Liputan6.com, Jakarta - Sering merasa salah memilih warna yang tepat saat berpakaian atau berdandan? Mungkin penyebabnya adalah karena Anda belum mengenali warna personal seutuhnya. Pesan itu yang disampaikan Oya Miranti, seorang master colour image consultant.
"Menemukan warna bukanlah sekadar warna, tapi menemukan yang tepat sesuai diri kita. Efek warna itu sangat bisa autentik dengan personaliti kita," kata Oya dalam peresmian WOW Colour Style Academy, Tempat Pelatihan Personal Colour Consultant di Indonesia di Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023.
Baca Juga
Menurut dia, pemilihan warna yang tepat bisa langsung memengaruhi penampilan dan suasana mood saat itu. Banyak orang akhirnya hanya memakai hitam, abu-abu, dan putih karena takut salah memadupadankan warna. Padahal, lewat permainan warna yang tepat, kita bisa bisa memberikan pesan kepada lawan bicara tentang personaliti yang ingin ditonjolkan.
Advertisement
Hal itu, lanjutnya, bisa dipelajari lewat teknik yang disebutnya Ferial 4x4 color system. Dengan ilmu, seseorang bisa lebih mengenali warna personalnya, bukan sekadar mengikuti apa kata orang maupun tren yang sedang berkembang.
"Bila warna itu tepat dengan kita, kerutan di wajah akan sedikit memudar. Pipinya yang agak turun tiba-tiba kencang. Yang paling penting di dunia kerja adalah saat bersosialisasi dengan banyak orang, aura positif kita bisa lebih terpancar dan kita akan punya koneksi yang lebih kuat," imbuhnya. Ia juga mengingatkan kita bisa menghemat uang karena terhindar dari salah membelanjakan uang untuk produk yang tidak tepat.
Cool dan Warm
Oya pun membagikan tiga langkah sederhana untuk menentukan warna personal. Warna, kata dia, sebenarnya ditentukan secara DNA, yakni lewat warna kulit dalam.
"Warna kulit orang Indonesia itu ada yang putih, sawo matang, kuning langsat. Dianggapnya semua warm. Tapi, sebenarnya ada yang cool, warm, atau netral. Penting untuk menentukan apakah kulit kita cool atau warm... Senetral apapun, kita harus tentukan apakah lebih ke cool atau warm," sahutnya.
Caranya, kata dia, ada dua opsi, yakni membandingkan efek warna gold-silver ke wajah atau efek warna hitam-cokelat ke wajah. Warna gold akan memendarkan warna sinar kekuningan, sedangan warna silver akan memendarkan sinar agak kebiruan. Bagi yang memiliki tone warna warm, wajahnya akan terlihat lebih menonjol saat dipadankan dengan warna gold, sebaliknya yang memiliki tone warna cool, wajah akan terlihat lebih menonjol saat dipadankan dengan warna silver.
"Kita memilih wajah karena area ini yang pertama kali dikenali untuk berkomunikasi... Meski implementasinya itu dari atas ke bawah," jelas Oya.
Advertisement
Kenali Intensitas dan Mulai Perubahan
Setelah tone warna general sudah dikenali, langkah berikutnya adalah menentukan season. Mereka yang memiliki warna warm, memiliki opsi spring dan autumn. Seperti namanya, warna spring didominasi warna-warna terang dan cerah, sedangkan autumn lebih gelap dan bold.
Berbeda dengan mereka yang memiliki warna cool, range-nya terdiri dari summer dan winter. Warna summer jelas lebih terang dan lembut, sedangkan winter lebih tegas dan gelap. Cara menganalisisnya dibantu oleh alat berupa kertas warna yang ditempelkan ke wajah.
Setelah mendapatkan season yang pas, saatnya menentukan intensitas. Oya memanfaatkan kain dengan palet warna bergradasi, dari pure, tinted (ada campuran putih), toned (ada campuran abu-abu-abu), hingga shaded (ada campuran hitam). Prinsip penggunaannya sama dengan kain atau kertas tadi, yakni didekatkan ke wajah dan dibandingkan dengan warna bola mata, rambut, atau bawah mata.
"Kalau ketemu warnanya, wajah kita terlihat lebih segar, lebih sehat. Enggak kelihatan capek, letik, kuyu," katanya.
Bila intensitasnya sudah didapatkan, kita akan diberikan palet warna yang terdiri dari 60 warna rekomendasi. Tidak seluruh warna bisa langsung nyaman diterima. "Bergesernya secara bertahap. Pilih color pallete, pilih warna yang bikin nyaman. Kalau nanti dipakai, dan orang merespons 'tumben lo pakai itu, bagus kok', percaya diri akan muncul karena respons orang memengaruhi mood dan keyakinan kita," Oya menjelaskan.
Bisa Jadi Profesi Menjanjikan
Tiga langkah di atas, sambung Oya, masih dianggap tahapan dasar untuk memahami warna personal seutuhnya. Setelah itu, masih ada ilmu yang lebih tinggi lagi untuk mendalami soal warna diri. Misalnya soal kontras warna, apakah orang itu termasuk high, medium, atau low. Semua itu memerlukan analisis lanjutan.
"Permainan message dan kontras bisa bikin lebih maksimal," katanya.
Karena itu, ia meyakini ilmu tersebut akan makin dibutuhkan di Indonesia di kemudian hari, terutama mereka yang bekerja di industri kreatif, fesyen, dan, kecantikan. "Misalnya, make up artist, dengan tahu kliennya itu warm atau cool, dia bisa memakaikan make up yang sesuai, jadi enggak salah alamat. Fashion stylist juga begitu," katanya. Ilmu tersebut juga membuka peluang bagi orang menekuni karir sebagai personal color consultant.
Berangkat dari alasan itu, ia pun mendirikan WOW Colour Style Academy yang menyediakan tiga level pembelajaran. Level pertama bicara soal mengenali diri dan personaliti. Level kedua mendalami soal 4x4 color system untuk membantu setiap orang menemukan warna terbaiknya. Level ketiga adalah profesional color consultant.
Pembelajaran secara teori maksimal membutuhkan waktu lima hari. Tetapi, pihaknya akan melanjutkan dengan pendampingan hingga tiga bulan untuk mengasah keterampilan para peserta. Di akhir pengajaran, mereka akan mendapat sertifikasi yang bisa dipakai untuk menambah nilai seseorang di dunia kerja.
Advertisement