Liputan6.com, Jakarta - Pemanasan global dapat menyebabkan berbagai perubahan seperti kesehatan global, cuaca ekstrem, kualitas pangan, dan masih banyak lagi. Pemanasan global atau global warming saat ini menjadi masalah yang dihadapi bumi.
Pemanasan global menyebabkan serangkaian perubahan bagi lingkungan. Melansir kanal Hot Liputan6.com, penyebab terjadinya pemanasan global salah satunya adalah berbagai aktivitas manusia.
Para ilmuwan sepakat bahwa sejumlah aktivitas manusia berkontribusi terhadap pemanasan global dengan menambahkan gas rumah kaca dalam jumlah yang berlebihan ke atmosfer. Gas rumah kaca seperti karbon dioksida menumpuk di atmosfer dan memerangkap panas yang biasanya akan keluar ke atmosfer.
Advertisement
Oleh karena itu, untuk memperpanjang umur bumi kita harus mengetahui cara mencegah pemanasan global ini. Dilamsir dari berbagai sumber, berikut beberapa penyebab terjadinya global warming.
Baca Juga
1. Efek Rumah Kaca
Penyebab pemanasan global secara umum adalah meningkatnya produksi gas rumah kaca. Semakin banyak gas rumah kaca, maka semakin banyak konsentrasi ozon (O3) yang bereaksi dengan gas rumah kaca tersebut.
Dampaknya konsentrasi O3 di stratosfer berkurang. Lubang ozon sebenarnya adalah istilah untuk menyatakan penurunan konsentrasi O3 di stratosfer. Adanya lubang O3 mengakibatkan radiasi ultraviolet dari matahari semakin besar intensitasnya memasuki bumi. Akibatnya adalah suhu bumi menjadi naik.
2. Penggunaan Bahan Bakar Bensin
Pemakaian bahan bakar bensin secara cuma-cuma juga bisa menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Bahan bakar bensin yang digunakan pada mobil dan motor misalnya. Saat bensin digunakan sebagai bahan bakar, maka akan menimbulkan gas karbondioksida.
3. Sampah Plastik
Penyebab terjadinya pemanasan global selanjutnya berasal dari hasil kegiatan manusia, yaitu tumpukan sampah plastik yang tak terkendali. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Menurut penelitian, plastik mengeluarkan gas metana dan etilena ketika terkena sinar matahari dan berakibat merusak. Gas metana alami atau buatan dikatakan sebagai penyebab utama perubahan iklim.
4. Penggunaan Listrik yang Boros
Boros listrik pun bisa menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Ada penguapan pada listrik yang terlalu sering digunakan. Upaya yang bisa dilakukan adalah lebih efisien menggunakan.
5. Polusi Metana
Gas metana adalah salah satu gas yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Gas ini menempati urutan kedua dalam perusakan lingkungan. Gas metana berasal dari bahan-bahan organik, terutama terkait hasil pemecahan bakteri pada pertanian, perkebunan, dan peternakan.
Sisa makanan manusia yang terbuang dan menjadi sampah pun akan menghasilkan metana. Indonesia termasuk negara nomor dua terbesar di dunia penghasil sampah makanan.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
6. Gas Karbon Monoksida
Gas karbon monoksida bisa menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Gas ini amat berkaitan erat dengan aktivitas manusia. Terutama berkaitan dengan penggunaan kendarakan bermotor. Gas karbon monoksida inilah yang akan dikeluarkan oleh kendaraan bermotor dan sebabkan polusi.
7. Perilaku Konsumtif
Sifat yang berlebihan dalam mengonsumsi suatu barang ternyata juga berdampak buruk terhadap lingkungan. Dilansir dari reusethisbag, produk-produk yang digunakan manusia berkontribusi 60 persen penghasil gas rumah kaca.
Hal itu dikarenakan penggunaan energi untuk memproduksi produk tersebut dan menjaganya untuk tetap bisa digunakan membutuhkan jumlah energi yang sangat banyak.
8. Gas Industri
Gas dari industri pun termasuk penyebab terjadinya pemanasan global. Gas dari industri akan menyebabkan pencemaran udara, terutama karena asap pabriknya yang berlebihan dan tak ditampung dengan benar.
9. CFC Tidak Terkontrol
CFC merupakan Cloro Four Carbon. CFC ini termasuk penyebab terjadinya pemanasan global yang sulit dihindarkan. CFC merupakan bahan kimia yang digabungkan menjadi alat rumah tangga. Peralatan ini memang bermanfaat untuk menunjang kehidupan, tetapi jika berlebihan juga tak direkomendasikan. CFC biasanya terdapat pada kulkas dan AC.
10. Hutan Menyempit
Hutan yang semakin sempit pun termasuk penyebab terjadinya pemanasan global. Maka ketika telah terjadi kebakaran hutan secara besar-besaran, patut diselidiki pelaku utamanya.
