Selamat, Nglanggeran Masuk Daftar Desa Wisata Terbaik 2021 Versi UNWTO

Nglanggeran masuk menjadi salah satu dari 44 Desa Wisata Terbaik 2021 versi UNWTO dan menjadi satu-satunya wakil Indonesia.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 03 Des 2021, 17:26 WIB
Diterbitkan 03 Des 2021, 17:02 WIB
Aksi Pria di Yogyakarta Berjalan di Atas Tali dengan Ketinggian 740 Meter
Atlet olahraga ekstrem Andi Ardi berjalan di atas tali di ketinggian 740 meter (2.427 kaki) di Gunung Nglanggeran di Yogyakarta (9/9/2019). Ardi melakukan aksi tersebut sebagai bagian dari kampanye pariwisata untuk mempromosikan tempat yang indah. (AFP Photo/Agung Supriyanto)

Liputan6.com, Jakarta - Desa wisata Nglanggeran di Gunungkidul berhasil masuk daftar desa wisata terbaik 2021 versi United Nation World Tourism Organization (UNWTO). Desa wisata itu masuk daftar 44 desa wisata dari 32 negara yang dinilai menonjol dalam sumber daya alam dan budayanya, inovatif dan berkomitmen dalam pengembangan wisata yang selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs).

Dalam rilis resmi UNWTO, dikutip Jumat (3/12/2021), proses penilaian desa wisata itu melibatkan Dewan Penasehat independen yang mendasarkan pada sembilan kriteria. Kesembilan kriteria itu meliputi budaya dan sumber daya alam; promosi dan konservasi sumber daya budaya; keberlanjutan ekonomi; keberlanjutan sosial; keberlanjutan lingkungan; potensi wisata, pengembangan, dan rantai nilai; integrasi; tata kelola dan prioritas pariwisata; infrastruktur dan konektivitas; serta Kesehatan, keselamatan, dan keamanan.

"Seluruh 44 desa (wisata) terpilih mendapat total skor 80 atau lebih dari maksimal skor 100," demikian pernyataan UNWTO.

Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili mengatakan bahwa pariwisata bisa menjadi pendorong kohesi sosial dan inklusi dengan mempromosikan distribusi manfaat yang lebih adil di seluruh teritori sekaligus memberdayakan masyarakat lokal.

"Inisiatif ini mengakui desa-desa yang berkomitmen untuk menjadikan pariwisata sebagai pendorong yang kuat bagi pembangunan dan kesejahteraan mereka," ujarnya.

Inisiatif Desa Wisata Terbaik UNWTO itu ditopang tiga pilar, yakni Desa Wisata Terbaik oleh UNWTO, Program Peningkatan Desa Wisata Terbaik, dan Jejaring Desa Wisata Terbaik. Total 174 desa diajukan oleh 75 negara anggota UNWTO dalam ajang tahun ini. Masing-masing negara diperbolehkan mengusulkan tiga desa wisata.

Dari daftar usulan, 44 dinyatakan sebagai Desa Wisata Terbaik. Sementara, 20 des wisata lainnya masuk dalam program peningkatan kualitas. Total 64 desa wisata akan bergabung menjadi bagian jejaring Desa Wisata Terbaik UNWTO.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Wakil Indonesia

Wisata Virtual Nglanggeran Gunungkidul
Selama wabah virus Corona pariwisata di DIY seperti mati. Namun di sudut Gunungkidul seolah tidak mau tenggelam karena corona dan membuka Wisata Virtual Nglanggeran. (Sugeng Handoko / Yanuar H)

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengumumkan tiga desa wisata yang akan mewakili Indonesia di kancah dunia. Ketiga desa wisata ini akan mengikuti program Best Tourism Villages yang diselenggarakan oleh World Tourism Organization (UNWTO).

Ketiga desa wisata itu adalah Nglanggeran, Wae Rebo, dan Tete Batu. Desa Nglanggeran merupakan rumah bagi Gunung Api Purba. Di sini juga menjadi tempat penghasil cokelat, selain menyediakan homestay kuliner hingga spa.

Desa Wisata Nglanggeran telah tersertifikasi sebagai Desa Wisata Berkelanjutan pada 2020 dari Kemenparekraf. Desa ini juga meraih penghargaan di tingkat internasional, yakni ASEAN Sustainable Tourism Awards 2018, ASEAN Tourism Village terbaik pada 2017 dengan konsep Community Based Tourism. Bahkan, atraksi Gunung Air Purba Nglanggeran mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Geosite Gunung Sewu.

Sementara, Desa Wisata Wae Rebo adalah kampung adat yang berada di Desa Satar Lenda, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Daya tarik utama desa ini adalah tujuh Mbaru Niang, bangunan rumah adat dengan arsitektur khas. Desa ini berhasil meraih penghargaan dari UNESCO untuk Cultural Heritage Conservation pada 2012.

Terakhir, Desa Wisata Tete Batu yang berada di lereng Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Desa yang dihuni suku Sasak ini tetap melestarikan tradisi dan budaya mereka, seperti tarian dan musik tradisional yang disebut Gendang Beleq.

Dari sisi ekonomi, pariwisata terbukti meningkatkan usaha lokal masyarakat desa, mulai dari homestay, kerajinan, camping ground hingga makanan dan minuman tradisional. Community-based Tourism juga diterapkan di desa ini dengan mengintegrasikan alam dan budaya dalam pengembangan pariwisata.

Daftar Pemenang Desa Wisata Terbaik

Bekhovo, Rusia

Bkassine, Lebanon

Bojo, Filipina

Caspalá, Argentina

Castelo Rodrigo, Portugal

Cuetzalan del Progreso, Meksiko

Cumeada, Portugal

Gruyères, Swiss

Batu Puteh , Malaysia

Kaunertal, Austria

Le Morne, Mauritius

Lekunberri, Spanyol

Maní, Meksiko

Misfat Al Abriyeen, Oman

Miyama, Jepang

Mokra Gora, Serbia

Morella, Spanyol

Mustafapaşa, Turki

Nglanggeran, Indonesia

Niseko, Jepang

Nkotsi Village, Rwanda

Old Grand Port, Mauritius

Olergesailie, Kenya

Ollantaytambo, Peru

Pano Lefkara, Sprus

Pica, Chile

Pochampally, India

Puerto Williams, Chile

Radovljica, Slovenia

Rijal Alma'a, Arab Saudi

Testo Alto, Brasil

Saas Fee, Swiss

San Cosme y Damián, Paraguay

San Ginesio, Italia

Sidi Kaouki, Maroko

Solčava, Slovenia

Soufli, GreeceTaraklı, Turki

The Purple Island, Korea Selatan

Ungok Village, Korea Selatan

Valposchiavo, Swiss

Wonchi, Ethiopia

Xidi, China

Yucun, China

4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya