Liputan6.com, Jakarta - Gunung Papandayan atau Gunung Api Papandayan merupakan sebuah kompleks dan stratovolcano yang rumit juga disebut sebagai gunung berapi komposit. Gunung tersebut berlokasi di Kabupaten Garut, mulai dari Kabupaten Garut hingga ke arah tenggara kota Bandung di Jawa Barat, Indonesia.
Tempat ini berjarak sekitar 15 km ke arah barat daya kota Kabupaten Garut. Mengutip dari laman Wikiversity, Jumat (1/9/2023), saat ini aktivitas fumurol pada periode tersebut masih ada dan aktivitas vulkaniknya besar hingga 1772.Â
Letusan pada 1772 menyebabkan runtuhnya sisi timur laut yang menghasilkan longsoran puing dahsyat yang menghancurkan 40 desa akibat kehancuran ini dan menewaskan hampir 3.000 orang dan lebih spesifiknya sekitar 2.957 orang. Letusannya menjadikan gunung berapi tersebut berbentuk lebar dan agak datar dengan dua puncak kecil dan dataran datar selebar sekitar 1,1 km dengan kawah di tengahnya, membuat gunung tersebut terlihat seperti gunung kembar.
Advertisement
Dari satu sudut pandang, salah satu puncaknya bernama Papandayan dan satu lagi bernama Gunung Puntang. Sejak tahun 1772, hanya letusan freatik kecil dan mematikan yang tercatat dan dilaporkan tepat sebelum letusan eksplosif yang dimulai pada November 2002, kemudian masih terus meningkat.Â
Masih banyak hal mengenai Gunung Papandayan, berikut enam fakta menarik Gunung Papandayan yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Jumat (1/9/2023).Â
1. Jenis Gunung StratovolcanoÂ
Gunung Papandayang merupakan jenis gunung stratovolcano yang rumit dan disebut sebagai gunung berapi kerucut komposit. Dari tempat letusan yang pernah tercatat, Gunung Papandayan mempunyai ladang fumarol yang aktif tepat setelah terjadinya letusan.
Â
2. Sejarah Letusan
Menurut catatan sejarah, Gunung Papandayan tercatat sudah beberapa kali meletus di antaranya pada 12 Augustus 1772, 11 Maret 1923, 15 Agustus 1942, dan 11 November 2002. Letusan besar yang terjadi pada tahun 1772 menghancurkan setidaknya 40 desa dan menewaskan sekitar 2957 orang. Daerah yang tertutup longsoran mencapai 10 km dengan lebar 5 km.
Pada 21 Februari 1925, letusan lumpur terjadi di Kawah Nangklak. Pada tahun 1926, sebuah letusan kecil terjadi di Kawah Mas. Sejak April 2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Papandayan menjadi waspada, setelah terjadi peningkatan aktivitas seismik. Pada 28 Oktober 2010, status Papandayan kembali meningkat menjadi level 2.
Â
3. Terdapat Flora dan Fauna yang Unik
Menariknya, kawasan Gunung Papandayan memiliki flora yang sangat indah seperti pohon suagi, edelweis, puspa, saninten, pasang, kihujan, jamuju, dan Manglid. Sementara untuk faunanya terdapat babi hutan, trenggiling, kijang, lutung, serta beberapa jenis burung antara lain walik dan kutilang. Gunung Papandayan juga mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.
Advertisement
4. Hutan Mati Gunung Papandayan
Kawah Papandayan, merupakan kawasan gunung berapi yang masih aktif dengan luas mencapai 10 Ha. Terdapat lubang-lubang magma yang mengeluarkan asap/uap air yang menimbulkan berbagai macam suara unik. Terdapat tempat terkenal yang wajib dikunjungi di Gunung Papandayan yaitu Hutan Mati.
Mengutip dari laman Indonesia Kaya, Hutan Mati merupakan salah satu bagian eksotis dari Gunung Papandayan. Sebuah padang yang menyajikan pemandangan pohon-pohon kering dan memberikan pesona keindahan eksotis. Inilah Kawasan Hutan Mati, kawasan yang biasa dilewati para pendaki Gunung Papandayan sebelum sampai ke puncak Tegal Alun yang penuh dengan bunga edelweis.
5. Tempat Berkemah
Lokasi tempat perhentian bagi pendaki adalah Pondok Saladah, merupakan kawasan padang rumput dengan luas mencapai 8 Ha dan memiliki ketinggian 2.288 m di atas permukaan laut. Di dekat sini terdapat Sungai Cisaladah yang airnya mengalir sepanjang tahun.
Di Pondok Saladah, pendaki bisa berkemah. Sementara, sumber air panas letaknya di perbatasan Cigenah, sumber air panas ini mengandung belerang dan berkhasiat dalam penyembuhan penyakit kulit terutama gatal-gatal.Â
6. Cara ke Gunung Papandayan
Secara keseluruhan, kawasan Gunung Papandayang masih sangat alami serta memiliki panorama yang indah dan udara sejuk. Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan antara lain menikmati keindahan dan keunikan alam, lintas alam, berkemah, memotret, mandi air yang mengandung belerang untuk pengobatan penyakit kulit.
Pengunjung yang menggunakan transportasi umum baik dari Jakarta, Bogor, maupun Bandung dan sekitarnya, Anda terlebih dahulu berangkat menuju Terminal Guntur Garut dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju kaki gunung. Jika Anda tiba di Terminal Guntur Garut pada dini hari, gunakan angkot minibus menuju pertigaan Pasar Cisurupan.
Lanjutkan dengan menumpangi mobil pickup yang mengetem menunggu pendaki hingga penuh, barulah angkutan pikap tersebut berangkat. Apabila pengunjung menumpang kendaraan pribadi, langsung saja menuju kaki gunung karena tempat parkirnya cukup luas.
Biaya masuk ke Gunung Papandayang sangatlah terjangkau yakni Rp65.000 per orang, untuk biaya parkir Rp60.000 per mobil dan sewa mobil pickup sekitar Rp20.000--Rp30.000 per orang.
Advertisement