Lahan hutan sangat berperan penting untuk makhluk hidup, hutan merupakan paru-paru dunia yang seharusnya dijaga. Hutan yang menyempit akan membuat cuaca semakin memburuk. Tanpa hutan, tak ada yang membantu mengubah karbondioksida menjadi oksigen.
Advertisement
Cara Mengatasi Pemanasan Global
Setelah mengenal penyebabnya, lalu apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah pemanasan global? Melansir laman Merdeka.com, salah satunya ternyata adalah mengurangi penggunaan email. Anda pernah mendengar soal jejak karbon alias carbon footprint?
Jejak karbon bisa dikatakan sebagai gas rumah kaca yang dihasilkan oleh seorang individu, benda, peristiwa, sampai sebuah organisasi dari sisa kegiatan mereka. Dan salah satu dari aktivitas itu adalah berkirim email.
Dikutip dari Daily Mail, dari hasil penelitian 'Carbon Footprint of Spam' yang dirilis oleh McAfee, terungkap bila mengirimkan satu buah email sama dengan menambahkan 4 gram karbondioksida ke atmosfer Bumi. Lebih lanjut, mengirim 65 email disebut sama dengan gas buangan mobil yang berjalan sejauh 1 kilometer.
Bayangkan berapa banyak karbondioksida yang setiap hari dibuang ke angkasa oleh manusia mengingat McAfee menyatakan bila rata-rata 1 orang per hari menerima 125 email. Kalau ditotal, dalam satu tahun emisi karbondioksida yang dihasilkan dari berkirim email dari seluruh netizen di dunia sama dengan gas buang 3,1 juta mobil yang menghabiskan 7,5 miliar liter bensin!
Cara lainnya untuk mengatasi pemanasan global adalah:
1. Menerapkan Reduce, Reuse, Recycle
Reduce, Reuse, Recycle adalah langkah sederhana mengurangi pemanasan global. Reduce adalah kegiatan menggunakan produk kemasan, terutama plastik seminimal mungkin. Langkah ini juga akan membantu mengurangi pemborosan.
2. Kurangi penggunaan AC
Senyawa organik Hydrofluorocarbon (HFC) adalah pendingin utama yang digunakan dalam unit pendingin udara. HFC adalah gas rumah kaca yang jauh lebih kuat daripada karbon dioksida. Selain itu, unit pendingin udara menggunakan listrik yang bergantung terutama pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan tenaga.
3. Mengganti bola lampu
Ganti bola lampu biasa dengan lampu LED. Lampu jenis LED bahkan lebih baik daripada lampu fluorescent kompak (CFL). Mengganti hanya satu bola lampu pijar 60 watt dengan LED yang digunakan 4 jam sehari dapat menghasilkan penghematan lebih besar per tahun. LED juga akan bertahan lebih lama dari lampu pijar.
4. Beli Barang Hemat Energi
Peralatan rumah sekarang hadir dalam berbagai model hemat energi. Beberapa produk elektronik seperti AC, dan mesin cuci banyak tersedia dalam bentuk hemat energi.
5. Kurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi
Mengurangi berkendara dengan kendaraan pribadi berarti lebih sedikit emisi. Selain menghemat bensin, berjalan kaki dan bersepeda adalah bentuk olahraga yang menyehatkan. Anda juga bisa memanfaatkan angkutan umum atau menggunakan kendaraan bersama-sama.
6. Jadi pembeli bijak
Berbelanja lebih cerdas dengan pembelian yang bijaksana untuk meminimalkan pemborosan. Gunakan produk-produk ramah lingkungan dari produsen yang juga mendukung keberlanjutan pelestarian lingkungan.
7. Kurangi penggunaan pemanas air
Cara mencegah pemanasan global yang paling sederhana adalah menghemat listrik. Atur pemanas air pada 120 derajat untuk menghemat energi. Beli pancuran rendah untuk menghemat air panas dan sekitar 350 pon karbon dioksida per tahun.
8. Matikan lampu saat tidak dibutuhkan
Mematikan lampu saat meninggalkan ruangan bisa menghemat listrik dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Gunakan lampu hanya saat diperlukan dan matikan pada siang hari. Matikan juga barang elektronik lainnya seperti televisi, kipas, stereo, dan komputer saat Anda tidak menggunakannya.
9. Menanam pohon
Anda bisa menanam pohon di halaman rumah atau menaruh tanaman-tanaman kecil di teras. Selama fotosintesis, pohon dan tanaman lain menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen.
Tanaman adalah bagian integral dari siklus pertukaran atmosfer alami. Beberapa tanaman juga bisa melawan peningkatan karbon dioksida yang disebabkan oleh lalu lintas mobil, manufaktur, dan aktivitas manusia lainnya.
Advertisement