Liputan6.com, Jakarta - Jepang akan melanjutkan program subsidi pariwisata domestik "Go To Travel" hingga Februari 2022 setelah ditangguhkan akhir tahun lalu di tengah merebaknya kasus virus corona. Sementara jumlah kasus Covid-19 baru dan serius di Negeri Sakura telah menurun tajam baru-baru ini seiring dengan kemajuan program vaksinasi.
Pemerintah percaya masih perlu mengevaluasi apakah obat oral untuk mencegah kasus serius akan tersedia pada akhir tahun 2021, melansir dari laman Kyodo News, Kamis (11/11/2021). Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pada konferensi pers Rabu, 10 November 20021, bahwa obat-obatan oral akan menjadi "senjata yang ampuh" melawan virus corona.
Advertisement
Baca Juga
Dia juga mengatakan pemerintah akan mengkaji secara drastis kampanye pariwisata agar lebih aman. Pemerintah berencana untuk meminta orang yang memanfaatkan program "Go To Travel" untuk menunjukkan bukti vaksinasi atau hasil tes negatif Covid-19 ketika mereka check in ke akomodasi dan pada kesempatan lain.
Kampanye peningkatan pariwisata, yang mencakup 50 persen dari biaya perjalanan hingga 20.000 yen atau Rp2,5 juta per orang per malam, dimulai pada Juli 2020 untuk mendukung industri. Langkah ini dilakukan di tengah penurunan yang disebabkan pandemi, dengan Tokyo yang dilanda virus ditambahkan ke program di Oktober tahun itu, tetapi ditangguhkan Desember 2020 lalu karena penyebaran infeksi yang cepat.
Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menurunkan batas subsidi per malam menjadi 13.000 yen atau Rp1,6 juta. Karena diskon awal yang relatif besar dikritik karena menguntungkan hotel-hotel mewah.
Jepang juga sedang mempelajari rencana untuk menjalankan kampanye nasional sampai akhir liburan Golden Week pada Mei 2022. Setelah itu beralih ke kampanye pariwisata pemerintah prefektur sendiri yang mempromosikan perjalanan bagi penduduk di prefektur asal mereka.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Status Vaksinasi Wisatawan
Badan Pariwisata Jepang telah menguji coba prosedur untuk mengonfirmasi status vaksinasi wisatawan atau hasil tes Covid-19 sejak Oktober 2021. Itu sebagai persiapan untuk memulai kembali kampanye perjalanan.
Badan tersebut akan merumuskan pedoman operasional pada akhir bulan ini. Namun, partai-partai oposisi telah mengkritik program tersebut sebagai faktor kebangkitan infeksi Covid-19.
Sebanyak 87,81 juta penginapan hotel dibuat di bawah kampanye pada 28 Desember tahun lalu ketika dihentikan. Pemerintah menghabiskan 2,7 triliun yen atau setara Rp 338 triliun untuk skema tersebut.
Advertisement
Manfaat untuk Operator Hotel
Tinjauan yang direncanakan dari program ini bertujuan untuk menyebarkan manfaat lebih luas ke operator hotel dan untuk membuat penggunaannya kurang terkonsentrasi di sekitar akhir pekan dan hari libur. Selain itu, muncul rencana untuk menurunkan tarif diskon fasilitas akomodasi dari 35 persen menjadi 30 persen, dengan harapan masyarakat akan menginap di hotel dan losmen yang tidak semahal itu.
Kampanye yang diubah juga diharapkan dapat mendorong orang untuk bepergian lebih banyak pada hari kerja. Hal ini melalui langkah-langkah seperti membagikan kupon senilai 3.000 yen pada hari kerja untuk makan dan berbelanja di tujuan wisata.
Ada pula membagikan kupon 1.000 yen pada akhir pekan dan hari libur, kata sumber tersebut. Industri pariwisata dan pemerintah daerah yang secara finansial hancur akibat pandemi telah menyerukan agar program "Go To Travel" segera dimulai kembali.
Infografis Jepang Peringatkan Potensi Teror di Asia Tenggara
Advertisement