Pemberian Nama Machu Picchu Diyakini Keliru, Benarkah Akan Diubah?

Nama asli Machu PIcchu adalah nama yang diberikan untuk sebuah gunung di bagian utara situs wisata tersebut.

oleh Henry diperbarui 31 Mar 2022, 05:07 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2022, 04:03 WIB
Machu Picchu
Machu Picchu. (Wikimedia.Creative Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kabar mengejutkan datang dari Peru. Nama kawasan wisata Machu Picchu yang telah digunakan lebih dari seabad atau 100 tahun ini ternyata salah.

Studi terbaru mengungkap nama asli dari Machu Picchu yang merupakan salah satu situs bersejarah populer di Peru. Dilansir news.com.au, 30 Maret 2022, hal itu terungkap dalam sebuah studi yang diterbitkan baru-baru ini.

Penelitian terbaru ini mengungkap bahwa nama asli Machu Picchu adalah Huayna Picchu atau Picchu. Namun faktanya, saat ini Huayna Picchu adalah nama yang diberikan untuk sebuah gunung di bagian utara Machu Picchu.

Penelitian tersebut menegaskan kalau situs itu dikenal oleh penduduk Inca sebagai Picchu, atau Huayna Picchu. Sejarawan Kementerian Kebudayaan Peru, Donato Amado Gonzales, dan arkeolog Brian Bauer dari University of Illinois di AS, juga telah meneliti sejumlah dokumen lama seperti peta abad ke-19, makalah resmi abad ke-17, hingga catatan lapangan penjelajah Amerika Hiram Bingham.

Bingam sendiri merupakan seorang akademisi, dan politisi terkenal yang menemukan benteng peninggalan Suku Inca tersebut pada tahun 1911 silam.  "Kami mulai dengan ketidakpastian nama reruntuhan ketika Bingham pertama kali mengunjungi mereka dan kemudian meninjau beberapa peta dan atlas yang dicetak sebelum kunjungan Bingham ke reruntuhan," terang Dr Bauer, seperti dikutip dari Guardian.

"Ada data signifikan yang menunjukkan bahwa kota Inca sebenarnya disebut Picchu atau lebih mungkin, Huayna Picchu," tambahnya. Menurut Bauer, ia meyakini Huayna Picchu adalah nama asli dari Machu Picchu, karena para peneliti sebelumnya telah menemukan sebuah peta tahun 1904 yang diterbitkan tujuh tahun sebelum Bingham tiba di Peru, yang mengidentifikasi reruntuhan kota Inca sebagai Huayna Picchu.

Penulis penelitian itu menambahkan, Bingham mengetahui reruntuhan yang disebut Huayna Picchu sebelum dia meninggalkan Cusco untuk mencari situs tersebut pada tahun 1911. Selain itu, salah satu bukti otentik dari nama Kota Inca bisa diamati dalam catatan yang ditulis oleh penakluk Spanyol dari akhir abad ke-16.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perubahan Nama

FOTO: Kembali Dibuka, Situs Arkeologi Machu Picchu Bermandikan Cahaya
Pemandangan situs arkeologi Machu Picchu di Cusco, Peru, 1 November 2020. Machu Picchu kembali dibuka di tengah pandemi virus corona COVID-19 yang mempengaruhi sektor pariwisata dengan parah. (ERNESTO BENAVIDES/AFP)

"Kami mengakhiri dengan kisah akhir abad ke-16 yang menakjubkan, ketika penduduk asli di wilayah tersebut mempertimbangkan untuk kembali menempati kembali situs tersebut, yang mereka sebut Huayna Picchu," ujar Bauer.  Saat ini, Machu Picchu menjadi salah satu destinasi populer yang wajib dikunjungi wisatawan saat plesiran ke Peru.

Reruntuhan Suku Inca ini telah menyedot ribuan, bahkan ratusan ribu kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Meski begitu, para peneliti belum menjelaskan apakah temuan nama baru Machu Picchu itu akan memicu perubahan nama resmi untuk situs tersebut. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa sebetulnya hal itu tidak perlu.

"Semua nama diciptakan dan dapat diubah dan itu tidak membuat banyak perbedaan," ujar Natalia Sobrevilla, profesor sejarah Amerika Latin di University of Kent. "Machu Picchu adalah nama yang sudah sangat melekat terkait dengan identitas Peru. Apakah kita harus mengubahnya?" lanjutnya.

Penelitian Lain

Wisata Peru
Machu Picchu di Peru. (dok. Pexels/Trace Hudson)

Di tahun lalu ada hasil penelitian lain yang tak kalah menarik. Machu Picchu diperkirakan berusia lebih tua dari perkiraan semula. Studi terbaru menemukan salah satu keajaiban dunia itu sudah ditempati sejak 1420--1530 setelah Masehi, beberapa dekade lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Tim peneliti yang dipimpin profesor antropologi dari Yale University, Richard Burger, menggunakan penanggalan radiokarbon untuk mengungkap jejak awal Kerajaan Pachacuti, pendiri Machu Picchu. Berdasarkan rilis yang dipublikasikan Selasa, 3 Agustus 2021, kerajaan itu berkuasa lebih awal dari yang dipikirkan.

Kerajaan Inca

[Bintang] Machu Picchu, Kemegahan Peradaban Negeri di Atas Awan
Machu Picchu, Peru. | via: youtube.com

Ini menandakan Pachacuti menaklukkan tempat itu lebih awal. Informasi tersebut membantu menjelaskan bagaimana Kerajaan Inca menjadi yang terbesar dan terkuat di masa pra-Columbia Amerika.

Berdasarkan dokumen sejarah, Machu Picchu diperkirakan dibangun setelah 1440, atau bahkan pada 1450. Namun hasil penelitian Burger dan tim yang menggunakan accelerator mass spectometry (AMS), alat penera usia, menemukan gambaran yang lebih akurat.

4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya