Fenomena Gurun Pasir di Arab Saudi Berubah Jadi Padang Bunga Lavender

Fenomena gurun pasir berubah jadi padang bunga lavender di Arab Saudi telah menarik perhatian banyak wisatawan

oleh Asnida Riani diperbarui 20 Feb 2023, 13:01 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2023, 13:01 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi bunga lavender tumbuh di gurun pasir di Arab Saudi. (dok. pexels/Natalie Bond)

Liputan6.com, Jakarta - Hujan musim dingin yang lebih lebat dari biasanya telah membuat gurun pasir di bagian utara Arab Saudi berubah jadi padang bunga lavender. Fenomena ini dilaporkan telah menarik para wisatawan dari seluruh Jazirah Arab.

Salah satunya, menurut AFP, dikutip dari France24, Senin (20/2/2023), adalah Muhammad al-Mutairi. Ia dilaporkan rela berkendara hampir enam jam dari kampung halamannya di wilayah tengah Arab Saudi untuk melihat panorama langka tersebut.

"Tidak ada yang menyangka pemandangan ini terjadi di Arab Saudi," kata pensiunan guru berusia 50 tahun itu pada AFP saat ia mengamati lautan bunga lavender yang membentang sejauh mata memandang di gurun pasir di sekitar Rafha, dekat perbatasan Irak.

"Aroma dan pemandangannya menyegarkan jiwa," sambungnya. Hujan musim dingin membawa banjir yang mematikan ke bagian barat Arab Saudi, akhir tahun lalu, tapi di wilayah utara, peristiwa tersebut membawa kehidupan ke padang pasir.

Nasser al-Karaani melakukan perjalanan 770 kilometer dari ibu kota Riyadh untuk melihat bunga berwarna-warni sebelum layu. "Pemandangan ini berlangsung pada 15 hingga 20 hari dalam setahun, dan kami datang ke sini khusus untuk menikmatinya," kata pengusaha Saudi berusia 55 tahun itu.

Ia menurunkan tenda dan mendirikannya dengan sekelompok teman sebelum berkumpul di sekitar api unggun untuk minum teh panas. "Suasana ini membuat saya merasa nyaman," kata Karaani yang mengenakan jaket tebal di atas gaun thobe tradisionalnya.

Di seberang padang pasir, para pengunjung mendirikan tenda dan memasak makanan di atas api terbuka. Penduduk di daerah itu menjauhkan unta untuk mencegah mereka memakan bunga yang telah menarik perhatian para wisatawan.

 

Fenomena Langka Sebelumnya

Makkah
Potret pegunungan tandus di kota Makkah, Arab Saudi berubah jadi penuh rumput. (dok. Twitter @theholymosques/https://twitter.com/theholymosques/status/1611447529169903616)

Hamza al-Mutairi yang sedang berkemah bersama teman-temannya, mengatakan ia merasa "disegarkan" oleh pemandangan padang bunga lavender. "Ini memberi seseorang motivasi baru untuk hidup," kata pria berusia 56 tahun itu.

Di dekatnya, Abdul Rahman al-Marri, mengatakan bahwa ia telah berkendara jauh-jauh dari negara asalnya Qatar untuk melihat sekilas bunga itu. "Pemandangan itu sepadan dengan perjalanan lebih dari 12 jam, katanya. "Seolah-olah Anda berada di surga."

Sebelum ini, potret pegunungan tandus berubah menghijau di Kota Makkah sudah lebih dulu menarik perhatian, awal tahun 2023. Saat itu, dilaporkan bahwa kawasan yang dikenal bertanah kering tersebut berubah jadi hijau penuh rumput setelah diguyur hujan lebat.

Menurut laporan Arabia Weather, 7 Januari 2023, dikutip dari mStar, 9 Januari 2023, tangkapan satelit Terra yang dikeluarkan Badan Antariksa Amerika (NASA) mengabadikan pemandangan hijau di beberapa wilayah di Arab Saudi. Vegetasi hijau terlihat muncul di daerah kering yang didominasi gurun, seperti kota Makkah, Jeddah, dan Madinah.

Curah Hujan Tinggi

Makkah
Potret pegunungan tandus di kota Makkah, Arab Saudi berubah jadi penuh rumput. (dok. Twitter @theholymosques/https://twitter.com/theholymosques/status/1611447529169903616)

Curah hujan tercatat tinggi di Arab Saudi sejak Desember 2022. Curah hujan ini terjadi dengan kecepatan yang sama dan hampir terus menerus dalam jangka waktu yang sangat lama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Akibat curah hujan yang melimpah, terutama di wilayah barat Arab Saudi, beberapa daerah jadi tertutup tanaman hijau secara tidak biasa. Foto-foto pegunungan gersang berubah jadi penuh rumput di kota Makkah pun dibagikan akun Twitter @theholymosques, bulan lalu.

Di tengah fenomena tersebut, banyak warganet yang mengaku takut dengan pemandangan hijau di kawasan Arab Saudi. Mereka mengaitkannya dengan tanda-tanda kiamat, seperti yang pernah diungkap Nabi Muhammad SAW ribuan tahun silam.

Diketahui bahwa sebelum hujan lebat melanda wilayah tersebut, terjadi kekeringan di berbagai wilayah Arab Saudi, sehingga Raja mengeluarkan dekrit yang menginstruksikan masjid-masjid di seluruh wilayah kerajaan mengadakan salat istisqa pada November 2022. Salat itu bertujuan memohon hujan diturunkan oleh Allah SWT.

Bukan Kali Pertama

FOTO: Suasana Awal Ramadhan di Masjidil Haram
Dalam foto yang diambil dengan kecepatan rana lambat ini menunjukkan anggota keamanan memastikan jemaah umrah menerapkan jaga jarak untuk membantu mengekang penyebaran virus corona COVID-19 saat tawaf mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Selasa (13/4/2021). (AP Photo/Amr Nabil)

Tidak lama kemudian, hujan turun selama hampir dua minggu, mengguyur kota-kota di Arab Saudi, termasuk Makkah dan Madinah yang biasanya hanya hujan 2--3 hari setiap tahun. Pasokan air hujan yang melimpah ini membuat lanskap dan lembah dua kota suci ini jadi hijau.

Fenomena lahan tandus berubah jadi hijau tersebut tentu bukan kali pertama tercatat di dunia. Dari tahun ke tahun, kejadian ini sudah dilaporkan sejumlah negara, termasuk tetangga Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA).

Awal tahun lalu, gurun Dubai dan daerah di Emirat Utara dilaporkan berubah jadi hijau secara alami, menurut Gulf News. Hujan yang turun dikatakan menghidupkan kembali semak-semak dan rerumputan di sekitar kawasan Hatta.

Efek menguntungkan dari cuaca musim dingin yang sejuk ini terlihat sepenuhnya karena tanaman gurun terlihat lebih subur, lebih hijau, dan udara lebih bersih setelah hujan, lapor publikasi itu lagi. Ini terutama tercatat di Pegunungan Khor Fakkan, setelah berminggu-minggu hujan.

Infografis: Bumi Makin Panas, Apa Solusinya? (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: Bumi Makin Panas, Apa Solusinya? (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya