Bocah Ukraina yang Menyanyikan Let It Go di Tempat Perlindungan Bom Tampil di Hadapan Ribuan Orang

Bocah Ukraina yang menyanyikan Let It Go di tempat perlindungan bom itu kini tengah mengungsi di Polandia.

oleh Asnida Riani diperbarui 22 Mar 2022, 14:40 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2022, 14:03 WIB
Ukraina
Amellia Anisovych, bocah Ukraina yang viral karena menyanyikan Let It Go di tempat perlindungan Bom. (dok. tangkapan layar video Twitter @Ankita20200)

Liputan6.com, Jakarta - Bocah Ukraina berusia tujuh tahun yang viral karena menyanyikan Let It Go di tempat perlindungan bom Kiev tampil di hadapan penonton sebenarnya. Akhir pekan kemarin, Amellia Anisovych menunjukkan kebolehan bernyanyinya itu di stadion sepak bola yang penuh sesak di, Polandia, rumah sementaranya.

Melansir New York Post, Selasa (22/3/2022), Anisovych mengenakan gaun bordir tradisional Ukraina saat menyanyikan lagu negaranya secara langsung. Itu dilakukannya di konser amal "Bersama untuk Ukraina" yang disiarkan televisi di stadion Atlas Arena, Lodz.

Alih-alih bernyanyi untuk mengangkat semangat teman-teman sekelasnya yang ketakutan, ia tampil di hadapan ribuan penonton. Meski penontonnya banyak, Anisovych bernyanyi dengan suara jernih.

Itu terdengar sama merdunya dengan rekaman video ponsel ketika ia menyanyikan lagu khas Idina Menzel dari Frozen di tempat perlindungan bom. Pertunjukan itu pun memikat orang di seluruh dunia, dan jadi sensasi online.

Salah satunya menulis, "Kami melihat kalian. Kami benar-benar melihat kalian."

Anisovych melarikan diri ke Polandia dan sekarang tinggal bersama nenek dan saudara laki-lakinya. Namun, orangtuanya diyakini masih berada di Kiev. Polandia telah menampung lebih dari dua juta dari hampir 3,5 juta pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina sejak Rusia menginvasi, menurut data PBB.

Konser hari Minggu lalu mengumpulkan lebih dari 380 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar (Rp5,4 miliar) dari pemirsa. Sementara penyelenggaranya, TVN Media, memberi 800 ribu dolar AS atau sekitar Rp11,5 miliar lagi.

Masih tentang krisis pengungsi akibat invasi Rusia, dua mahasiswa Harvard University membuat situs web untuk membantu mereka menemukan rumah sementara. Laman itu menghubungkan ribuan pengungsi dengan tuan rumah di seluruh dunia yang menawarkan tempat berlindung, menurut laporan CNN.

Idenya lahir ketika Avi Schiffmann menghadiri demonstrasi pro-Ukraina saat mengunjungi San Diego, beberapa waktu lalu. Kala itu, ia bertemu langsung dengan ratusan warga Amerika-Ukraina yang berbagi cerita menyedihkan dan meminta bantuan.

"Saya ingat pernah berpikir, 'Saya tahu cara mendesain situs web dengan platform besar,' jadi bagaimana mungkin saya tidak melakukan apapun untuk membantu?" kata pria 19 tahun tersebut. "Mereka (pengungsi Ukraina) membutuhkan bantuan, segera dan dalam skala yang sangat besar. Saya harus menemukan cara untuk mewujudkannya sesegera mungkin."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pengungsi Ukraina

Tiga minggu perang lahirkan 3 juta pengungsi
Pengungsi berusaha menemukan pakaian yang bisa digunakan setelah melintasi perbatasan Ukraina-Polandia di perbatasan Medyka, pada 17 Maret 2022. Lebih dari tiga juta warga Ukraina telah melarikan diri melintasi perbatasan, kebanyakan wanita dan anak-anak, menurut PBB. (Wojtek RADWANSKI/AFP)

Hingga pekan lalu, tercatat lebih dari tiga juta orang telah meninggalkan Ukraina akibat invasi Rusia, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi. Ribuan lainnya menuju ke perbatasan setiap hari. Sementara itu, jutaan warga Ukraina tetap berada di negara di mana konflik aktif telah memutus akses ke pasokan dasar dan obat-obatan.

Schiffmann, yang tinggal di Seattle saat mengambil cuti kuliah satu semester, menghubungi temannya Marco Burstein untuk membagikan idenya. Meski Burstein berada di Massachusetts dan terjerat di tengah semester yang sibuk, mahasiswa ilmu komputer berusia 18 tahun itu menyetujui gagasan tersebut.

Selama tiga hari, keduanya menghabiskan waktu untuk merancang, mengedit, dan menyempurnakan situs web yang didedikasikan untuk membantu para pengungsi. Hingga akhirnya Ukraina Take Shelter diluncurkan pada 3 Maret 2022.

Pendaftaran Pengungsi

Kamp Pengungsi Warga yang Melarikan Diri dari Ukraina ke Rumania
Pelajar dari India yang belajar di Ukraina yang melarikan diri dari konflik berfoto selfie di sebuah kamp pengungsi di Voluntari, Rumania, 1 Maret 2022. PBB menyampaikan informasi bahwa jumlah pengungsi dari Ukraina akibat invasi Rusia telah melebihi setengah juta orang. (AP Photo/Andreea Alexandru)

Dalam seminggu, lebih dari empat ribu orang telah membuat daftar yang menawarkan perlindungan bagi para pengungsi Ukraina. "Bagi saya, saya sering berada di belakang komputer, yang mana ini merupakan keahlian saya, tapi kadang-kadang merasa sangat terputus," kata Schiffmann.

Ia berkata, "Melihat begitu banyak orang dari negara-negara di setiap sudut dunia melakukan sesuatu untuk membantu para pengungsi ini, yang membutuhkan dan berhak mendapatkan keselamatan, sungguh menginspirasi."

Sampai saat ini, ada lebih dari satu juta pengguna di Ukraina Take Shelter dan lebih dari 25 ribu listing rumah sementara. Tuan rumah jangka pendek dan jangka panjang di seluruh dunia telah menawarkan segala yang mereka bisa, dari sofa ruang tamu dan kamar tidur cadangan, hingga seluruh rumah dan apartemen.

Cara Kerja Situs Web

Tiga minggu perang lahirkan 3 juta pengungsi
Pengungsi terlihat saat mereka menunggu transportasi lebih lanjut di stasiun kereta api di Przemysl, Polandia pada 17 Maret 2022. Lebih dari tiga juta warga Ukraina telah melarikan diri melintasi perbatasan, kebanyakan perempuan dan anak-anak, menurut PBB. (Wojtek RADWANSKI/AFP)

Desain situs webnya sederhana. Pengungsi memasuki kota terdekat dan mereka berharap untuk melarikan diri. Kemudian, mereka dapat melihat daftar rumah sementara yang tersedia, masing-masing dengan deskripsi akomodasi.

Terakhir, pengungsi dapat mengklik tombol telepon atau email untuk mendapatkan informasi kontak pribadi dari pengelola akomodasi tersebut. Situs ini telah diterjemahkan ke dalam lusinan bahasa, termasuk Ukraina, Jerman, dan Polandia.

"Ini mengembalikan kekuasaan ke tangan para pengungsi dengan memungkinkan mereka mengambil inisiatif, langsung membuka situs web, memasuki kota, dan segera menemukan daftar," kata Schiffmann.

Infografis Syarat Putin Stop Serang Ukraina

Infografis Syarat Putin Stop Serang Ukraina
Infografis Syarat Putin Stop Serang Ukraina (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya