Liputan6.com, Jakarta - Masih ingat dengan kasus turis Rusia yang berpose tidak senonoh di puncak Gunung Agung? Turis yang diketahui bernama Yuri itu sengaja memelorotkan celananya hingga hanya menyisakan busana atasnya saat mengambil gambar di puncak Gunung Agung yang disakralkan umat Hindu Bali.
Foto dan videonya yang diambil pada 19 Maret 2023 itu kemudian viral. Beberapa hari berselang, turis Rusia itu menghapus foto tersebut dan membuat video permintaan maaf lewat akun Instagram pribadinya @chila_brazila.
"Halo! aku pikir kalian melihat unggahan di mana aku berdiri di Gunung Agung. Aku ingin meminta maaf atas tindakanku yang menodai gunung suci untuk masyarakat setempat. Tidak ada alasan untuk tindakan saya. Satu-satunya hal yang menyebabkan apa yang terjadi adalah ketidaktahuan pribadi saya. Ketidaktahuan tentang kekhasan agama lokal," ucapnya dalam bahasa Rusia dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, dikutip Jumat (31/3/2023).
Advertisement
Berdasarkan informasi yang dipelajarinya, ia menyebut bahwa Gunung Agung merupakan simbol Siwa, prinsip maskulin, bagi masyarakat Bali dan disucikan oleh umat Hindu setempat. Ia mengaku setelah mempelajari budaya dan agama Bali, ia menyadari kesalahannya.
"Saya siap untuk mengambil bagian dan mendukung secara finansial upacara persembahan kepada para dewa," sambungnya.
"Saya minta maaf kepada masyarakat Bali!" sambungnya.
Ia pun menemui Ni Luh Djelantik, desainer sepatu dan aktivis sosial Bali, untuk dimediasi. Lewat akun Instagramnya, Ni Luh menyebut bahwa Yuri sudah sangat menyesali perbuatannya dan siap bertanggung jawab secara adat melalui upacara Mecaru yang akan dilaksanakan pihak pemangku adat Gunung Agung, Kecamatan Rendang, Karangasem.
"Selain itu, Yuri juga siap dideportasi atas pelanggarannya berdasarkan aturan keimigrasian," sambung Ni Luh.
Turis Rusia Bakal Jadi Perpanjangan Tangan untuk Sebar Informasi Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan di Bali
Ni Luh Djelantik juga menyatakan bahwa Yuri dan Jinn, rekannya, akan menjadi perpanjangan tangan untuk menyampaikan pesan kepada rekan-rekan senegaranya terkait aturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Indonesia, khususnya di Bali. Itu mencakup norma ketimuran, adat, budaya, dan soal legalitas saat membuka usaha/bekerja di Indonesia.
"Pesan akan disampaikan dalam bahasa Rusia - Inggris - Indonesia," imbuhnya.
Sementara, upacara Mecaru yang dilakukan Yuri, kata dia, akan dilaksanakan bersama penglingsir adat. Ia menyebut adiknya, Dewandra Djelantik selaku tokoh Puri Karangasem, akan mendampingi selama ritual adat itu berlangsung.
"Aturan harus ditegakkan. Konsekuensi atas kesalahan harus dipertanggungjawabkan. Proses dari institusi Ditjen Imigrasi melalui @imngurahrai kita dukung & apresiasi," sambung Ni Luh.
Kasus Yuri menambah daftar panjang kasus turis asing berulah di Bali. Sebelumnya, turis-turis Rusia disorot karena banyak melanggar aturan berlalu lintas selama berlibur di Bali. Mengutip data yang dirilis kepolisian Bali pada 12 Maret 2023, tercatat 171 pelanggaran lalu lintas yang dilakukan warga negara asing selama seminggu. Sebanyak 56 kasus di antaranya melibatkan turis Rusia.
Advertisement
Turis Rusia Yuri Masih Lanjut Tinggal di Bali
Mengutip CNN, kasus Yuri disebut kini ditangani Dirjen Imigrasi Bali. Ia dikenakan wajib lapor setiap hari ke Kantor Imigrasi Bali. Belum ada keputusan final dibuat terkait apakah ia akan dideportasi atau diperkenankan tinggal di Bali setelah ritual adat dilaksanakan.
Namun, berdasarkan unggahan Insta Story, Yuri masih terlihat berada di Bali. Ia memperlihatkan aktivitas yang dilakukannya selama di Pulau Dewata, salah satunya mengunjungi sasana tinju yang berlokasi di Canggu, Bali. Wajahnya lebih berseri dibandingkan saat ia duduk bersebelahan dengan Ni Luh Djelantik saat mediasi.
Pemerintah Bali belakangan mengambil langkah lebih tegas terhadap turis asing yang melanggar aturan. Pada 12 Maret 2023, dewan pariwisata mengunggah imbauan berbahasa Inggris untuk pengunjung. Daftar saran itu termasuk, "Jangan menguggah gambar yang menyinggung dan vulgar ke media sosial."
Sementara, Gubernur Bali Wayan Koster telah melarang turis asing untuk menyewa sepeda motor, melainkan memesan kendaraan travel untuk bepergian di sekitar Bali. Ia juga mengingatkan bahwa wisatawan asing tanpa visa kerja yang sesuai dilarang untuk bekerja di pulau tersebut.
Jumlah Turis Rusia yang Gunakan Visa on Arrival Menurun di Awal Tahun
Jumlah wisatawan Rusia dan Ukraina pengguna Visa on Arrival (VoA) dan Electronic Visa on Arrival (e-VoA) yang masuk ke Bali menurun cukup signifikan pada Maret 2023. Per 12 Maret 2023, jumlah pengguna Voa dan e-VoA asal Rusia sebanyak 5.196 orang dan Ukraina sebanyak 566 orang.
Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim menyampaikan tren kedatangan turis Rusia dan Ukraina menggunakan VoA dan e-VoA terpantau menurun. Jumlah tersebut, pada Februari 2023 ada lebih dari 15 ribu orang dari Rusia dan 2.000-an orang dari Ukraina.
"Bulan Januari lebih banyak lagi, dari Rusia hampir 20.000 orang dan dari Ukraina juga lebih dari 2.000 orang," jelas Silmy dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 14 Maret 2023.
"Sekarang jumlah warga negara Rusia dan Ukraina menurun sekitar 30 persen dari triwulan terakhir tahun 2022," lanjut Silmy.
Penurunan tersebut, dikatakan Silmy, mengacu pada tren. "Karena namanya orang wisata sudah masuk ke waktu produktif kembali lagi ke negaranya, bekerja, kan VoA itu 30 hari sehingga mereka pada pulang tidak perpanjang lagi, suatu fenomena yang biasa. Maret itu low season," lanjutnya.
Advertisement