8 Ribu Langkah Kaki Sehari Bisa Kurangi Risiko Tekanan Darah Tinggi hingga Depresi

Memenuhi target langkah kaki harian sangat berdampak pada pencegahan penyakit, menurut penelitian terbaru.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 12 Okt 2022, 05:00 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2022, 05:00 WIB
Menjaga Sistem Pencernaan
Ilustrasi Berjalan Kaki Credit: pexels.com/Andrea

Liputan6.com, Jakarta - Memenuhi target langkah kaki harian akan berdampak besar pada pencegahan penyakit, menurut penelitian terbaru. Sebuah tim dari Vanderbilt University Medical Center meminta lebih dari 6.000 peserta untuk memakai pelacak aktivitas Fitbit setidaknya selama 10 jam sehari.

Penelitian yang berlangsung selama empat tahun dan selama waktu ini merekam kesehatan peserta juga dicatat. Analisis mengungkapkan mengambil lebih dari 8.200 langkah sehari setara dengan berjalan sekitar empat mil ditemukan untuk melindungi orang-orang dari obesitas, sleep apnea, tekanan darah tinggi dan gangguan depresi mayor.

Hasilnya juga menunjukkan bahwa individu yang kelebihan berat badan dapat mengurangi risiko obesitas sebesar 64 persen jika mereka meningkatkan langkah harian mereka dari 6.000 langkah menjadi 11.000 langkah. Ketika jumlah langkah meningkat, risiko menurun untuk sebagian besar kondisi.

Namun, risiko hipertensi dan diabetes tidak menurun lebih lanjut setelah peserta mencapai sekitar 8.000--9.000 langkah per hari. Para penulis mengatakan orang yang memakai Fitbits cenderung lebih aktif daripada rata-rata orang dewasa.

Para peneliti juga mendeteksi hubungan yang kuat antara rutinitas berjalan ini dan risiko penyakit. Sampel aktif menunjukkan bahwa hubungan yang lebih kuat lebih mungkin terdapat pada populasi yang lebih konsisten. Tim mengatakan temuan mereka memberikan langkah pertama yang diperlukan menuju pengembangan resep aktivitas yang dipersonalisasi.

"Kami memeriksa hubungan antara volume hitungan langkah kaki dan intensitas di seluruh spektrum penyakit manusia menggunakan monitor aktivitas komersial yang terkait dengan catatan kesehatan digital individu," kata penulis di jurnal Nature Medicine, dikutip dari Daily Mail, Rabu (12/10/2022).

Menghindari Penyakit Kronis

jalan kaki
ilustrasi jalan kaki/Photo by milatas on Shutterstock

Mendukung penelitian, teridentifikasi juga hubungan yang konsisten dan signifikan secara statistik antara tingkat aktivitas dan insiden diabetes, hipertensi, penyakit refluks gastroesofagus, gangguan depresi mayor, obesitas, dan sleep apnea. Melangkah lebih banyak setiap hari terkait dengan risiko lebih rendah terkena penyakit kronis ini.

Jumlah langkah yang lebih tinggi dikaitkan dengan perlindungan dari obesitas pada populasi berisiko tinggi. Jajak pendapat menunjukkan lebih dari seperempat orang dewasa Inggris sekarang memiliki semacam pelacak olahraga, dengan sepertiga dari mereka yang memilikinya menggunakan pelacak mereka setiap hari.

Angka serupa juga terjadi di AS. Dalam studi ini, data menunjukkan bahwa peserta mengambil rata-rata 7.731 langkah per hari. Pada 2018 Public Health England dan Royal College of GPs mengatakan orang harus fokus berjalan cepat daripada hanya menghitung langkah untuk meningkatkan kesehatan mereka. Sebagai bagian dari dorongan untuk membuat orang dewasa beraktivitas fisik intensitas sedang, mereka mengatakan hanya 10 menit jalan cepat sehari dapat mengurangi risiko kematian dini hingga 15 persen. 

15 Menit Bisa Hilangkan Stres

jalan kaki
Ilustrasi Jalan Kaki. (Sumber: Pixabay)

Dikutip dari Medical News Today, Sonja Sudimac, seorang rekan pre-doktoral dari ilmu saraf lingkungan yang juga peneliti utama Lise Meitner Group mengatakan untuk orang-orang yang super sibuk dan tidak memiliki waktu luang yang cukup, pasti bertanya-tanya "apakah meluangkan waktu 15 menit untuk berjalan kaki saja, cukup untuk menghilangkan stres?"

Melalui wawancara ini, penelitian mengungkap tentang pengurangan stres melalui berjalan kaki ringan selama 15 menit masih akan diteliti. Apakah berjalan kaki ringan dalam waktu 15 menit juga memiliki pengaruh yang sama seperti berjalan santai selama 1 jam di alam terbuka.

"Kami memilih durasi satu jam karena lebih dari itu bisa melelahkan bagi sebagian peserta yang tidak terbiasa melakukan latihan fisik," jelas Sudimac.

Ia menambahkan, "Ada beberapa bukti bahwa indikator fisiologis stres, seperti hormon stres kortisol, lebih rendah setelah berjalan selama 15 menit di alam dibandingkan dengan berjalan-jalan di lingkungan perkotaan. Jadi akan menarik untuk memeriksa apakah paparan yang lebih singkat ke alam juga menurunkan aktivitas amigdala."

Mengenai Kesehatan Mental

Potret Berjalan Kaki Santai di Alam Terbuka
Ilustrasi berjalan kaki santai di alam terbuka sebagai upaya untuk mengurangi stress. source: freepik.com

Mengutip dari kanal Health Liputan6.com, dari riset pada 2011 yang bertajuk 'City living and urban upbringing affect neural social stress processing in humans', Florian Lederbogen menemukan bahwa orang yang tinggal di kawasan perkotaan cenderung mengalami peningkatan aktivitas di bagian amigadala, yaitu bagian otak yang mengatur emosi dan ketakutan, termasuk stres.

Para peneliti dari Lise Meitner Group for Environmental Neuroscience di Max Planck Institute for Human Development di Jerman juga melakukan studi terkait eksplorasi manfaat kesehatan mental dari alam. Dalam studi tersebut, para peneliti berusaha mencari tahu apakah tingkat penyakit mental yang lebih tinggi di daerah perkotaan terkait dengan individu yang memiliki akses lebih sedikit ke alam, atau apakah jenis orang tertentu tertarik untuk tinggal di lingkungan tertentu.

Dikutip dari laman Medical News Today, Sonja Sudimac, seorang rekan pre-doktoral dari ilmu saraf lingkungan yang juga peneliti utama Lise Meitner Group ini mengatakan, "Tidak mungkin untuk menguraikan masalah ayam dan telur, yaitu apakah alam benar-benar menyebabkan efek di otak atau apakah individu tertentu memilih untuk tinggal di daerah pedesaan atau perkotaan."

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan
Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya