Pasangan di Ukraina Buru-Buru Menikah di Tengah Serangan Rusia: Kami Hanya Ingin Terus Bersama

Sebelum invasi Rusia, pasangan Ukraina ini berencana menikah pada awal Mei 2022.

oleh Asnida Riani diperbarui 26 Feb 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2022, 19:00 WIB
memutuskan menikah
Ilustrasi pasangan pengantin/Copyright pexels.com/@dariaobymaha

Liputan6.com, Jakarta - Tidak pernah dibayangkan pasangan asal Ukraina, Yaryna Arieva dan Sviatoslav Fursin, bahwa mereka akan bergegas menikah di tengah suara sirene serangan udara yang memekakkan telinga pada Kamis, 24 Februari 2022. "Itu sangat menakutkan," kata Arieva, yang menikahi pasangannya di biara St Michael di Kyiv, mengutip CNN, Sabtu (26/2/2022).

Ia menyambung, "Ini adalah momen paling bahagia dalam hidup Anda, Anda keluar, dan Anda mendengarnya (sirene serangan udara)." Pasangan itu telah berencana menikah pada 6 Mei 2022 dan merayakannya di sebuah restoran dengan "teras yang sangat, sangat menggemaskan" yang menghadap ke sungai Dnieper, kata Arieva.

"Hanya kami, sungai, dan lampu-lampu indah," kata perempuan berusia 21 tahun itu.

Tapi, semua itu berubah ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina Kamis pagi. Serangan itu dimulai beberapa jam sebelum fajar dengan serangkaian serangan rudal.

Ini dengan cepat menyebar ke seluruh Ukraina tengah dan timur ketika pasukan Rusia menyerang negara itu dari tiga sisi, menjungkirbalikkan kehidupan puluhan juta orang Ukraina. Pasangan yang bertemu pada Oktober 2019 di sebuah protes di pusat kota Kyiv ini memutuskan mempercepat pernikahan mereka karena tidak yakin apa yang akan terjadi di masa depan.

"Situasinya sulit. Kami akan memperjuangkan tanah kami," kata Arieva. "Kami mungkin bisa saja meninggal dunia, dan kami hanya ingin bersama sebelum semua itu."

Setelah menikah, Arieva dan Fursin bersiap pergi ke Pusat Pertahanan Teritorial setempat untuk bergabung dalam upaya membantu membela negara. "Kami harus melindunginya (negara). Kami harus melindungi orang-orang yang kami cintai dan tanah yang kami tinggali," katanya.

Ia berkata, "Saya berharap yang terbaik, tapi saya melakukan apa yang saya bisa untuk melindungi tanah saya." Arieva tidak tahu tugas apa yang akan diberikan pada pasangan itu. "Mungkin mereka hanya akan memberi kami baju besi dan kami akan pergi berperang. Mungkin kami akan membantu dengan sesuatu yang lain. Mereka akan memutuskan," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Harapan Merayakan Pernikahan

FOTO: Aksi Lansia Ukraina Latihan Menggunakan Senjata
Seorang anak muda mengacungkan senjata selama latihan dasar perang untuk warga sipil, oleh Unit Pasukan Khusus Azov, dari Garda Nasional Ukraina, di Mariupol, wilayah Donetsk, Minggu (13/2/2022). Mereka disiapkan untuk bisa bertahan di tengah kekhawatiran akan invasi Rusia (AP Photo/Vadim Ghirda)

Arieva menggambarkan suaminya sebagai "teman terdekatnya di Bumi" dan mengatakan ia berharap mereka akan dapat merayakan pernikahan mereka suatu hari nanti. "Mungkin mereka (Rusia) baru saja keluar dari negara kami dan kami akan memiliki kemampuan untuk merayakannya secara normal," kata Arieva.

"Saya hanya berharap semuanya akan berjalan normal dan kami akan memiliki tanah kami. Kami akan membuat negara kami aman dan bahagia tanpa ada orang Rusia di dalamnya," ia menyambungkan.

Aksi Solidaritas

FOTO: Garis Depan Prajurit Ukraina Hadapi Separatis Dukungan Rusia
Seorang prajurit Ukraina memeriksa senapannya pada posisi di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia dekat Gorlivka, Donetsk, 14 April 2021. (STR/AFP)

Di tengah upaya Ukraina menghadang invasi besar-besaran pasukan Rusia, warga sipil dan anggota diaspora negara itu yang berada di seluruh dunia menyiapkan sejumlah inisiatif. Ini dilakukan untuk mendukung tentara dan satu sama lain di saat yang genting, Al Jazeera melaporkan.

Dengan sekitar 200 ribu tentara Rusia dan ribuan kendaraan tempur mengelilingi negara itu, warga sipil mengambil alih untuk memasok peralatan pertahanan, uang, dan dukungan medis pada sesama penduduk Ukraina. Selama dua hari terakhir, sumbangan telah membanjiri organisasi, seperti Come Back Alive, nirlaba yang berbasis di Kyiv.

Organisasi tersebut memasok pencitraan termal, perangkat penglihatan malam, sistem pengawasan bergerak, kendaraan udara tidak berawak, peralatan pembersihan ranjau, dan peralatan presisi tinggi lain pada personel militer Ukraina. Menurut halaman Facebook grup tersebut, mereka telah mengumpulkan 687,5 ribu dolar Amerika Serikat (sekitar Rp9,8 miliar) dalam satu hari.

Donor Darah

Ilustrasi donor darah
Ilustrasi donor darah. (Photo by Nguyễn Hiệp on Unsplash)

Bank Nasional Ukraina juga membuat rekening khusus pada Kamis, 24 Februari 2022 yang memungkinkan orang dapat menyumbangkan uang untuk mendukung tentara Ukraina. Akun multi-mata uang dan rinciannya telah beredar luas di antara komunitas diaspora Ukraina.

Di kota-kota di seluruh Ukraina, warga sipil juga secara sukarela mendonorkan darah karena jumlah tentara yang terluka meningkat. Maksym Khodushko, seorang manajer pemasaran dari Kramatorsk, di wilayah timur Donetsk, jadi salah satu yang mendonorkan darahnya.

"Banyak sekali orang yang mau donor darah hari ini (25 Februari 2022), sehingga mereka menunggu giliran di luar rumah sakit," katanya. "Mendonorkan darah selalu penting, bahkan lebih penting sekarang ketika Rusia menyerang."

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya