Liputan6.com, Jakarta - Spesies kecoak baru telah ditemukan di hutan cagar alam di Singapura. Kecoak ini dinamai Pheromosa, yang diambil dari salah satu karakter Pokemon yang mirip kecoak. Pheromosa muncul pada generasi ketujuh seri video game asal Jepang, Pokemon.
Dikutip dari The Strait Times pada Selasa, 14 Maret 2023, awalnya spesies baru ini ditemukan setelah diperiksa dan dibandingkan dengan spesies kerabat terdekatnya dari Kalimantan. Salah satunya adanya perbedaan alat kelamin jantan.
Advertisement
Baca Juga
Ahli entomologi Foo Maosheng merupakan salah satu penulis tentang penemuan tersebut. Entomologi merupakan studi tentang serangga dan hubungannya dengan manusia, lingkungan, dan organisme lainnya.
Foo mengatakan, "Ada beberapa kesamaan antara Pheromosa dan kecoak halus yang kami temukan, seperti memiliki antena panjang, sayap yang menyerupai tudung, dan kaki ramping yang panjang."
Nama karakter Pokemon, Pheromosa, dipilih sebagai nama spesies kecoak baru itu karena sang penemu adalah penggemar Pokemon. "Baik kolaborator saya dan saya adalah penggemar Pokemon, jadi kami berpikir, mengapa tidak menamainya dengan nama Pokemon yang terinspirasi oleh kecoak," jelas Foo.
Dalam video game Pokemon, Pheromosa termasuk karakter Ultra Beast yang menyerupai kecoak antropomorfik feminin. Warnanya putih dengan tubuh yang tipis. Penemuan Nocticola pheromosa yang diterbitkan dalam Journal of Asia-Pacific Entomology pada 27 Februari 2023, menandai pertama kalinya seekor kecoak dari genus Nocticola –yang berarti ‘suka malam’ dalam bahasa Latin– ditemukan di Singapura.
Belum Pernah Didokumentasikan
Penelitian mengenai kecoak di Singapura dinilai masih minim. Foo Maosheng, yang juga merupakan seorang petugas ilmiah di National University of Singapore (NUS) Museum Sejarah Alam Lee Kong Chian, mengatakan, “Sangat sedikit penelitian yang dilakukan pada kecoak dan rayap, sebagian karena mereka kurang karismatik dibandingkan lebah, kupu-kupu dan kumbang.”
Identitas kecoak ini masih menjadi misteri ketika beberapa spesimen jantan kecoak dikumpulkan antara 2016 dan 2017 di hutan sekunder di Cagar Alam Bukit Timah, Singapura, selama survei serangga.
"Tidak ada catatan resmi tentang kecoak ini di Singapura," ujar Foo. “Karena DNA-nya tidak cocok dengan spesies mana pun yang tercatat secara online, hal itu menambah kesan bahwa spesies ini belum pernah didokumentasikan secara formal.”
Bantuan tiba ketika Cristian C. Lucanas, seorang entomolog dari University of the Philippines Los Baños (UPLB) Museum of Natural History di Filipina dan penulis utama studi tersebut, menemukan gambar spesies itu di situs The Biodiversity of Singapore dan menghubungi Foo untuk membantu pencariannya.
Advertisement
Peran Penting Kecoak
Menyadari bahwa kecoak tersebut belum pernah didokumentasikan secara ilmiah sebelumnya, Lucanas memutuskan untuk mempublikasikan temuannya setelah membedahnya. Spesies baru ini bergabung dengan 22 spesies lainnya dari genusnya, yang telah ditemukan di Afrika tropis, India, Asia daratan dan Asia Tenggara serta Australia.
Tidak seperti kecoak Amerika yang tangguh, yang cenderung diasosiasikan dengan kecoak oleh kebanyakan orang, Nocticola pheromosa lebih lembut karena jenisnya cenderung hidup di ekosistem yang terlindungi dengan baik, menurut Foo. Namun, tidak banyak yang diketahui tentang spesies Singapura, termasuk dari mana asalnya.
Beberapa orang mungkin membenci kecoak, tetapi mereka sebetulnya sangat berperan dalam ekosistem. Foo berujar, "Beberapa kecoak hutan adalah penyerbuk dan segelintir kecoak juga membantu siklus nutrisi."
Dikutip dari riset yang dipublikasikan di Oxford Academic, mayoritas kecoak adalah pemakan detritus (material organik yang sudah mati) dan berperan penting dalam mendegradasi bahan tanaman. Kecoak juga merupakan sumber makanan penting bagi sejumlah organisme, termasuk arthropoda, burung, dan mamalia. Dengan demikian, mereka adalah bagian penting dari rantai makanan.
Julukan “Penangkap Serangga”
"Kecoak memang memiliki peran, tetapi karena konotasi negatif dan penampilannya, mereka cenderung diabaikan, bahkan selama survei serangga," ungkap Foo.
Kecintaan Foo pada semua serangga dan Pokemon membuatnya mendapatkan julukan "penangkap serangga" di antara murid-murid di NUS dan ahli entomologi lainnya.
Dia berkata, “Saya seperti salah satu pelatih tipe bug (di Pokemon) saat saya pergi ke berbagai tempat untuk mencari tahu lebih banyak tentang serangga apa yang kita miliki."
Penemuan Foo dan Lucanas berkontribusi besar pada penambahan khazanah serangga di Singapura. "Ini berkontribusi pada museum untuk penelitian dan pendidikan dan situs web The Biodiversity of Singapore, yang mirip dengan Pokedex lokal kami."
Kecoak Pheromosa bergabung dengan beberapa spesies lain yang juga dinamai berdasarkan karakter-karakter Pokemon. Pada 2021, tiga kumbang Australia yang diidentifikasi berdasarkan warnanya yang berapi-api dinamai menurut nama burung langka Pokemon Articuno, Zapdos, dan Moltres.
Advertisement