Liputan6.com, Jakarta - Kulon Progo atau Kulonprogo adalah sebuah kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang beribu kota di Wates. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul di timur, Samudra Hindia di selatan, Kabupaten Purworejo di barat, serta Kabupaten Magelang di utara.
Nama Kulon Progo berarti sebelah barat Sungai Progo (kata kulon dalam Bahasa Jawa artinya barat). Kali Progo membatasi kabupaten ini di sebelah Timur. Pusat pemerintahan di Kecamatan Wates, yang berada sekitar 25 km sebelah barat daya dari Kota Yogyakarta, di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya - Yogyakarta - Bandung. Wates juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan Jawa.
Bagian barat laut wilayah kabupaten ini berupa pegunungan (Bukit Menoreh), dengan puncaknya puncak Suroloyo (1019 m), di perbatasan dengan Kabupaten Magelang. Sedangkan, bagian selatan kabupaten merupakan dataran rendah yang landai hingga ke pantai. Pantai yang ada di Kabupaten Kulon Progo adalah Pantai Congot, Pantai Glagah Indah (10 km arah barat daya kota Wates atau 35 km dari pusat Kota Yogyakarta), dan Pantai Trisik.
Advertisement
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Kulon Progo. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Kulon Progo yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Baca Juga
1. The Jewel of Java
The Jewel of Java atau Permata Pulau Jawa dinilai pantas disematkan untuk Kabupaten Kulon Progo. Wilayah yang didominasi dengan perbukitan Menoreh menegaskan statusnya sebagai zamrud di pulau Jawa. Branding 'The Jewel of Java' mulai diluncurkan pada April 2011.
Tak tanggung-tanggung acara peluncuran tersebut dilakukan di Jakarta dan saat itu banyak investor sedang berkumpul. Kulon Progo memiliki sejumlah potensi yang luar biasa dalam hal pariwisata, perdagangan dan tentu saja investasi dalam berbagai industri. Dengan branding tersebut diharapkan investor banyak berdatangan baik dari skala nasional maupun internasional.
2. Makam Nyi Ageng Serang
Nyi Ageng Serang (1752-1828) atau dikenal juga sebagai Raden Ayu Serang memiliki nama kecil Raden Ajeng Retno Kursiah Edi. Setelah menikah, namanya menjadi Bendoro Raden Ayu Kustiyah Wulaningsih Retno Edi. Ia adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang ikut berjuang dalam Perang Diponegoro dan pencetus taktik kamuflase untuk menipu musuh.
Di antara keturunannya, salah satunya juga seorang Pahlawan Nasional, yaitu Soewardi Soerjaningrat atau lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara. Ia dilahirkan sekitar 1752 di Desa Serang sekitar 40 km sebelah utara Surakarta dekat Purwodadi, Jawa Tengah. Nyi Ageng Serang meninggal di Yogyakarta pada 1828 dan dimakamkan di Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo.
Warga Kulon Progo mendirikan monumen di tengah kota Wates untuk mengenangnya. Monumen tersebut berupa patung Nyi Ageng Serang yang sedang menaiki kuda dengan gagah berani membawa tombak. Kini, makam ini dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata religi yang banyak dikunjungi para wisatawan. Para wisatawan biasanya datang untuk berziarah saat hari Kemerdekaan RI.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
3. Batik Kulon Progo
Berkunjung ke Kulon Progo rasanya tidak lengkap bila tidak mencicipi Geblek. Jajanan yang berbentuk seperti angka delapan ini terbuat dari tepung tapioka serta bumbu bawang. Selain makanan, bentuk Geblek juga dijadikan sebagai motif batik khas Kulon Progo.
Motif geblek renteng ini bermula ketika Pemerintah Kulon Progo membuat Lomba Desain Motif Batik Khas Kulon Progo Tingkat Nasional yang berlangsung pada 2012. Setelah melewati proses penjurian yang melibatkan beberapa perajin batik, terpilihlah motif Geblek Renteng yang dirancang oleh Ales Candra Wibawa, yang saat itu merupakan siswa SMA Negeri 1 Wates, Kulon Progo, sebagai nominator terbaik motif batik khas Kulon Progo.
Pada 6 Mei 2012, Geblek Renteng dikenalkan, diproduksi dan dipasarkan kepada masyarakat wilayah Kulon Progo. Motif batik yang satu ini biasa dipakai sebagai seragam identitas pelajar dan seragam PNS daerah Kulon Progo. Penamaan motif ini karena motifnya menyerupai angka delapan layaknya Geblek yang berjajar memanjang dan memiliki kemiringan setidaknya 35 derajat.
4. Air Terjun Kedung Pedet
Kulon Progo punya banyak destinasi wisata menarik, salah satunya Air Terjun Kedung Pedet. Kedung dalam bahasa Jawa artinya kolam, sedangkan pedut artinya kabut. Air terjun ini memiliki sebuah kolam alami yang memiliki campuran warna biru dan putih sehingga tampak seperti kabut. Tempat wisata di kawasan Grimulyo ini merupakan salah satu tempat wisata favorit di Kulon Progo.
Anda bisa seru-seruan main air dan berendam di kolam sepuasnya. Area sekitar air terjun merupakan hutan hujan tropis yang tampak sangat menyejukkan. Rute menuju tempat wisata ini tidak sulit.
Advertisement
5. Wisata Kalibiru
Kalibiru merupakan destinasi Wisata Kulon Progo yang terkenal berkat foto-foto yang bertebaran di media sosial. Dengan pemandangan Waduk Sermo dan pegunungan, Kalibiru punya pemandangan yang spektakuler. Tidak hanya bisa berfoto sambil menikmati pemandangan, Anda juga bisa melakukan beragam aktivitas unik seperti sepeda udara, melewati jembatan monyet hingga flying fox.
Tempat wisata ini memiliki tanah bergelombang dan dominan oleh perbukitan dalam area hutan lindung. Wisata alam yang bertemakan Hutan Kemasyarakatan Kalibiru berada di Perbukitan Menoreh Kulon Progo Yogyakarta, pada ketinggian 450 mdpl. Hutan tersebut dikelola masyarakat setempat agar tetap terjaga kelestariannya dan dijadikan objek wisata alam.
6. Kuliner khas Kulon Progo
Kulon Progo punya berbagai kuliner khas selain Geblek. Ada Growol yang terbuat dari ketela yang memiliki rasa agak masam. Pembuatan growol membutuhkan waktu empat hari, yaitu sejak proses merendam ketela yang telah dikupas dan diiris kecil-kecil ke dalam air, kemudian ditiriskan serta dihancurkan, sebelum akhirnya dikukus.
Growol dipercaya bermanfaat untuk mencegah kegemukan serta menyembuhkan penyakit maag dan penyakit gula. Ada pula tempe Benguk yang bahan dasarnya adalah tanaman koro (benguk). Tempe benguk memiliki rasa gurih santan yang khas, sehingga dipopulerkan secara nasional sebagai pendamping tempe kedelai.
Ada juga peyek undur-undur. Bahan utama peyek ini adalah undur-undur laut. Lalu, ada Cenil yang merupakan jajanan tradisional dengan bentuknya yang warna warni, ada parutan kelapa dan kenyal saat dikunyah.
4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Advertisement