Nutrisi dan Rasa Jadi Alasan Utama Orang Indonesia Semakin Menyukai Makanan Berbasis Nabati

Makanan plant-based atau berbasis nabati makin disukai karena rasa penasaran, meski menganggapnya hanya sebagai makanan pendamping.

oleh Henry diperbarui 29 Jun 2022, 21:24 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2022, 21:04 WIB
Nutrisi dan Rasa Jadi Pertimbangan Utama Orang Indonesia Semakin Menyukai Makanan Berbasis Nabati
Nutrisi dan Rasa Jadi Pertimbangan Utama Orang Indonesia Semakin Menyukai Makanan Berbasis Nabati.  (Liputan6.com/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini makanan berbasis nabati atau tumbuhan (plant-based) mulai banyak digemari. Tak hanya mereka yang menjalani diet maupun para vegan, kini masyarakat Indonesia punya perhatian lebih terhadap kesehatan dan dampak lingkungan

Hal itu mendorong konsumen untuk mencari alternatif pengganti daging dengan makanan yang berbasis nabati. Saat ini, pasar daging alternatif dunia diperkirakan mencapai 9,5 miliar dolar AS pada tahun 2023 dengan Asia yang menjadi daerah terbesar kedua di dunia untuk alternatif daging berbasis nabati.

Di Indonesia, masyarakat mulai melirik makanan tersebut didukung oleh pertumbuhan bisnis F&B (food and beverage) di Indonesia yang fokus pada makanan plant-based sebagai bukti adanya pasar untuk bisnis ini.

Penelitian Kerry baru-baru ini menunjukkan bahwa kesehatan dan kebugaran mendorong konsumen di Indonesia untuk mencari alternatif daging nabati, tapi, tidak dengan pengalaman rasanya. Konsumen mengatakan bahwa produk plant-based yang ada di pasaran tidak memiliki daya tarik dari segi rasa.

Protein hewani masih kerap dianggap sebagai sumber protein yang lebih baik dibandingkan dengan alternatif daging. Namun kini lebih banyak konsumen di Indonesia yang terbuka untuk mencoba produk plant-based karena rasa penasaran meski menganggapnya hanya sebagai makanan pendamping yang dikonsumsi sesekali, atau dimakan sebagai bagian dari diet yang dijalani.

Menurut penelitian, 67 persen konsumen di Indonesia menyatakan minatnya pada produk plant-based, dengan 50 persen bersedia mengonsumsinya secara teratur. Namun, 60 persen konsumen mengharapkan produk plant-based dapat ditawarkan dengan harga yang bersaing dengan produk daging.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bagian Rutin dari Diet

ilustrasi plant-based meat
Ilustrasi plant-based meat | unsplash.com/@likemeat

"Rasa menjadi alasan nomor satu dalam keputusan pembelian. Konsumen menginginkan produk plant-based yang sesuai dengan rasa dan tekstur daging namun dengan nutrisi yang lebih baik, diproduksi secara berkelanjutan, dan terjangkau," ucap Jie Ying Lee, Senior Strategic Manager Plant-based, Kerry APMEA dalam jumpa pers di Almond Zucchini Cooking Studio, Jakarta Selatan, Rabu, 29 Juni 2022.

Meski demikian, banyak produk plant-based yang ada saat ini justru tidak memenuhi harapan mereka, terutama dalam hal rasa. "70 persen konsumen di Asia Pasifik mengatakan bahwa rasa dan tekstur produk plant-based tidak sesuai dengan daging asli. Kabar baiknya adalah, mereka berkenan menjadikan produk plant-based sebagai bagian rutin dari diet jika memang produknya enak," lanjut Jie.

Tak hanya para vegan dan vegetarian, ada juga kelompok flexitarian yang menggemari makanan berbasis nabati meski mereka sesekali masih mengonsumsi makanan berbasis hewani. Flexitarian bahkan merupakan kelompok konsumen utama yang mendorong pertumbuhan kategori makanan plant-based di seluruh dunia.

