Liputan6.com, Jakarta - Alih-alih properti pribadi, grup khusus anggota Luxury Travel Intelligence (LTI) memeringkat merek hotel mewah terbaik di dunia. Daftar tersebut menganalisis banyak hotel dalam suatu merek secara "terperinci," menggunakan lebih dari 100 poin penilaian untuk mengevaluasi "kemampuan suatu merek dalam memberikan pelayanan."
Mengutip CNBC, Senin, 13Â November 2023, LTI tidak menjual iklan dan ulasan pihaknya bersifat independen, didanai langganan seharga 700 dolar AS (sekitar hampir Rp11 juta) per anggota. Peringkat LTI untuk merek hotel termewah tahun 2023, yakni:
Baca Juga
- Mandarin Oriental
- Oetker Collection
- Auberge Resorts Collection
- Six Senses
- Aman
- Belmond
- Four Seasons
- One&Only
- Rocco Forte Hotels
- Rosewood
- Peninsula
- Raffles
Mandarin Oriental mengambil posisi teratas untuk pertama kalinya, mengungguli Oetker Collection dengan selisih poin yang sangat tipis. Oetker Collection mengoperasikan 12 hotel di seluruh dunia, termasuk Le Bristol di Paris, Hotel du Cap-Eden-Roc di Antibes, Prancis, dan The Lanesborough, London, menurut situs web merek hotel itu.
Advertisement
Auberge Resorts Collection, yang menempati peringkat ketiga dalam daftar, mengoperasikan hotel, seperti Mauna Lani di Hawaii, The Lodge at Blue Sky di Park City, Utah, dan The Vanderbilt di Newport, Rhode Island. Itu hanyalah tiga dari 27 hotel dan resort di bawah merek tersebut.
Pada 2022, Six Senses menduduki peringkat pertama, disusul Mandarin Oriental di posisi ke-2, dan Rosewood di ranking ke-3. Dua merek baru masuk dalam daftar tahun ini adalah Peninsula Hotels dan Raffles Hotels & Resorts.
Â
Analisis Daftar Hotel Mewah
Michael Crompton, salah satu pendiri LTI, mengatakan pada CNBC bahwa menyesuaikan pertumbuhan eksplosif yang berkelanjutan di sektor ini dengan manajemen dan staf berkaliber tertinggi terbukti jadi tantangan yang signifikan. Ia berharap hal ini bisa jadi faktor penentu peringkat grup di masa depan.
Dalam sistem pemeringkatan, LTI menggunakan algoritma untuk menilai merek hotel yang memiliki skor maksimal 4.663 poin, kata Crompton. Tahun ini, mereka menggunakan 130 poin penilaian yang mengevaluasi faktor-faktor, seperti santapan di kamar, proses sebelum kedatangan tamu, dan keterlibatan suatu merek di media sosial.
Kelompok tersebut menggunakan sistem berbasis poin untuk menghilangkan "emosi dan opini pribadi" dari peringkat tersebut, katanya. Crompton juga mencatat bahwa investasi merek, baik pada hotel baru atau renovasi hotel yang sudah ada, merupakan faktor utama tahun ini.
Ia tidak mengungkap bagaimana poin penilaian diberi bobot, namun mengatakan bahwa "setiap tahun kami mengubah titik penilaian dan bobotnya."
Advertisement
Merek Hotel Mewah Lainnya
LTI juga menyoroti merek lain yang "dinilai cukup" untuk dipantau. Merek-merek tersebut adalah 1 Hotels, Alila, Anantara, Banyan Tree, Como, Dorchester Collection, Firmdale, Jumeirah, Leela, Oberoi, Park Hyatt, Ritz-Carlton, Shangri-La, Soho House, Red Carnation, St. Regis, Taj, The Luxury Collection, dan Viceroy.
Selain itu, merek yang memiliki kurang dari 10 properti, jumlah minimum yang diperlukan untuk masuk daftar, tapi mendapat peringkat tinggi adalah: Airelles, Althoff Collection, Bulgari, Capella, Cheval Blanc, JK Place, La Reserve, Maybourne, Montage, Nikki Beach, Pendry , Soneva, Ultima Collection, dan Virgin Limited Edition.
Masih dari industri hotel, World's 50 Best Hotels mengumumkan daftar tahunan mereka lewat seremoni yang terselenggara di Inggris, 19 September 2023, waktu setempat. Di antaranya, ada dua hotel Indonesia yang berhasil masuk daftar bergengsi tersebut.
Keduanya adalah Nihi Sumba yang berada di peringkat ke-18 dan di posisi 40 ada Desa Potato Head, Seminyak, Bali. Mengutip situs webnya, 21 September 2023, Nihi Sumba ditulis sebagai akomodasi yang terletak di wilayah seluas 567 hektare, yang "sebagian besar belum tersentuh di pesisir barat Pulau Sumba yang terpencil di Indonesia bagian timur."
Nihi Sumba sampai Desa Potato Head
Diterangkan pula bahwa akomodasi itu "dekat dengan Taman Nasional Komodo dan satu jam penerbangan dari Bali." "Desain resor dengan 27 vila ini terinspirasi struktur jerami tradisional Sumba dengan atap runcing yang jadi ciri khasnya, terletak di perbukitan terjal di atas pantai pribadi, rumah bagi salah satu tempat selancar paling terkenal di dunia, Occy’s Left."
Dijelaskan bahwa Nihi Sumba memulai eksistensi sebagai pondok selancar dan mempertahankan semangat akomodasi sederhana, jalur batu kasar, penekanan pada aktivitas luar ruangan, mulai dari selancar, memancing, snorkeling, menunggang kuda, bersepeda gunung, sampai hiking.
Sementara itu, Desa Potato Head berada di jantung desa kreatif Seminyak dan menawarkan layanan lebih dari sekedar hotel butik. Kontras dengan kemewahan klasik resor pantai bersejarah di Bali, di Desa Potato Head, sketsa yang terus berkembang memperlihatkan ruangan-ruangan modern di samping instalasi seni, klub pantai yang ramai, perpustakaan, dan toko konsep unik.
"Ini adalah pemandangan holistik yang menarik orang-orang kreatif, hedonis, dan penduduk lokal yang suka berjemur," tulis pihaknya.
Â
Advertisement