Liputan6.com, Jakarta Wali kota Solo, Gibran Rakabuming Raka memperoleh gelar kebangsawanan yaitu Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) dari Mangkunegara X di Pura Mangkunegaran, Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu 1 Maret 2023. Momen pemberian gelar diserahkan kepada Gibran Rakabuming Raka, usai peringatan hari kenaikan takhta atau disebut Tingalan Wiyosan Jumenengan Dalem Ingkang Jumeneng KGPAA Mangkunegara X.
Gibran diketahui hadir dalam acara Tingalan Wiyosan Jumenengan Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng K.G.P.A.A Mangkunegoro X yang pertama untuk peringatan kenaikan takhta ke-1 Mangkunegara X. Pada acara tersebut KGPPA Mangkunegoro X menganugerahi Gibran gelar Kanjeng Pangeran Haryo (KPH).
Advertisement
Baca Juga
VIDEO: Peringatan Naik Tahta MN X, Gibran Rakabuming Raka Dapat Gelar dari Pura Mangkunegaran
Diberi Gelar Kanjeng Pangeran Haryo oleh Mangkunegara X, Gibran Rakabuming Siap Terima Perintah Selanjutnya
Gibran Rakabuming Dapat Gelar Bangsawan Kanjeng Pangeran Haryo dari Adipati Puro Mangkunegaran Solo
Mengenai alasan pemberian gelar bangsawan, merupakan bagian dari tradisi yang dilakukan saat kenaikan takhta atau Tingalan Wiyosan Jumenengan. Tak hanya Gibran saja yang mendapat gelar bangsawan dari Mangkunegara X, tapi ada sejumlah tokoh lainnya.
Mengutip dari laman Kemendikbud, Kamis (2/3/2023), Tingalan Dalem Jumenengan harus dilakukan dalam rangka perayaan ulang tahun penobatan raja oleh empat kerajaan yang merupakan keturunan dari Dinasti Mataram, yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Kadipaten Mangkunegaran di Surakarta, dan Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta. Pelaksanaan prosesi Tingalan Dalem Jumenengan diadakan pada setiap tahun, yakni pada setiap tanggal 2 di bulan Ruwah dalam kalender Jawa.
Tata Cara Mendapatkan Gelar Bangsawan dari Mangkunegara X
Untuk meramaikan rangkaian acara prosesi adat Tingalan Dalem Jumenengan, biasanya memang dilangsungkan sejumlah kegiatan lain. Beberapa di antaranya diselenggarakan dalam satu hari sebelum puncak acara Tingalan Dalem Jumenengan digelar, termasuk pemberian gelar bangsawan.
Â
Tradisi Pemberian Gelar
Pemberian gelar merupakan salah satu acara pengiring acara prosesi adat Tingalan Dalem Jumenengan. Pengangkatan atau pemberian gelar biasanya diberikan kepada para Abdi Dalem ataupun Sentana Dalem oleh Pangageng Parentah Karaton selaku wakil dari administrasi istana dan Pangageng Kasentanan mewakili Sentana Dalem.
Gelar Bangsawan Diberikan Kepada Abdi Dalem
Para Abdi Dalem, baik pria maupun wanita, yang setia kepada kerajaan, menerima gelar kebangsawanan yang akan menunjukkan posisi tinggi mereka di lingkungan karaton. Abdi Dalem dan Sentana Dalem yang mendapat gelar kebangsawanan ini diperbolehkan untuk mengikuti acara Tingalan Dalem Jumenengan yang digelar keesokan harinya.
Bagi para Abdi Dalem, memperoleh kesempatan untuk mengikuti dan menyaksikan ritual Tingalan Dalem Jumenengan secara langsung merupakan sebuah kehormatan yang tidak bisa diperoleh oleh sembarang Abdi Dalem. Sementara itu, acara Tingalan Dalem Jumenengan memang memiliki kadar prestise yang tinggi.
Tentunya tak sembarang orang yang diberi gelar, biasanya karena memiliki jasa kepada pihak Mangkunegara. Sehingga orang yang hadir di acara Tingalan Dalem Jumenengan bukanlah orang biasa.
Â
Advertisement
Tamu Kehormatan yang Diundang
Orang-orang yang diundang datang ke acara ini biasanya berasal orang-orang terkemuka, tamu kehormatan, atau kalangan tertentu saja. Selain kalangan pejabat internal karaton, orang-orang terhormat yang diundang ke acara ini adalah para pejabat negara atau perwakilan pemerintah pusat, misalnya para menteri atau anggota Dewan Perwakilan Rakyat, juga para pejabat daerah, dan utusan dari kerajaan-kerajaan lain, baik kerajaan yang ada di Indonesia maupun dari luar negeri.
Prosesi Tari Bedhaya Ketawang
Tingalan Dalem Jumenenganan diyakini sebagai salah satu ritus kerajaan yang paling sakral. Hal ini disebabkan karena dalam setiap berlangsungnya tradisi Tingalan Dalem Jumenengan, ditampilkan pula persembahan tari Bedhaya Ketawang yang sudah berusia ratusan tahun.
Salah satu jenis tarian Jawa klasik ini hanya diperbolehkan ditampilkan dalam acara Tingalan Dalem Jumenengan saja, tidak boleh untuk acara-acara yang lain. Tingalan Dalem Jumenengan serta tari Bedhaya Ketawang merupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, lantaran saat upacara resmi ini tari Bedhaya Ketawang adalah bagian penting dari prosesi Tingalan Dalem Jumenengan ini.
Makna Tingalan Dalem Jumenengan
Secara umum Tingalan Dalem Jumenengan diartikan sebagai ulang tahun kenaikan takhta kerajaan. Tingalan Dalem Jumenengan adalah sebuah prosesi adat yang merupakan rangkaian adat di Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang menandakan masih eksisnya seorang ratu atau raja yang sedang bertahta.
Sebagai penerus dinasti Mataram, Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat masih memegang Pranatan (peraturan) adat tersebut. Arti atau makna Tingalan Dalem Jumenengan yaitu, 1) sebagai bukti atau pertanda masih ada yang Jumeneng Nata (bertahta), dan 2) suatu pertanda bahwa masih tetap ada tata cara adat lainnya di Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Tanpa adanya Tingalan Dalem Jumenengan berarti tidak ada lagi ratu atau raja Jawa yang memerintah di Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan hal ini berakibat hilangnya tata cara adat yang lainnya.
Prosesi acara Tingalan Dalem Jumenengan meliputi beberapa tahap mulai dari sesaji, menyiapkan berbagai jenis makanan. Tak ketinggalan persembahan acara pagelaran tari Bedhaya Ketawang yang juga menyajikan sesaji yang utama yaitu kembang tujuh rupa, ketan biru yang diberi kelapa parut dan diberi gula jawa, nasi langgi (nasi kuning), ayam, sayur-sayuran seperti mentimun dan lain sebagainya.Â
Â
Advertisement