Liputan6.com, Jakarta - Para penumpang roller coaster Parque de Attracciones Madrid, Spanyol, tak menduga roller coaster yang mereka naiki bakal macet di tengah jalan. Wahana permainan yang menguji nyali itu mendadak menggantung di ketinggian 50 meter di atas tanah.
Dikutip dari laman Spanish News Todays, Jumat (5/8/2022), insiden itu terjadi pada Kamis, 4 Agustus 2022. Saat kejadian, terdapat 10 penumpang sedang menaiki roller coaster bernama Abismo.
Roller coaster yang bisa melaju dengan kecepatan hingga 105 kilometer per jam itu sedang berputar ke belakang saat berhenti mendadak. Kondisi itu membuat posisi penumpang para penyuka adrenalin seketika menghadap ke langit.Â
Advertisement
Baca Juga
Kejadian itu disebabkan masalah teknis. Taman hiburan terpaksa ditutup akibat insiden tersebut. Sementara, para penumpang terpaksa diam dalam posisi yang sama selama lebih dari sejam hingga petugas bisa membereskan masalah di roller coaster. Seluruh penumpang akhirnya berhasil diturunkan selamat dari wahana itu.
Insiden itu menambah daftar panjang kasus berkaitan dengan roller coaster di Spanyol. Sekitar empat pekan sebelumnya, seorang pendaki bebas asal Inggris, George King-Thompson menerobos Taman Hiburan Port Aventura di Costa Dorada, Spanyol, untuk terbang bebas dengan parasut dari titik tertinggi roller coaster Red Force.
Ia mengunggah aksinya lewat media sosial pada 4 Juli 2022 dan berhasil mendarat dengan selamat. Petugas keamanan yang mengetahuinya langsung menahan Thompson begitu ia mendarat.
"Mereka kemudian menahanku di sel selama 48 jam dan menangguhkan hukuman penjara dua tahun untuk saya. Yang berarti tidak ada lagi pendakian di Spanyol selama dua tahun," kata Thompson, dikutip dari laman Daily Mail.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Insiden di Jepang
Insiden fatal juga pernah menimpa penumpang roller coaster yang berada di Fuji-Q Highland Park, Jepang. Perjalanan wahana yang disebut Do-Dodonpa yang berkecepatan 180 kilometer per jam itu sampai mematahkan tulang penumpangnya.
Kejadian yang dilaporkan kepada pihak berwenang pada 17 Agustus 2021 itu melukai setidaknya enam pengunjung. Empat di antaranya mengaku mengalami cedera di punggung atau leher.Â
Pihak taman hiburan mengatakan bahwa kejadian patah tulang pada penumpang ini pertama kali terjadi, meski roller coaster telah beroperasi selama dua dekade. Pada 2017, perjalanan wahana itu dimodifikasi jadi lebih cepat.
Semula, perjalanan menegangkan ini berkecepatan 170 km/jam, dan setelah itu, tidak ada laporan cedera serius hingga Desember di tahun yang sama. Terkait kejadian pertengahan bulan ini, setelah penyelidikan, tidak ada masalah teknis yang ditemukan menurut Fuji-Q Highland. Namun, roller coaster tercepat di dunia itu terpaksa ditutup sementara sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Perusahaan manufaktur roller coaster, Sansei Technologies, meminta maaf pada pelanggan yang terluka, tapi menegaskan pihaknya tidak tahu penyebab cedera. Menurut Naoya Miyasato, seorang profesor arsitektur dari Nihon University yang mempelajari desain roller coaster, kecelakaan yang mengakibatkan patah tulang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Dugaan Penyebab
Miyasato menjelaskan, lapor VICE World News, "Desain roller coaster harus mematuhi standar yang disetujui pemerintah, jadi fakta bahwa ada banyak kecelakaan serupa adalah hal yang tidak biasa."
"Jika seorang pengendara tidak dapat menahan akselerasi, mereka mengalami cedera, dan itu mungkin terjadi di sini," katanya. "Jika mereka mendeteksi tidak ada masalah serius dengan perjalanan, bisa jadi itu adalah cara orang duduk."
"Tapi jika seseorang duduk dengan tidak benar, katakanlah dengan jarak antara punggung dan tempat duduk, itu adalah tanggung jawab staf taman hiburan untuk memeriksa posisi tempat duduk mereka," ia menekankan.
Asosiasi Internasional Taman Hiburan dan Atraksi (IAAPA) melaporkan bahwa ada satu dari 17 juta kemungkinan cedera serius dalam perjalanan di Amerika Serikat pada 2019. Pada Juni 2021, kasus kematian perempuan berusia 47 tahun setelah mengendarai roller coaster di Indiana sempat jadi sorotan.
Perempuan bernama Dawn Jankovic ini ditemukan tidak sadarkan diri di samping putranya yang berusia 17 tahun dalam perjalanan wahana The Voyage di taman hiburan Safari Holiday World & Splashin, Santa Claus. Perempuan itu kemudian dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit. Sebulan setelahnya, otoritas setempat mengumumkan tiga penyebab kematian Jankovic, yakni kehilangan banyak darah, robeknya arteri, dan pengaruh kekuatan dari roller coaster, seperti dilansir dari laman Daily Mail.
Roller Coaster Manual
Beda cerita di Pohang, Korea selatan. Space Walk yang dibuka pada November 2021 itu merupakan instalasi seni yang bentuknya mirip dengan roller coaster. Sesuai namanya, pengunjung pun dapat berjalan berjalan di atasnya.
Space walk yang berlokasi di Taman Hwanho itu diklaim sebagai space walk terbesar di dunia. Bukan hanya menawarkan sensasi berjalan di ketinggian 25 meter saja, tetapi juga pengunjung bisa menikmati pemandangan kota, Teluk Yongil, dan Pantai Youngildae dalam satu lokasi.Â
Dikutip dari Siakapkeli.my, space walk itu mampu menampung hingga 250 orang sekaligus. Instalasi seni itu dirancang oleh seniman asal Jerman, Heiki Mutter dan Ulrich Genth. Pohon space walk itu memiliki 717 anak tangga dengan panjang 333 meter. Instalasi ini juga dibangun menggunakan 317 ton baja yang diproduksi oleh POSCO.Â
Menurut Korea Bizwire, POSCO diketahui telah menandatangani perjanjian dengan Pemerintah Kota Pohang pada April 2019 untuk membuat sebuah taman baru. Dana yang dihabiskan mencapai 11,7 miliar won atau sekitar Rp 141,5 miliar. Obyek wisata ini langsung mencuri perhatian warga, bukan hanya di Korea Selatan, tetapi juga dari luar negeri.
Advertisement