Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang mempertanyakan bagaimana gelar "Miss Jepang" bisa diberikan kepada Karolina Shiino yang bukan keturunan Jepang. Di tengah perdebatan tersebut, majalah mingguan Shukan Bunshun menerbitkan cerita tentang hubungannya dengan seorang influencer dan dokter yang sudah menikah bernama Takuma Maeda.
Mengutip laman NDTV, Rabu (7/2/2024), penyelenggara kontes awalnya membela Karolina Shiino dengan mengatakan bahwa dia tidak mengetahui bahwa pria tersebut sudah menikah. Namun, belakangan terungkap bahwa dia mengetahui dokter tersebut sudah menikah dan dia meminta maaf karena berbohong.
Menurut laporan Japan Times, agensi modelnya Free Wave mengatakan pada Senin, 5 Februari 2024, bahwa dokter awalnya mengatakan bahwa dia masih lajang. Seiring waktu, Shiino mengetahui bahwa laki-laki tersebut sudah menikah namun tetap melanjutkan hubungan.
Advertisement
"Saya benar-benar minta maaf atas masalah besar yang saya timbulkan dan karena mengkhianati mereka yang mendukung saya," ungkapnya meminta maaf di Instagram. Shiino menambahkan bahwa dia ''tidak dapat mengatakan kebenaran karena kebingungan dan ketakutan,'' setelah artikel majalah itu terbit.
Dalam sebuah pernyataan di situsnya pada hari Senin, Asosiasi Miss Jepang mengatakan telah menerima permintaannya untuk melepaskan gelarnya dan ''secara serius merefleksikan tanggung jawab kami dalam menimbulkan serangkaian gangguan''. Asosiasi tersebut juga menyampaikan "permintaan maaf yang sebesar-besarnya" kepada pihak-pihak terkait, termasuk sponsor dan juri.
Mengenai sosok Takuma Maeda, mengulik dari laman resmi Linkedin, dia adalah seorang Ahli Bedah Saraf atau Bedah Neuroendovaskular Bersertifikat. "Saya bekerja sebagai ahli bedah saraf/ahli bedah neuroendovaskular di Jepang selama 8 tahun. Selama waktu itu, saya meneliti dan menerbitkan beberapa makalah tentang penyakit bedah saraf, khususnya penyakit serebrovaskular," tulisnya di keterangan profil.
Menerima Gelar Ph.D di Jepang
Setelah lulus dari Sapporo Medical University, Maeda menyelesaikan program neurologi di Saitama Medical University International Medical Center. Setelah itu, ia memulai penelitian dasar tentang mekanisme kerusakan sel endotel yang disebabkan oleh amiloid beta yang menyebabkan stroke hemoragik, dan menerima gelar Ph.D. di Jepang.
Maeda juga bergabung dengan lab Hashimoto di Barrow Neurological Institute pada Mei 2023. "Saat ini, saya sedang mengerjakan penelitian translasi pada aneurisma intrakranial," tulisnya.
Sementara itu terkait dengan skandal tersebut, gelar Miss Jepang kini akan tetap kosong hingga sisa tahun ini. Kondisi itu menandai kejadian langka dalam sejarah kontes kecantikan tersebut.
Khususnya, Shiino pindah ke Jepang ketika dia berusia lima tahun, setelah ibunya menikah lagi dengan pria Jepang. Dia menyatakan dirinya sebagai orang Jepang dalam "ucapan dan pikiran", dan tujuannya adalah untuk membangun budaya di mana "orang tidak dinilai dari penampilan mereka".
"Saya harus menghadapi hambatan yang seringkali menghalangi saya untuk diterima sebagai orang Jepang, jadi saya bersyukur bisa diakui di kompetisi ini sebagai orang Jepang," kata Shiino dalam pidatonya di Miss Japan. Kontes Grand Prix.
Advertisement
Kontroversi Miss Jepang kelahiran Ukraina
Sebelumnya di dalam catatan profilnya, dilansir dari Sports Keeda, perempuan berusia 26 tahun ini sudah tinggal di Nagoya, Jepang selama 20 tahun terakhir. Shiino lahir di Ukraina pada 1998 dari pasangan Ukraina.
Namuni dalam beberapa tahun setelah kelahirannya, ibunya menikah kembali dengan pria Jepang. Keluarganya pindah ke Jepang pada 2003, saat Shiino baru berusia 5 tahun.
Ia kini diakui sebagai warga negara Jepang yang telah melalui proses naturalisasi. Kemenangan Shiino di kontes kecantikan terjadi kira-kira satu dekade setelah kontes kecantikan tersebut memilih Miss Jepang bi-rasial pertamanya, Ariana Miyamoto.
Miyamoto, yang juga lahir di Jepang, memiliki ayah Afrika-Amerika dan ibu Jepang. Menurut BBC, kemenangannya pada kontes 2015 telah menimbulkan pertanyaan tentang kelayakan kandidat dari ras campuran untuk memenangkan kompetisi. Kini Shiino, yang sama sekali bukan keturunan orang Jepang, telah membuat warganet kesal.
Pemilihan model kelahiran Ukraina sebagai Miss Jepang tak diterima dengan baik pemirsa dan warganet internasional, sehingga memicu perdebatan tentang "ke-Jepang-an" Shiino. Beberapa warganet menyatakan kontes itu "dicurangi."
Profil Karolina Shiino
Meski kemenangan Shiino dianggap "tidak pantas" bagi sebagian orang, Ai Wada, penyelenggara kontes kecantikan Grand Prix Miss Jepang, tidak setuju. Wada mengatakan pada BBC bagaimana Shiino dipilih sebagai pemenang oleh juri dengan "penuh percaya diri."
"Ia berbicara dan menulis dalam bahasa Jepang yang indah, ia lebih orang Jepang daripada kita," kata dia.
Menurut Sky News, Shiino menggambarkan dirinya sebagai orang Jepang, baik dalam ucapan maupun pikirannya, dan ingin menciptakan masyarakat di mana orang tidak dinilai berdasarkan penampilan mereka.
Sebelum Shiino, Madison Marsh, seorang pilot pesawat tempur Amerika Serikat (AS) yang dinobatkan sebagai Miss America 2024 sudah lebih dulu menarik perhatian, mengingat profesinya yang tidak umum di kalangan ratu kecantikan. Perempuan berusia 22 tahun yang juga mahasiswa master di program kebijakan publik Harvard Kennedy School ini dinobatkan sebagai Miss America 2024 di Orlando pada 14 Januari 2024, lapor CNN, dikutip dari People, 16 Januari 2024.
Advertisement