Mereka secara aktif mencoba untuk mengurangi konsumsi daging dan susu. Tetapi, karena masih mengonsumsi daging dan produk olahan susu, ekspektasi rasa nabati konsumen menjadi terdorong oleh pengalaman ini.

Nutrisi Berkelanjutan

Nutrisi dan Rasa Jadi Pertimbangan Utama Orang Indonesia Semakin Menyukai Makanan Berbasis Nabati
Nutrisi dan Rasa Jadi Pertimbangan Utama Orang Indonesia Semakin Menyukai Makanan Berbasis Nabati. (Liputan6.com/Henry)

Memastikan pengalaman rasa yang luar biasa sangat kompleks dan dalam makanan plant-based tentu lebih menantang karena standar yang ditetapkan tinggi dengan adanya daging dan produk olahan susu sebagai tolak ukurnya.

"Ada banyak tantangan yang terkait dengan menciptakan produk makanan plant-based, terutama seputar rasa gurih, serta menciptakan cita rasa yang lebih enak," terang Jie.

Kerry bermitra dengan industri untuk menciptakan dunia nutrisi berkelanjutan, yang dipimpinoleh keahlian perusahaan dalam hal rasa. 'RadicleTM by Kerry' mengambil pendekatan di empat pilar. Keempat pilar itu adalah:

1. Rasa, dengan sistem rasa yang dikembangkan untuk protein nabati agar tercipta rasa gurih dan lezat;

2. Fungsionalitas, berfokus pada tekstur, kinerja, dan kesegaran untuk pengalaman makan terbaik;

3. Keberlanjutan, dengan bahan utama nabati yang mengandung manfaat fungsional dan sensorik;

4. Nutrisi, untuk memperkaya produk plant-based maka dioptimalkan pula kandungan nutrisinya.

Mengenai potensi kategori plant-based di pasar Indonesia, Senior Marketing Manager Kerry Indonesia Rizki Adriyan mengatakan, rasa yang enak dengan nutrisi yang ditingkatkan akan menjadi kunci sukses dalam produk plant-based.

Flexitarian

5 Tips Memperbaiki Pola Makan Sehat usai Lebaran, Bantu Cegah Obesitas
Hidup lebih sehat pasca makan besar saat Lebaran. Simak tips dari ahli gizi berikut ini! (pexels/nur agustra).

"Dengan meningkatnya minat konsumen terhadap alternatif daging, Indonesia menghadirkan peluang dinamis bagi perusahaan maupun merek untuk memanfaatkan permintaan yang meningkat ini dengan menciptakan makanan plant-based yang inovatif, bergizi, dan enak yang bisa menjadi pilihan konsumen, bukan hanya sekedar alternatif," tutur Rizki.

Ia menambahkan, kelompok flexitarian adalah pasar yang paling potensial terutama karena jumlahnya jauh lebih banyak dari para vegan maupun vegetarian. "Flexitarian biasanya menjalankan pola makan gizi seimbang, termasuk menyeimbangkan antara hewani dan nabati. Kalau vegan dan vegetarian jumlahnya memang belum terlalu banyak di Indonesia," ujar Rizki.

Sebagai bagian dari komitmen Kerry terhadap perkembangan perusahaan dalam menghadirkan teknologi yang lebih inovatif, Kerry menambah investasi barunya di Indonesia dengan membangun pabrik perasa makanan yang otentik di Karawang yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan keandalan dan kecepatan.

"Kerry berkomitmen untuk mengikuti selera lokal yang tidak hanya terbatas di Indonesia, tetapi juga di seluruh Asia Tenggara. Dengan membangun pabrik perasa makanan berbasis nabati ini, kami juga berusaha mengembangkan pasar sampai ke laur negeri," terang Josh Strong, Marketing Director Kerry Asia Tenggara, dalam kesempatan yang sama.

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan
Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya