Sampah Makanan Capai 48 Juta Ton per Tahun di Indonesia, Dapur Bergerak Mengolah Bahan Pangan yang Tak Terjual

Masalah sampah makanan dan gizi buruk terus terjadi di Indonesia. Banyak masyarakat yang membuang makanan secara berlebihan, baik di restoran maupun di rumah mereka sendiri, yang menghasilkan penumpukan sampah makanan yang besar.

oleh Dyra Daniera diperbarui 19 Apr 2023, 03:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2023, 03:00 WIB
Dapur Bergerak Mustikarasa
Dapur Bergerak Mustikarasa kolaborasi Super Indo dan Foodbank of Indonesia. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Liputan6.com, Jakarta - Masalah sampah makanan dan gizi buruk terus terjadi di Indonesia. Banyak masyarakat yang membuang makanan secara berlebihan, baik di restoran maupun di rumah mereka sendiri, yang menghasilkan penumpukan sampah makanan yang besar. Di sisi lain, banyak masyarakat pelosok yang mengalami gizi buruk karena kurangnya akses ke makanan yang sehat dan bergizi.

Sarwo Edhy, Sekretaris Badan Pangan Nasional menyampaikan bahwa tugas bersama saat ini adalah hemat pangan. "Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian sudah mencatat bahwa dunia mulai resesi ekonomi. Beberapa negara sudah kekurangan pangan," katanya dalam acara Kick off Distribusi Pangan Program Senyum Ramadhan 2023 dan Dapur Bergerak kolaborasi Super Indo dan Foodbank of Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 17 April 2023.

Sarwo Edhy menambahkan, "1,3 miliar ton makanan di dunia terbuang setiap tahunnya. 23 sampai 48 juta ton per tahun di Indonesia. Itu setara dengan memberi makan 61 hingga 125 juta penduduk Indonesia."

Oleh karena itu, program penanganan sampah makanan atau food waste menjadi prioritas Badan Pangan Nasional. Sejalan dengan visi tersebut, Super Indo berkolaborasi dengan beberapa mitra pemasok terpilih menjalankan program yang bertajuk Senyuman Ramadan "Semua Bisa Menyumbang Makanan di Bulan Ramadan".

Didukung oleh Foodbank of Indonesia (FOI), donasi akan disalurkan melalui Dapur Pangan FOI (DPF). "Kami berikhtiar mengurangi kelaparan, melakukan perbaikan gizi anak, dan melamukan pemberdayaan ibu-ibu melalui dapur pangan," ujar Donny Ardianta Passa, Vice President Buying & Indirect Procurement Super Indo. 

Akan Hadir di 20 Titik di Jawa dan Sumatera Selatan

Badan Pangan Nasional
Sarwo Edhy, Sekretaris Badan Pangan Nasional dalam acara Kick Off Senyuman Ramadan. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Tujuan ini berusaha dicapai dengan mengadakan dapur bergerak dalam bentuk food truck yang akan mengolah bahan-bahan pangan yang belum laku terjual di Super Indo namun masih berkualitas prima. Mulai Senin, 17 April 2023, dapur bergerak akan mulai beroperasi. Hasil olahan berupa makanan bergizi itu akan disalurkan setiap hari Rabu di 20 titik mencakup Jawa dan Sumatera Selatan.

"Kami berusaha membuat makanan sehat mudah diakses dan terjangkau di mana saja dan kapan saja," ungkap Donny. "Dengan ini, kami mencoba mencegah kemubaziran pangan."

Super Indo telah bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia selama lima tahun, menghadirkan dapur sosial di berbagai daerah, dan tahun ini berencana mencapai dapur sosial yang ke-1000. Hendro Utomo, Founder dan CEO Foodbank of Indonesia mengatakan ada dua makna penting tentang pangan nasional.

"Pertama, makna politik pangan, yang menginisiasi adalah Bung Karno presiden pertama. Ia mengatakan, seharusnya tidak ada kelaparan di Indonesia kalau kita punya koneksi dengan bahan-bahan sekitar," ujarnya. 

Dorong Kuliner Berdasar Rempah Nusantara

Dapur Bergerak
Dapur Bergerak akan membagikan olahan masakan sehat ke 20 titik di Jawa dan Sumatera Selatan. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Bung Karno bahkan menciptakan buku resep kuliner Indonesia yang sangat tebal berjudul "Mustikarasa". Nama "Mustikarasa" itu kemudian dijadikan nama Dapur Bersama kolaborasi Foodbank of Indonesia dengan Super Indo.

"Makna kedua terkait kuliner. Bahan-bahan pangan yang diminta Bung Karno untuk menghasilkan masakan adalah bahan sekitar, dari rempah-rempah," ujar Hendro. Menurutnya, rempah-rempah sangat penting untuk kesehatan terutama kesehatan anak di usia 0--5 tahun yang dikenal sebagai Golden Age. 

"Sekarang rempah-rempah masih dipakai enggak? Ternyata enggak. Anak-anak diberi makanan fast food yang dibeli di pinggir jalan. Itu membuat mereka kecanduan. Fast food itu mengandung garam, gula, dan lemak," jelasnya. 

Konsumsi yang sudah semakin jauh dari pangan lokal ini membuat 7 juta anak Indonesia menderita gizi kurang dengan 17 persen angka stunting. Saat ini, 24--50 persen anak balita di pemukiman padat di 14 kotamenderita perut kosong.

Aditya Bentoni Iswara, Ketua Yayasan Sagraha Indonesia Peduli Sesama (SIPS) mengatakan, "Sejalan dengan pilar Yayasan SIPS, Dapur Bergerak Mustikarasa merupakan wujud kolaborasi baik dari multi stakeholders yang memiliki visi sama, yaitu kemanusiaan dan tentunya akan terus kami dukung. Semoga ke depannya, semakin banyak kolaborator yang dapat berpartisipasi sehingga pada akhirnya banyak masyarakat yang merasa terbantu akan kehadiran dari Dapur Bergerak Mustikarasa."

Membuka Akses Pangan Sehat Untuk Masyarakat

Super Indo Senyum Ramadhan
Donny Ardianta Passa, Vice President Buying & Indirect Procurement Super Indo bekerja sama dengan mitra pemasok. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Donny mengungkapkan bahwa, "Dapur Bergerak Mustikarasa ini merupakan realisasi janji Perusahaan untuk menjadi bagian masyarakat yang bermanfaat. Kami bersyukur Super Indo memiliki bisnis yang  baik dan dalam menjalankan program-program sosial mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terkait termasuk pihak Pemirintah, FOI dan mitra pemasok."

Program Senyuman Ramadan merupakan aksi sosial Super Indo dan mitra pemasok menyisihkan sebagian keuntungan dari penjualan selama program berjalan. Semakin banyak produk yang terjual atau dibeli oleh pelanggan di Super Indo maka akan semakin maksimal nilai donasi yang diberikan kepada penerima manfaat. 

Hal ini ditujukan untuk membuka akses pangan sehat untuk masyarakat yang membutuhkan selama periode festive, yaitu di bulan Ramadhan dan Syawal melalui Dapur Pangan FOI yang berada di 20 daerah Jawa dan Sumatra Selatan. Program ini berlajan dan didukung oleh mitra pemasok Super Indo, yaitu Belfoods, Cedea, Sunpride, dan juga produk 365 selama 2 hingga 15 Mei 2023.

Infografis Journal_ Kerugian Ekonomi Akibat Sampah Sisa Makanan Capai Rp 500 Triliun per tahun
Infografis Journal_ Kerugian Ekonomi Akibat Sampah Sisa Makanan Capai Rp 500 Triliun per tahun (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya