Liputan6.com, Jakarta - Pangeran William dan Kate Middleton dilaporkan tidak akan terganggu "bayang-bayang" Pangeran Harry dan Meghan Markle ketika mereka mengunjungi Amerika Serikat (AS), minggu depan. Melansir Daily Mail, Senin (28/11/2022), Pangeran dan Putri Wales akan melakukan sejumlah pertemuan selama kunjungan.
Di kesempatan itu, mereka bakal membahas isu-isu, termasuk perubahan iklim, kaum muda yang rentan, dan teknologi hijau. Ini merupakan kunjungan AS pertama pasangan kerajaan sejak Meghan dan Harry meninggalkan peran sebagai bangsawan senior, lalu pindah ke California.
Advertisement
Baca Juga
Momen kunjungan ini juga datang sebelum dua proyek besar yang akan diluncurkan pasangan Sussex. Ini termasuk film dokumenter Netflix pasangan itu, yang diperkirakan akan tayang dalam beberapa minggu ke dapan, dan peluncuran otobiografi Harry pada Januari mendatang.
Telegraph melaporkan, mengutip sumber kantor asing, sementara istana "sangat menyadari" kehadiran Meghan Markle dan Harry, pihaknya "tidak takut dengan bayang-bayang mereka dalam hal ini." Sumber itu menambahkan, "William adalah Raja masa depan. Harry telah mengambil jalannya, ia (Meghan) membuat podcast-nya. Mereka punya isu, tapi istana tidak akan takut akan hal itu."
Puncak kunjungan William dan Kate adalah upacara penghargaan Earthshot Prize kedua, yang akan berlangsung di Boston pada Jumat, 2 Desember 2022, sebelum ditayangkan oleh BBC, Multichoice di Afrika, dan PBS di Amerika dua hari kemudian.
Pengamat kerajaan telah mencatat bahwa Ripple of Hope Award Gala akan diadakan di New York City hanya beberapa hari kemudian, yakni pada 6 Desember 2022. Di kesempatan itu, Pangeran Harry dan Meghan Markle akan menerima penghargaan untuk pekerjaan mereka pada keadilan rasial, kesehatan mental, dan tindakan berdampak sosial positif.
Mencontohkan Keberanian Moral
Pangeran Harry dan Meghan Markle diharapkan menghadiri acara tersebut. Putri Robert F. Kennedy, Kerry Kennedy, mengatakan bahwa ia akan memberi penghargaan pada pasangan itu atas sikap "pahlawan" mereka terhadap "rasisme struktural" dari keluarga Kerajaan Inggris.
Dalam sebuah wawancara dengan situs berita online Spanyol Vanitatis El Confidencial, dilansir dari People, Kerry mengatakan bahwa Harry dan Meghan mencontohkan "keberanian moral" melawan ketidakadilan yang disebut ayahnya dalam pidato ikonis Ripple of Hope di Universitas Cape Town, Afrika Selatan, lebih dari 50 tahun lalu ketika apartheid berkuasa.
"Ketika ayah saya pergi ke Afrika Selatan pada 1966, ia berbicara di depan audiens kulit putih dan mengatakan bahwa masalah di generasi ini adalah berbicara tentang keadilan rasial," Kerry mengatakan.
Perempuan berusia 63 tahun itu menyambung, "Ia juga berbicara tentang keberanian moral, mengatakan bahwa hanya sedikit orang yang mempertanyakan rekan kerja, keluarga, dan komunitas mereka tentang struktur kekuasaan yang dipertahankan, dan inilah yang telah dilakukan Meghan Markle dan Pangeran Harry."
Advertisement
Pengumuman Pemenang
Merujuk pada Kerajaan Inggris, Kerry berkata, "Mereka pergi ke institusi tertua dalam sejarah Inggris dan memberi tahu bahwa apa yang mereka lakukan salah, bahwa mereka tidak boleh memiliki rasisme struktural di dalam institusi; bahwa mereka tidak dapat mempertahankan kesalahpahaman tentang kesehatan mental."
"Mereka tahu bahwa jika mereka melakukan ini akan ada konsekuensinya, bahwa mereka akan dikucilkan, mereka akan kehilangan keluarga mereka, posisi mereka dalam struktur ini, dan bahwa orang-orang akan menyalahkan mereka untuk itu. Mereka tetap melakukannya karena mereka percaya bahwa mereka tidak dapat 'hidup' dengan diri mereka sendiri jika tidak mempertanyakan otoritas ini. Saya pikir mereka telah heroik dalam mengambil langkah ini," imbuhnya.
Bulan lalu, Robert F. Kennedy Human Rights mengumumkan bahwa Harry dan Meghan adalah pemenang Ripple of Hope tahun ini untuk pekerjaan mereka dalam keadilan rasial, kesehatan mental, dan tindakan berdampak sosial lain melalui Archewell Foundation.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga menerima penghargaan Ripple of Hope atas kepemimpinannya yang berani di tengah invasi Rusia. Pemenang Ripple of Hope sebelumnya termasuk Dr. Anthony Fauci, Colin Kaepernick, Nancy Pelosi, mantan Presiden AS Barack Obama, dan Presiden AS Joe Biden.
Dugaan Rasisme
Seperti telah disinggung, Pangeran Harry dan Meghan Markle diperkirakan akan menghadiri gala penghargaan Ripple of Hope tahunan di New York City pada 6 Desember 2022. Acara ini akan dipandu oleh Alec Baldwin.
Kerry sebelumnya menekankan keberanian Harry dan Meghan dalam keputusan bersejarah mereka untuk mundur dari peran senior Kerajaan Inggris. "Ketika Duke dan Duchess menerima undangan pemenang penghargaan kami pada Maret (2022), kami sangat senang," katanya.Â
"Pasangan ini selalu menonjol karena kesediaan mereka untuk berbicara dan mengubah narasi tentang keadilan rasial dan kesehatan mental di seluruh dunia," Kerry menyambung dalam sebuah pernyataan bulan lalu.
Lebih lanjut Kerry berkata, "Mereka mewujudkan jenis keberanian moral yang ayah saya pernah sebut 'satu kualitas penting dan vital bagi mereka yang berusaha mengubah dunia yang menghasilkan perubahan paling menyakitkan.'"
Sebagaimana diketahui, Harry dan Meghan mundur dari peran senior Kerajaan Inggris pada Maret 2020, dan blak-blakan tentang dugaan rasisme yang mereka hadapi dalam wawancara dengan Oprah Winfrey, satu tahun kemudian.
Yang paling mengkhawatirkan, Meghan mengatakan bahwa ada "kekhawatiran dan percakapan tentang betapa gelapnya kulit (Archie) ketika ia lahir" yang disuarakan anggota keluarga kerajaan. Harry kemudian mengatakan bahwa, baik Ratu Elizabeth II maupun Pangeran Philip, tidak berkomentar.
Advertisement