannya.

Sang ibu berkata, meski putrinya yang berusia 13 tahun baru saja mendapatkan menstruasi pertama, tapi pertumbuhannya belum sepenuhnya tertutup. Jika ia berolahraga, ia masih bisa tumbuh setidaknya sampai 1,6 meter.

“Selain itu, lebih banyak olahraga juga dapat membantunya menurunkan berat badan. Saya ingin dia lebih tinggi dan lebih kurus, jadi dia terlihat lebih cantik,” kata sang ibu, melansir dari laman hd.stheadline.com.

Dengan keyakinan itu, sang ibu kemudian berinisiatif membuat pola latihan kepada putrinya itu. Ia memutuskan untuk membantunya dengan membuat lompat tali 1.000 kali setiap hari.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Hindari Olahraga Berat

Ilustrasi lompat tali
Ilustrasi lompat tali (dok.unsplash)

Anak berusia itu diharuskan melakukan 1.000 lompatan di pagi hari, 1.000 lompatan lagi di siang hari, dan 1.000 lompatan di malam hari. Setelah tiga bulan, lompatan berlebihan mulai membebani lututnya, bahkan mempengaruhi jalannya sehari-hari.

Di rumah sakit sang ibu baru mengetahui putrinya mengalami nyeri epifisitis tuberositas tibialis. Ketika ia mengetahuinya, ibunya terdiam dan ia merasa menyalahkan diri sendiri atas perilakunya sebelumnya.

Dokter mengatakan bahwa gejala ini bisa serius, jika tidak segera diobati sehingga makin sulit untuk dihilangkan, dan akan mempengaruhi aktivitas normal anak. Dokter menyarankan jika Anda memiliki gejala terkait, Anda harus beristirahat dan menghindari olahraga berat, meredakannya dengan kompres panas, pijat, dan minum obat antiinflamasi jika perlu.

 

Jenis Olahraga Aman untuk Obesitas

ilustrasi sakit persendian
Ilustrasi sakit persendian (dok.pexels)

Olahraga memang sangat penting untuk kesehatan tubuh. Namun, ada beberapa jenis olahraga yang aman untuk mereka yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya sakit persendian.

Dihimpun dari sejumlah sumber, jalan kaki salah satu olahraga termurah dan terbaik yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Selain itu, jalan kaki merupaan jenis olahraga low impact yang paling mudah dan tidak menggunakan alat.

Selain jalan kaki, berenang juga bisa jadi pilihan bagi mereka yang mengalami kelebihan berat badan. Berenang juga merupakan olahraga low impact yang efetif untuk membakar kalori.

Pilihan lain adalah bersepeda. Bersepeda saat ini jadi salah satu olahraga yang banyak digandrungi masyarakat. Tak berbeda dengan jalan kaki dan berenang, berseda juga dapat membakar kalori.

 

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya