Liputan6.com, Jakarta - Hanya dua minggu setelah banjir di Dubai melumbuhkan bandara di kota itu, lalu lintas udara di sana kembali terganggu pada Kamis, 2 Mei 2024, akibat hujan deras. Maskapai Emirates terpaksa membatalkan dan menunda beberapa penerbangan masuk dan keluar Bandara Internasional Dubai, yang merupakan bandara tersibuk kedua di dunia.
Sementara itu, melansir CNN, Jumat (3/5/2024), masyarakat setempat dan pelajar diminta bekerja dan belajar dari rumah. Badai ini terjadi hanya dua minggu setelah curah hujan yang memecahkan rekor memicu banjir besar di beberapa wilayah di Uni Emirat Arab (UEA) dan negara tetangganya, Oman.
Anomali cuaca itu menewaskan sedikitnya empat orang di UEA dan membuat kota Dubai terhenti sejenak. Banjir juga menewaskan sedikitnya 19 orang di Oman, termasuk 10 anak yang bus sekolahnya tersapu banjir.
Advertisement
Video dari kota pesisir Ras Al-Khaimah di UEA, yang dibagikan pada CNN, menunjukkan pohon-pohon palem membungkuk tertiup angin kencang pada Kamis ketika hujan lebat mengguyur jalan dan kilat menyinari langit. Curah hujan yang turun dilaporkan tidak sebesar dua minggu lalu.
Namun, Dubai mengalami curah hujan sebesar 20 milimeter dalam 12 jam, lebih dari dua kali lipat curah hujan yang biasanya terjadi pada April dan Mei jika digabungkan. Abu Dhabi mengalami curah hujan sebesar 34 mm dalam waktu 24 jam, lebih dari empat kali lipat dibandingkan biasanya pada April dan Mei.
Warga Lebih Siap
Warga tampak lebih siap kali ini. Seorang jurnalis CNN di Dubai melihat para pekerja membuka saluran air di jalan-jalan sehari sebelum hujan turun dan pemberitahuan darurat dikirim secara luas ke telepon seluler di kota tersebut, memperingatkan mereka untuk tinggal di rumah jika memungkinkan.
Pihak berwenang memerintahkan kerja jarak jauh dan belajar di daerah yang terdampak badai pada Kamis dan Jumat (3/5/2024). Jalan menuju kawasan lembah yang rawan banjir ditutup, sementara masyarakat diminta menjauhi area pegunungan, gurun, dan laut.
Para ilmuwan menghubungkan rekor curah hujan yang melanda UEA dan Oman dua minggu lalu dengan perubahan iklim. Sebuah tim yang terdiri dari 21 ilmuwan dan peneliti di bawah inisiatif Atribusi Cuaca Dunia menemukan bahwa perubahan iklim menyebabkan curah hujan ekstrem di kedua negara, yang biasanya terjadi selama tahun-tahun El Nino, jadi 10 hingga 40 persen lebih intens dibandingkan curah hujan biasanya, tanpa pemanasan global.
Advertisement
Kaos di Bandara Dubai
Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam selama peristiwa tersebut, UEA mengalami curah hujan terberat sejak pencatatan dimulai 75 tahun lalu. Dubai mengalami curah hujan yang setara dengan curah hujan selama lebih dari satu setengah tahun pada waktu itu.
Bandara Internasional Dubai sebenarnya sudah pulih dengan cepat setelah banjir. Di puncak musibah, melansir BBC, 18 April 2024, wisatawan yang terdampar di bandara mengatakan bahwa mereka kebingungan dan membutuhkan makanan akibat terputusnya logistik.
Para penumpang pesawat telah menunggu berjam-jam di dua bandara internasional utama Dubai dan tidak memiliki akses terhadap informasi yang terjadi di luar. Ada sekitar 290 penerbangan ke dan dari Bandara Internasional Dubai yang dibatalkan pada Rabu, 17 April 2024, sementara 440 penerbangan ditunda, menurut data Flight Aware.
Pasangan asal Inggris, James dan Elizabeth Devine, serta putra mereka yang masih berusia enam bulan terjebak di bandara penghubung di Dubai World Central karena penerbangan mereka dialihkan akibat banjir. "Satu-satunya sumber makanan kami hanya dari toko bebas bea," ucap pasangan tersebut.
Pasokan Air Sempat Menipis
James dan Elizabeth, yang masing-masing bekerja sebagai software engineer dan guru SD, adalah salah dua dari sembilan orang dari Inggris yang terjebak dan mengandalkan makanan dari toko bebas bea. Mereka semua mengaku pasokan air di bandara semakin menipis saat itu.
"Semua restoran di bandara tutup. Makanan yang kami punya hanya dari toko bebas bea dan mereka tidak menyediakan makanan apapun untuk bayi atau anak kecil, tidak ada popok," sebut James. Meski terjadi kekacauan, pasangan tersebut mengatakan penumpang pesawat terus berdatangan ke bandara.
"Kita semua terjebak di bandara yang kekurangan sumber daya. Ada ratusan bahkan ribuan orang di sini," tambah James.
Pasangan lainnya, Andre dan Kate Golding, mengatakan bahwa mereka sampai harus menerjang banjir untuk sampai ke Bandara Internasional Dubai. "Ini benar-benar kacau. Orang-orang tidur di ruang tunggu, di lantai, paket makanan di mana-mana. Benar-benar pengalaman yang sangat kotor," sebut Andrew.Â
Advertisement