Liputan6.com, Jakarta - Pada akhir Februari 2023, influencer Alix Earle beristirahat dari rutinitas makeupnya untuk membagikan tur rumahnya melalui TikTok. Tampak meja rias yang sangat berantakan, dengan makeup yang tidak beraturan di meja tersebut.
Ia menaruh hair extension dan makanan di tempat tidurnya, sementara lantainya dipenuhi baju berserakan. Di atas raknya ada sepatu dan segelas sampanye. Kamar mandinya juga sangat kacau dengan toilet yang kotor dan rusak.
Advertisement
Baca Juga
Hal ini membawa komentar negatif dari para warganet. "Sejak kapan hidup seperti ini menjadi sesuatu yang patut dibanggakan?" tanya salah satu dari 9 juta penonton video di kolom komentar.
Dikutip dari CNA pada Sabtu, 18 Maret 2023, kamar berantakan hampir tidak pernah ditampilkan, bahkan dalam televisi. Tetapi, kekacauan adalah bagian dari kehidupan kebanyakan orang, dan saat ini semakin banyak orang yang mendokumentasikan, atau bahkan 'menyombongkan', kamar mereka yang tidak sempurna dengan semua detail dalam media sosialnya.
Mungkinkah kamar yang berantakan kini menjadi tren yang keren? Amalia Soto, seorang seniman digital yang dikenal sebagai Molly Soda, menyatakan bahwa “Kamar yang berantakan menyiratkan kesan 'it girl' atau seseorang yang keren.”
Perempuan berumur 34 tahun itu mengatakan dia telah melihat lebih banyak video kamar yang penuh dengan pakaian, perlengkapan mandi, kosmetik, dan minuman yang diunggah ke TikTok, hal ini ia sebut sebut sebagai "kekacauan perempuan" atau "girl clutter" dalam esainya baru-baru ini di Substack.
Ruangan Rapi Tampak Palsu
Sebagian perempuan saat ini menentang ekspektasi gender yang meminta perempuan untuk menata kamar dan rumah tangga yang rapi dan teratur. Kini, para gadis tampaknya "benar-benar condong ke atau bahkan meromantisasi kekacauan," tulisnya.
Banyak warganet yang juga memerhatikan tren unik ini. Ketika ahli pengorganisasian barang asal Jepang Marie Kondo mengakui baru-baru ini bahwa rumahnya menjadi kurang rapi setelah dia memiliki anak ketiganya, banyak orang membelanya dan menarik napas lega.
Aktris Julia Fox juga pernah membagikan kotak sepatunya yang berserakan, pelembab, dan boneka Elmo dalam tur apartemen dadakan di TikTok. Apartemennya tampak jauh dari foto-foto yang ada dalam majalah arsitektur atau bahkan konten di media sosial yang biasanya penuh dengan kamar rapi yang disebut 'spotless homes' dan rutinitas pagi yang tertata. Juga 'clean girl aesthetic' yang biasa meminum jus hijau dan hidup yang terorganisir.
Ketika Alisha Ashour (31) membuat akun TikTok pada 2021, dia membeli bantal, tanaman, dan latar belakang seperti tirai putih untuk menyembunyikan rumahnya. Dia juga mengatakan bahwa dia malu karena karpet cokelatnya tidak seperti lantai kayu keras yang sering dia lihat di aplikasi, terutama ketika lantainya berantakan dengan mainan putranya yang berusia 2,5 tahun.
Sandiwara itu sulit dipertahankan. Butuh waktu dan uang yang menurut Ashour tidak sedikit, dan kamar yang rapi juga terasa palsu. "Merias wajah, berpakaian, membeli semua barang ini untuk membuat rumah saya terlihat lebih rapi bukanlah kehidupan nyata," katanya.
Advertisement
Lebih banyak Penonton Menyukai Kamar Berantakan
Pada Agustus, Ashour mulai membagikan video rumahnya seperti yang terlihat sebenarnya. Tanggapan dari pemirsa ternyata positif. "Terus lakukan ini, kami menyukainya, kami tidak pernah melihat sisi TikTok yang ini."
Pada platform di mana pengguna berusaha untuk tampil seragam, kekacauan telah menjadi semakin menarik. Di Pinterest, penelusuran "messy girl aesthetic" meningkat lebih dari 500 persen dari tahun lalu, menurut Swasti Sarna, direktur data global Pinterest.
Hal yang tampak berantakan mungkin sangat cocok untuk TikTok, platform yang digunakan pengguna untuk konten yang tampak asli dan tanpa filter, menurut studi Nielsen pada 2021.
Karpet yang berantakan ditimpa gunungan barang dalam video yang diberi tag #messyroom, telah ditonton lebih dari 430 juta kali di aplikasi. 11 juta orang juga menonton laci berantakan di dapur dengan tagar #nonaesthetichome.
Terkadang, kekacauan itu diromantisasi. Satu warganet menyamakan kamar perempuan yang berantakan dengan gaya sinematik Sofia Coppola yang intim.
Terlihat Lebih Nyaman
Di luar media sosial, beberapa orang menemukan alasan lain untuk menyukai kamar yang berantakan. Pertama, ruang yang rapi tidak terlihat seperti rumah yang nyaman untuk ditempati, kata Jonah Weiner, seorang jurnalis yang menulis buletin mode dan desain populer Blackbird Spyplane.
Ketika melihat rumah Kim Kardashian yang berwarna krem dan hampir semua permukaan tidak memiliki barang, Francesca Edouard, seorang asisten perpustakaan berusia 29 tahun berpikir, "Apakah Anda takut untuk benar-benar hidup di dalamnya?" kata Edouard.
Sementara itu, kamar tidur Edouard di area Boston penuh dengan barang-barang yang berarti baginya, yakni game Nintendo Switch di meja riasnya, gaun bermotif bunga yang disimpannya untuk dilempar ke kursi, novel roman bekas yang diletakkan di tempat tidur.
Edouard menikmati menghabiskan waktu di ruang yang penuh dengan barang-barang miliknya. Lagipula, kamar tidurnya adalah tempat tinggalnya, bukan lokasi syuting film. "Saya ingin kamar saya mencerminkan diri saya," katanya.
Advertisement