Liputan6.com, Jakarta - Departemen Perdagangan Thailand meluncurkan kampanye yang menyerukan anak muda negara tersebut untuk makan nasi lebih banyak. Hal itu dilakukan setelah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa konsumsi beras di Thailand turun drastis.
"Pada 2018, tingkat konsumsi beras di kalangan warga Thailand, khususnya generasi muda, turun dari 100 kilogram per orang per tahun menjadi 72 kg per orang per tahun," kata Udom Srisomsong, Wakil Direktur Jenderal Departemen Perdagangan Dalam Negeri, dikutip dari Nation Thailand, Kamis (23/2/2023).
Advertisement
Baca Juga
Ia menyambung, "Di Bangkok, tingkat konsumsi turun menjadi hanya 50 kilogram per orang per tahun."
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah setempat meluncurkan roadshow "Thai Kids Enjoy Thai Rice" baru-baru ini. Roadshow sudah mengunjungi sepuluh sekolah di Bangkok serta ke pasar akhir pekan Chatuchak dan Ramintra.
Dalam acara tersebut, banyak anggota Asosiasi Pengusaha Beras Thailand memamerkan berbagai produk berbahan dasar beras. Acara ini juga menampilkan demonstrasi cara menyiapkan makanan pokok serta informasi tentang varietas beras yang berbeda, rasa yang unik, dan kandungan nutrisinya.
"Proyek ini bertujuan untuk mengedukasi anak-anak Thailand tentang manfaat varietas padi lokal," kata Yongyut Pruekmahadamrong, presiden Asosiasi Pengusaha Padi Thailand.
Acara ini juga menampilkan varietas padi baru dan berbagai cara penggunaannya. "Anak muda diimbau untuk lebih banyak mengonsumsi nasi dengan warna cerah," kata Yongyut. "Beras Thailand telah mendapatkan namanya sendiri secara internasional,” kata Somkiat Makkayathorn, presiden kehormatan Asosiasi Pengusaha Beras Thailand.
Beras Thailand
Disebutkan pula bahwa beras melati Thailand adalah nomor 1 di dunia karena rasa, aroma, dan kelembutannya. "Riceberry Thailand atau 'Khao Kam' berwarna dikemas dengan antioksidan yang memperkuat tubuh," tambah Somkiat.
Ia menyambung, "Penting bagi kaum muda untuk makan nasi Thailand, bukan hanya karena rasanya yang enak, tetapi juga karena akan membantu melestarikan budaya nasi Thailand untuk generasi mendatang."
Saat ini, makin banyak pilihan karbohidrat selain nasi. Bahkan, ada tren mengganti nasi putih dengan nasi shirataki untuk menurunkan berat badan.
Salah satu yang melakukan diet ini adalah Song Hye Kyo. Aktris Korea Selatan itu mengonsumsi nasi shirataki selama dua bulan untuk memerankan karakter Moon Dong Eun di drama Korea The Glory.
Melansir dari Channel News Asia pada Senin, 6 Februari 2023, nasi shirataki yang kerap disebut nasi konjak berasal dari umbi tanaman konjac atau porang yang bentuknya seperti ubi jalar. Umbi porang tersebut digiling untuk membuat tepung yang dicampur air dan air kapur. Adonan lalu ditekan bersama alat agar dapat memmbentuk nasi atau mi.
Advertisement
Tren Nasi Shirataki
Berbeda dengan tepung yang berasal dari umbi-umbian seperti tepung kentang, tepung konjac memiliki karhobidrat dan kalori yang minim. Sebagai perbandingan, 100 gram tepung konjac mengandung sekitar 10 kalori, sedangkan tepung kentang dalam jumlah yang sama memiliki hampir 360 kalori. Sementara, 100 gram nasi putih mengandung 130 kalori dan 28 gram karbohidrat.
Diane Seto, ahli diet di Rumah Sakit Mount Elizabeth menyebutkan tepung konjac memiliki serat larut glukomanan 80 persen, dengan kata lain nutrisinya ringan. Kandungan lain yang ada pada tepung konjac adalah protein, lemak, dan mineral seperti besi, seng, mangan, kromium, serta tembaga.
"Karena tepung konjac sebagian besar serat, disebut sebagai rendah kalori," ujarnya.
Seto mengungkapkan bahwa gizi yang terkandung dalam tepung konjac tersebut dapat berbeda sesuai dengan bahan lain yang ditambahkan dalam pembuatan produk. Seperti, mi shirataki terdiri dari 97 persen air dan tiga persen serat glukomanan.
Kata Ahli Diet
Jaclyn Reutens, seorang ahli diet klinis dan olahraga, menyebutkan beberapa shirataki ditambahkan dengan kandungan sayuran atau tahu. Menurut dia, penambahan bahan-bahan ini sedikit memvariasikan jumlah kalori dan karbohidrat dari produk konjac yang dihasilkan.
"Tetapi umumnya, mengandung sembilan hingga 10 kalori dan 2,4 gram serat larut per 100 gram," ungkapnya. Untuk kebutuhan serat harian yang direkomendasikan adalah 20 gram untuk perempuan dan 26 gram untuk laki-laki.
Serat larut dalam produk konjac dinilai baik bagi kesehatan, terutama untuk pergerakan usus yang baik. Serat larut juga berfungsi untuk meningkatkan rasa kenyang, dapat menurunkan kadar kolestrol darah, serta menurunkan kadar gula darah. Namun, glukomanan juga memiliki efek samping.
"Meski bagus untuk menurunkan kadar gula darah, memiliki risiko makan konjac berlebihan dapat menyebabkan kadar gula darah terlalu rendah sehingga terjadi hipoglikemia, terutama untuk pasien diabetes tipe 2," sebutnya.
Advertisement