Liputan6.com, Jakarta - Daging bebek bertekstur khas yang disajikan bersama sambal hitam kaya rempah telah jadi visual akrab dari sajian nasi bebek khas Madura. Kendati familiar, bukan berarti format penyajiannya harus begitu-begitu saja.
Di tangan pakar kuliner, sekaligus juru masak senior William Wongso, hidangan yang dijajakan di bawah merek BEKS "naik kelas." Di samping memastikan juru masak dituntun para chef ahli, pihaknya juga mendapat bantuan Garuda Indonesia dalam mengemas bisnis yang relevan.
Selain sambal hitam, dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Jumat, 15 Oktober 2021, menu ini juga bisa dipilih disajikan bersama sambal hijau untuk "cita rasa yang lebih nendang." Porsi sambal bisa disesuaikan dengan selera masing-masing pelanggan.
Advertisement
Gerai nasi bebek khas Madura yang sudah membuka beberapa cabang di Jakarta ini menyebut, pihaknya mengaku menyatukan cara konvensional dan sistem digital dalam menjangkau para pelanggan. Ini dilakukan dengan tidak hanya menyediakan layananan dine in, namun juga menerima pemesanan melalui aplikasi ojek online.
Sebagai pemain baru bisnis kuliner, mereka mengaku jalannya begitu terang karena tuntunan William Wongso Kitchen. Kendati lebih dikenal sebagai "diplomat rendang," bukan berarti Willaim hanya lihai mengolah hidangan khas Sumatra Barat tersebut.
Selama bertahun-tahun, William Wongso telah membuktikan keahliannya memasak tidak sedikit kuliner asli Indonesia. Karena itu, BEKS percaya William sudah khatam dalam meramu produk kuliner yang dicintai pelanggan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Promosi Rempah-Rempah
Sebelumnya, Om William sudah lebih dulu digandeng Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, Amerika Serikat (AS) untuk memperkenalkan rempah dan bumbu makanan Indonesia. Dalam webinar akhir Agustus lalu, Wakil Duta Besar RI untuk AS Iwan Freddy Hari Susanto menyebut, Negeri Paman Sam memiliki pangsa pasar yang besar untuk produk rempah-rempah Indonesia.
"Pada periode Januari sampai Juni 2021, nilai ekspor rempah-rempah Indonesia ke AS mengalami kenaikan 1,22 persen, yaitu sebesar 83,25 juta dolar AS (Rp1,2 triliun). Hal ini membuktikan bahwa peluang pasar Amerika Serikat untuk produk rempah-rempah Indonesia masih sangat tinggi," terang Iwan.
Di kesempatan itu, dia mengusulkan konsep cloud-kitchen "Indonesia Makan." Tujuannya agar para pebisnis kuliner Indonesia di AS dapat menghadirkan produk makanan dan bumbu Indonesia di AS tanpa mengeluarkan biaya besar.
Alternatif lain adalah memperkenalkan konsep Indonesia Food outlet di AS sebagai upaya mengindustrialisasi makanan dan bumbu Indonesia. "Kita semua perlu bersinergi untuk mengindustrikan makanan dan bumbu Indonesia di Amerika Serikat," tuturnya.
Advertisement
Bisnis Kuliner Lain
April lalu, William merilis produk makanan kemasan siap saji di bawah merek Pawon Om Wil. Bukan jenis olahan kering, ia memilih makanan basah sebagai menu utama.
"Dengan kehidupan sibuk sehari-hari sekarang ini, kita memerlukan sesuatu untuk mengimbanginya dengan segala yang praktis. Pawon Om Wil berusaha berkontribusi untuk memberikan satu solusi ini," katanya dalam jumpa pers virtual, April lalu.
Di laman e-commerce, mereka menawarkan menu ayam bumbu bali, opor ayam, dan rendang ayam. Meski gurih, alih-alih santan, produk tersebut menggunakan krimer yang mengandung oligosakarida.
"Kenapa tidak gunakan santan, karena kita berusaha netral. Ada kan orang yang memang alergi santan," ucapnya.
William mengungkap cita-citanya untuk menjadikan makanan kemasan siap saji itu sebagai media memperkenalkan cita rasa Indonesia pada warga asing. Selain, produk itu juga bisa jadi obat kangen orang Indonesia yang tinggal di luar negeri.
Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner
Advertisement