Pesona 6 Desa Wisata Peninggalan Megalitikum di Indonesia

Selain kekayaan alam dan budayanya, situs peninggalan kuno menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah desa wisata. Peninggalan kuno tersebut juga banyak ditemui di beberapa desa wisata di Indonesia.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 28 Jan 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2025, 14:00 WIB
Bena, Eksotisme Kampung Megalitikum di Tanah Flores
Sebagai kampung megalitikum, Bena masuk dalam salah satu destinasi wajib di Flores.... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Desa wisata menjadi salah satu destinasi wisata yang menonjolkan kekayaan alam, budaya, dan tradisi atau kebiasaan masyarakat lokal yang masih alami. Menariknya, ada beberapa desa wisata di Indonesia yang merupakan peninggalan zaman megalitikum.

Selain kekayaan alam dan budayanya, situs peninggalan kuno menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah desa wisata. Peninggalan kuno tersebut juga banyak ditemui di beberapa desa wisata di Indonesia.

Adapun peninggalan zaman megalitikum tersebut berupa batu-batu besar. Mengutip dari kemenpar.go.id, berikut desa wisata peninggalan megalitikum di Indonesia:

1. Desa Bawomataluo di Nias

Desa Bawomataluo berada di Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara. Desa wisata ini menyandang status sebagai desa budaya warisan dunia UNESCO.

Desa Bawomataluo memiliki peninggalan megalitikum ikonis yang disatukan dalam Situs Tetegewo. Tersimpan berbagai batu peninggalan megalitikum, mulai dari yang berbentuk meja persegi, tugu, hingga meja bundar.

Peninggalan megalitikum di Desa Bawomataluo diperkirakan telah ada sejak 5.000 tahun silam. Batu-batu di situs tersebut umumnya digunakan sebagai tempat pesta.

2. Desa Kamal di Jember

Desa Kamal berada di Kecamatan Arjasa, Jember, Jawa Timur. Tedapat beragam jenis batu peninggalan megalitikum yang tersebar di berbagai tempat di desa ini, mulai dari persawahan, rumah warga, hingga halaman kantor desa.

Adapun peninggalan megalitikum tersebut berupa batu kenong, tugu batu, hingga menhir. Dari bebatuan yang ada, batu kenong menjadi jenis peninggalan yang paling unik dari Desa Kamal.

Nama batu kenong merujuk pada bentuknya yang memiliki tonjolan di bagian atas. Sekilas, tonjolan itu menyerupai kenong atau alat musik gamelan.

Saat ini, telah ditemukan 59 batu kenong di Desa Kamal. Setiap batuan tersebut memiliki satu hingga dua tonjolan yang memiliki makna tersendiri. Konon, batu dengan satu tonjolan melambangkan lokasi penguburan, sedangkan batu dengan dua tonjolan digunakan sebagai alas bangunan rumah.

3. Desa Patemon di Situbondo

Desa Patemon di Situbondo teridentifikasi sedikitnya terdapat 26 peti jenazah dari batu atau sarkofagus. Selain itu, ditemukan juga sisa perburuan liar pada zaman megalitikum yang terletak di dekat sarkofagus.

Tim peneliti juga menemukan berbagai bekal kubur berupa manik-manik, fragmen gerabah, serta fragmen alat pertukangan dari zaman megalitikum. Berbagai penemuan inilah yang menjadikan Desa Patemon sebagai salah satu desa wisata peninggalan megalitikum.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

4. Kampung Adat Bena Bajawa di Flores

Kampung Adat Bena Bajawa di Flores merupakan desa wisata peninggalan megalitikum yang menawarkan suasana asri dan eksotis. Dengan tetap mempertahankan konsep tata wilayah khas megalitikum, rumah-rumah di Kampung Adat Bena Bajawa dibangun mengikuti kontur tanah. Hal ini memberikan pemandangan yang tak biasa, yakni tampak berundak ketika dilihat dari kejauhan.

Masyarakat setempat percaya bahwa Kampung Adat Bena sudah ada sejak 1.200 tahun lalu. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya peninggalan megalitikum berupa batu besar berbentuk lonjong bernama Watu Lewa dan batu berbentuk meja bernama Nabe. Kedua batu ini digunakan dalam ritual adat masyarakat Bajawa.

5. Kampung Praiyawang di Sumba

Kampung Praiyawang berada di Desa Rindi, Kecamatan Rindi, Sumba Timur. Saat berkunjung ke sini, wisatawan dapat melihat peninggalan megalitikum berupa kuburan tua megalitikum untuk kalangan bangsawan.

Terdapat pahatan-pahatan pada batu tersebut yang menjadi simbol filosofi dari si pemilik makam. Selain itu, desa wisata ini juga masih sangat kental dengan adat istiadat khas perkampungan Sumba.

6. Kampung Siallagan di Samosir

Kampung Siaallagan atau Huta Siallagan berada di salah satu Destinasi Super Prioritas, Pulau Samosir di Danau Toba. Konon, desa wisata ini sudah ada sejak ratusan tahun silam.

Memiliki luas sekitar 2.400 meter persegi, Kampung Siallagan dikelilingi tembok batu yang membentuk pagar setinggi 1,5-2 meter. Berdasarkan cerita turun-temurun, batu-batu tersebut berfungsi untuk melindungi desa dari binatang liar dan serangan suku lainnya.

Selain pagar batu, ada juga peninggalan megalitikum berupa batu berbentuk kursi dan meja. Dahulu, batu tersebut digunakan sebagai tempat untuk menghukum para pelanggar adat.

Penulis: Resla

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya