Liputan6.com, Jakarta - Kamu adalah apa yang kamu makan. Peribahasa Barat itu rupanya bisa digunakan untuk mendeskripsikan kepribadian seseorang, terutama para penyuka makanan pedas.
Sebuah survei yang dilakukan oleh OnePoll untuk brand sambal Frank's Redhot menemukan bahwa mayoritas pemakan makanan pedas cenderung lebih berani mencoba hal-hal baru (76 persen). Mereka juga menganggap diri sendiri lebih menarik (62 persen), dan lebih puas dengan hidupnya (66 persen) dibandingkan yang tidak terlalu suka pedas.
Advertisement
Baca Juga
Sekitar 93 persen dari 2000 orang dewasa Amerika Serikat yang menjadi responden itu juga memetakan tingkat kepedasan yang disukai masing-masing. Hampir empat dari 10 orang (62 persen) memilih tingkat kepedasan sedang, 33 persen memilih tingkat kepedasan ringan, dan hanya 24 persen yang memilih pedas. Hanya tujuh persen responden yang memilih tidak pedas sama sekali.
Dikutip dari New York Post, Kamis, 24 November 2022, di antara para penyuka makanan pedas, 21 persen di antaranya menganggap diri mereka sebagai ekstrovert, lebih tinggi dari pemakan tingkat kepedasan ringan yang hanya 15 persen. Mereka yang menyukai makanan pedas juga cenderung mendeskripsikan diri mereka sebagai orang yang kreatif (54 persen), percaya diri (51 persen), dan suka berpetualang (44 persen).
Di sisi lain, mereka yang cenderung menyukai tingkat kepedasan ringan menggambarkan kepribadian diri sebagai orang yang berempati (41 persen) dan bahkan pemalu (37 persen). Lalu, hampir sepertiga (32 persen) penggemar makanan pedas mengikuti pola makan vegan atau vegetarian, lebih dari dua kali lipat dari mereka yang tidak menyukai pedas sama sekali dan mereka yang memiliki preferensi tingkat kepedasan lain.
Rata-rata responden telah mengonsumsi makanan pedas selama kurang lebih sembilan tahun. Namun, 66 persen pecinta pedas telah memanjakan diri selama lebih dari 10 tahun.
Mengenali Kepribadian
Survei juga mencoba menggali keterkaitan makanan pedas dengan zodiak dari para penikmatnya. Hasilnya menyatakan mereka yang berbintang virgo adalah yang paling menikmati makanan pedas. Sementara, Leo cenderung menyukai pedas sedang (11 persen) dan Sagitarius (11 persen) memilih tanpa bumbu sama sekali.
Pecinta pedas juga menyukai sisi hidup sesuai dengan sifat petualang mereka, karena sebanyak 76 persen responden menikmati perjalanan. Selanjutnya, pecinta tingkat kepedasan yang sedang, sebagian dari mereka menganggap dirinya tenang dan sisanya sebanyak 44 persen mengaku selalu ingin tahu.
"Hasil ini hanya mengonfirmasi apa yang telah kita ketahui selama ini bahwa orang yang menyukai makanan pedas juga memiliki kepribadian yang pedas," kata Kevan Vetter, Executive Chef untuk Frank’s RedHot.
"Sangat masuk akal bahwa mereka yang menghadapi pedas siap menghadapi apa saja dan yang lainnya. Penggemar pedas menyukai cita rasa dan petualangan, dan mereka selalu mengejar bumbu kehidupan."
Survei tersebut juga berusaha untuk menggali keterkaitan pedas dan kebiasaan mereka saat merayakan liburan dan sifat lainnya. Selama musim liburan, penggemar pedas sedang menganggap diri mereka sebagai pemberi hadiah terbaik (56 persen). Sedangkan, penyuka pedas kemungkinan besar menjadi penyebab masalah di hubungan pertemanan dan keluarga (11 persen).
Di tahun baru nanti, responden berencana untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga dan teman (54 persen), fokus untuk lebih aktif (45 persen), dan lebih banyak bepergian (37 persen). Terlepas dari preferensi panas, responden juga berencana mencampurkan berbagai hal di dapur tahun ini, karena 45 persen berencana memasak resep berbeda dan 42 persen ingin mencoba makanan baru.
Advertisement
Alasan Suka Makanan Pedas
Pedas itu bukanlah rasa. Lidah manusia hanya dapat mendeteksi lima rasa utama, yaitu manis, asin, pahit, asam, dan gurih, sementara untuk pedas adalah sejenis rasa sakit.
Dalam mulut manusia terdapat reseptor yang bekerja untuk mendeteksi suhu makanan atau minuman yang sebenarnya untuk mencegah kita makan atau minum sesuatu yang terlalu pedas. Sebagian besar makanan pedas mengandung bahan kimia capsaicin. Para penggemar pedas tidak dilahirkan dengan ketertarikan pada hal yang pedas, melainkan diperoleh karena terbiasa mengonsumsi makanan pedas dari waktu ke waktu.
Dilansir dari BBC, ketika tubuh kita merasakan rasa sakit yang disebabkan oleh cabai, mereka merespons dengan memproduksi bahan kimia tertentu. Beberapa ilmuwan menyebutkan bahwa hal tersebut mungkin terjadi adalah pelepasan endorfin. Endorfin adalah sejenis neurotransmitter, molekul unik di otak yang mengirimkan pesan kimiawi antar-sel otak di celah di antara mereka yang dikenal sebagai sinaps.
Endorfin dapat bertindak sebagai obat penghilang rasa sakit alami untuk meredakan beberapa sensasi tidak menyenangkan yang disebabkan oleh cabai dan dalam beberapa kasus, bahkan menghasilkan sensasi yang menyenangkan. Meskipun, hal ini mungkin tidak terjadi pada semua orang. Teori ini dapat menjelaskan alasan beberapa orang menyukai makanan yang sangat pedas.
Keuntungan Makan Pedas
Dikutip dari Piedmont, mengonsumsi makanan pedas juga memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Penurunan berat badan
Makanan pedas terbukti membantu menurunkan berat badan. Harley Robinson, ahli diet klinis menyebutan bahwa Capsaicin membantu untuk meningkatkan suhu, meningkatkan metabolisme hingga lima persen, dan membantu membakar kalori lebih cepat. Sebuah penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan pedas memiliki 75 kalori lebih sedikit dibandingkan makanan hambar.
2. Depresi
Selanjutnya, Robison menyebutkan Capsaicin telah terbukti sebagai endorfin, ketika tubuh memproduksi endorfin, tubuh akan merespon terhadap pedas yang disalahartikan sebagai rasa sakit. Hal Ini membuat merasa lebih baik dan mengurangi risiko depresi atau stres.
3. Mencegah Kanker
Capsaicin bekerja sebagai antioksidan, melindungi sel dari molekul berbahaya yang disebut radikal bebas yang dapat menyebabkan kanker.
4. Penyakit Jantung
Cabai mengurangi efek merusak dari low-density lipoprotein (LDL), yang merupakan kolesterol jahat, dan capsaicin membantu melawan peradangan, sebagai faktor risiko masalah jantung.
"Vitamin A dan C yang ditemukan dalam tanaman ini dapat membantu memperkuat dinding otot jantung, dan panasnya paprika meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh Anda," kata Robinson.
Advertisement