Liputan6.com, Jakarta - Anggota Kongres Amerika Serikat (AS), Andy Ogles, kembali melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel ke Palestina. Ogles dan para Senator Partai Republik lainnya mengutuk demonstrasi pro-Palestina yang terjadi di sejumlah universitas di seluruh Amerika Serikat
Ogles bahkan sudah mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang bisa menuntut dan menghukum siapa saja yang berdemo anti Israel di kampus dengan hukuman dikirim ke Gaza selama setidaknya enam bulan. Melansir dari New York Post yang mengutip dari Fox News, Rabu, 8 Mei 2024, Ogles mengumumkan RUU itu bersama anggota kongres lainnya dari Partai Republik yaitu Randy Weber dan Jeff Duncan untuk menanggapi semakin maraknya demo pro-Palestina di berbagai kampus.
Baca Juga
Demo-demo tersebut berubah ricuh setelah terjadi bentrokan antara polisi dengan para aktivis yang berujung pada penahanan ratusan aktivis di beberapa kampus. Dalam pidatonya, Ogles memang tidak secara tegas menyebutkan RUU itu ditujukan pada mereka yang anti-Israel.
Advertisement
Tapi secara spesifik mentargetkan para aktivis di kampus yang melancarkan protes sejak kelompok Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 yang menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas. Nantinya mereka yang melanggar jika RUU itu sudah ditetapkan menjadi Undang-Undang (UU) akan menjalani hukuman berupa kerja sosial di Gaza selama setidaknya enam bulan.
Di Gaza, pasukan Israel masih berusaha menumpas Hamas dan membebaska para sandera yang masih hidup sejak peristiwa 7 Oktober itu. "Para mahasiswa telah meninggalkan kelas untuk melecehkan mahasiswa lainnya dan membuat kampus lumpuh dengan aktivitas mereka yang berusaha disebarkan di seluruh negara bagian. Ini sudah cukup," kata Ogles pada Fox News Digital.
Weber menambahkan, jika ada yang mendukung sebuah organisasi teroris dan ikut dalam kegiatan illegal di kampus maka akan merasakan sendiri akibatnya. "Saya berani bertaruh mereka para pro-Hamas tidak akan mampu bertahan dalam satu hari saja, tapi mari kita berikan kesempatan pada mereka untuk merasakannya," ucap Weber.
Ketegangan di AS
Meski begitu, RUU tersebut kecil kemungkinan akan disetujui DPR AS. Para anggota senat dari Partai Republik hanya unggul satu kursi dari Partai Demokrat di DPR AS yang hampir pasti akan menolak RUU seperti itu.
Namun situasi itu setidaknya menggambarkan ketegangan yang terjadi di AS terhadap perkembangan perang Israel dan Hamas. Aksi demo yang terjadi belakangan ini diyakini menggambarkan kritik dan hujatan pada Partai Republik dan beberapa angota Partai Demokrat.
Dan dukungan justru banyak ditujukan pada para mahasiswa dan aktivis kampus yang menentang invasi Israel ke Gaza. "Pada April lalu, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) membahas undang-undang untuk mendukung Israel dan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan yang baru-baru ini terjadi," kata Pemimpin Mayoritas DPR Steve Scalise dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, 13 April 2024, mengutip kanal Global Liputan6.com.
"Dewan Perwakilan Rakyat AS sangat mendukung Israel, dan harus ada konsekuensi atas serangan yang tidak beralasan ini," katanya dalam sebuah pernyataan.
Scalise tidak segera merespons permintaan klarifikasi terkait undang-undang yang akan dipertimbangkan tersebut. Tidak jelas apakah Scalise merujuk pada rancangan undang-undang independen yang bertujuan untuk mendukung Israel.
Rancangan undang-undang tambahan pengeluaran sebesar 95 miliar dolar AS. Itu mencakup 14 miliar dolar AS untuk Israel, bersama dengan alokasi 60 miliar dolar AS untuk Ukraina, dukungan untuk Taiwan, dan bantuan kemanusiaan senilai miliaran dolar AS.
Advertisement
RUU Bantuan Dana untuk Ukraina dan Taiwan
Paket tersebut disetujui oleh Senat dengan dukungan sebesar 70 persen pada Februari. Namun, di DPR, paket tersebut ditolak karena pemimpin Partai Republik tidak akan meminta pemungutan suara mengenai paket tersebut, terutama karena keberatan mereka terhadap tambahan pendanaan untuk Ukraina, dikutip dari VOA Indonesia, Senin, 15 April 2024.
Paket tersebut juga menghadapi perlawanan dari segelintir anggota Partai Demokrat berhaluan kiri yang menolak mengirimkan lebih banyak uang ke Israel. Saat itu Israel menyerang Gaza dan mengakibatkan lebih dari 30.000 warga sipil di Gaza tewas, menurut pejabat kesehatan Palestina.
Senator AS Mitch McConnell mengeluarkan pernyataan yang mendesak DPR untuk melanjutkan rancangan undang-undang bantuan yang lebih besar yang mencakup dana untuk Ukraina dan Taiwan. "Keamanan tambahan tambahan yang telah menunggu berbulan-bulan untuk ditindaklanjuti akan memberikan sumber daya penting bagi Israel dan pasukan militer kita di wilayah tersebut," kata pernyataan itu.
Relawan Indonesia di Gaza
Sementara itu, serangan darat ke Rafah yang baru-baru ini dilakukan oleh Israel kembali menimbulkan kerugian besar dan banyak korban jiwa di Gaza, Palestina. "Israel sudah melancarkan serangan ke Rafah di Selatan Gaza, dan ini merupakan ancaman yang terus digaungkan oleh Benjamin Netanyahu," jelas Dr. Sarbini Abdul Murad, Ketua Presidium MER-C saat konferensi pers yang dikutip dari akun YouTube resminya, Rabu, 8 Mei 2024.
MER-C atau Medical Emergency Rescue Committee secara rutin mengirim relawan dan bantuan makanan dan alat kesehatan yang dibutuhkan di Gaza, menjelaskan kondisi terkini akibat serangan terbaru. Di mana mengakibatkan relawan Indonesia dari lembaga tersebut terjebak tak bisa bertukar dengan tim selanjutnya.
"Sekarang tim yang ketiga tidak bisa keluar dari Gaza, dan tim yang keempat tidak bisa masuk ke Gaza karena WHO (World Organization Health) memberikan satu instruksi bahwa tim tidak boleh masuk dan tim tidak boleh keluar. Tim empat masih menunggu kepastian untuk masuk ke Gaza," lanjut Dr. Sarbini.
Ia juga menjelaskan relawan Indonesia yang dikirimkan ke Gaza dilakukan secara bergantian. Pada 7 Mei lalu, mereka mengirimkan tim relawan yang ke-4 untuk menggantikan tim sebelumnya.
Advertisement