Liputan6.com, Jakarta - Duka tengah menyelimuti pariwisata Pulau Dewata. Insiden tragis tali lift putus terjadi di Ayu Terra Resort, Banjar Kedewatan Let, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, pada Jumat, 1 September 2023 dan menewaskan lima karyawan.
Usai insiden tersebut, Wakil Gubernur atau Wagub Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati menyebut seluruh tamu yang menginap di Ayu Terra Resort, telah dipindahkan. Hal tersebut diungkapkan Cok Ace, begitu ia akrab disapa, di sela-sela Sidang Paripurna DPRD Bali di Denpasar, Sabtu, 2 September 2023.
"Sementara (tutup), karena sekarang dari pihak hotel sendiri tamu-tamu di sana sudah dipindahkan, sehingga sekarang sudah dikosongkan karena juga ada pemeriksaan kan," kata Cok Ace, dilansir Antara.
Advertisement
Ia menambahkan soal kondisi hotel tersebut, "Hotelnya kecil, tidak terlalu besar hanya 15 kamar atau beberapa ya tidak sampai 20 kamar."
Cok Ace pada Sabtu siang, 2 September 2023 menyempatkan berkunjung ke kediaman keluarga korban, termasuk mendatangi tempat kejadian. Orang nomor dua di Pemprov Bali tersebut juga menyebut di sana ada pula beberapa saksi yang kebetulan mengetahui kejadian tersebut.
"Pas diwawancara diinterogasi di sana saya sempat melihat ke tempat kejadian itu memang putus tali selingnya," terangnya.
Wagub yang juga Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Bali itu menutuakan insiden ini adalah kejadian pertama, khususnya di Pulau Dewata, padahal lift serupa umum digunakan di hotel-hotel ternama. Pemprov Bali tak ingin gegabah dan menyerahkan ini ke pihak kepolisian agar melihat apakah terdapat unsur pidana atau ada kelalaian di sana.
Kronologi Insiden
"Kalau kita lihat dari sepintas saya lihat izin-izinnya khususnya dengan penggunaan dan keamanan kerja terhadap kondisi liftnya itu dari pemeriksaan rutin kata salah satu konsultan independen itu November 2022 terhitung baru 8 bulan menyatakan masih layak, tentu ini akan menjadi penelusuran," jelasnya.
Cok Ace menyebut insiden ini dijadikan evaluasi baginya. Lift atau tangga adalah fasilitas yang ada di dalam hotel sehingga ada syarat dan standar yang harus dipenuhi, maka ke depan akan lebih diperhatikan. Tragedi ini sendiri masih dalam kajian kepolisian.
Kapolsek Ubud Komisaris Polisi I Made Uder, memberikan keterangan awal mengenai kronologi kejadian. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WITA saat para karyawan sedang berada di dalam lift.
Tali lift jembatan yang terbuat dari baja putus yang mengakibatkan tabung lift, tempat para karyawan berada, meluncur dengan kecepatan tinggi hingga menabrak bagian bawah. Kecepatan dan benturan keras menyebabkan kelima karyawan yang berada di dalamnya mengalami luka fatal hingga meninggal dunia.
"Tali seling baja tersebut tidak kuat menarik beban ke atas yang cukup berat dan safety pengganjal atau rem tidak berfungai sehingga lift meluncur dengan kecepatan tinggi ke bawah sehingga tidak bisa dihindari terjadi musibah tersebut. Akibatnya, kelima penumpang lift tersebut meninggal dunia," kata Made Uder melansir Antara.
Advertisement
5 Orang Tewas
Meskipun penyebab pasti dari peristiwa ini masih dalam tahap penyelidikan oleh aparat kepolisian, ada spekulasi yang mengatakan bahwa saat para korban hampir mencapai titik pemberhentian lift, tali seling yang berfungsi sebagai penarik tabung lift tiba-tiba putus. Kelima korban rata-rata berusia muda. Mereka adalah Sang Putu Bayu Adi Krisna (19), Ni Luh Supernigsih (20), I Wayan Aries Setiawan (23), Kadek Hardiyanti (24), dan Kadek Yanti Pradewi (19).
Kapolsek menerangkan bahwa Kadek Hardiyanti dan Sang Putu Bayu Adi Krisna meninggal saat ditemukan di lokasi kejadian. Tiga korban lainnya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Payangan, Gianyar, namun nyawa mereka tidak tertolong. Mereka meninggal dunia setelah dirawat intensif.
I Ketut Suwiarta, seorang saksi yang merupakan salah satu karyawan di resort, mengungkapkan bahwa sekelompok karyawan, termasuk kelima korban, tampak hendak naik lift bersama-sama. Tak lama setelah lift bergerak, Suwiarta mendengar teriakan diikuti oleh suara benturan yang sangat keras.
Kemudian, Suwiarta bersama rekan kerjanya yang lain berlari menuju lokasi lift untuk mencari tahu apa yang terjadi. Tampak tali seling baja yang biasanya menghubungkan lift telah putus. Tabung lift yang seharusnya berisi kelima karyawan tersebut sudah tak terlihat di tempatnya. Lalu, Ketut Suwiarta bersama karyawan lainnya turun melalui anak tangga dan melihat lima orang karyawan sudah tergeletak di lantai.
"Tiga orang korban saat itu masih bernapas, lalu saksi I Ketut Suwiarta dan karyawan lainnya menolong dengan cara mengangkat tiga korban yang masih bernapas untuk dibawa naik dan selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Payangan, Gianyar," kata Made Uder.
Olah TKP
Â
Pada pukul 13.45 WITA, pasca-insiden lift, tiga karyawan yang selamat namun mengalami luka parah dengan segera dilarikan ke Rumah Sakit Payangan. Mereka dibawa dengan mobil ambulans milik BPBD Gianyar dalam upaya mendapatkan perawatan medis secepat mungkin.
Hanya 15 menit setelah itu, yaitu pukul 14.00 WITA, anggota Polsek Ubud tiba di lokasi kejadian. Mereka langsung mengamankan area dan memulai proses penyelidikan awal seputar apa yang sebenarnya terjadi.
Sekitar pukul 14.30 WITA, dalam sebuah operasi yang melibatkan Polsek Ubud, PMI Kabupaten Gianyar, dan BPBD Kabupaten Gianyar, dua korban yang meninggal dunia berhasil dievakuasi dari tempat kejadian. Kedua korban ditempatkan di mobil ambulans dan diantarkan ke RS Arisanti Ubud, Gianyar.
Dari hasil olah TKP, rel lift sepanjang sekitar 60 meter tersebut berada dalam posisi miring dengan sudut kemiringan sekitar 35 derajat. Fokus penyelidikan berikutnya adalah mengetahui penyebab pasti kerusakan dan memastikan standar keselamatan yang sesuai telah diterapkan oleh manajemen resort.
"Tabung lift hancur dan pecah, pagar pengaman yang terbuat dari kayu hancur dan lantai tembok pengaman rusak/hancur," kata mantan Kabag Operasi Polresta Denpasar itu.
Advertisement