Anabul Gembul Tak Selalu Lucu, Obesitas Mengintai Bila Abaikan Takaran Memberi Makan

Obesitas pada hewan peliharaan termasuk problem kesehatan serius, selain masalah dermatologis atau kulit yang kerap terjadi pada anabul.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 20 Jul 2024, 13:22 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2024, 11:30 WIB
MBTI Kucing
Ilustrasi Kucing Lucu Imut Digendong / by freepik

Liputan6.com, Jakarta - Pemilik anabul atau anak bulu, khususnya kucing, acap kali dibuat heran karena hewan kesayangannya seolah-olah selalu lapar, padahal sudah diberi makan beberapa kali. Jika dibiarkan, hewan peliharaan bukan tak mungkin terkena obesitas.

Seperti halnya pada manusia, obesitas juga membahayakan kesehatan hewan peliharaan. Obesitas termasuk problem kesehatan serius, selain masalah dermatologis atau kulit yang kerap terjadi pada anabul. Ketika anabul mengalami obesitas, ia kemungkinan akan mengidap masalah lainnya.

Presiden Direktur Royal Canin Indonesia, Ridarrahim Nirwandar mengatakan, bahwa hewan sama seperti manusia yang seharusnya memiliki berat badan ideal. Pada anjing biasanya pemilik memberikan sesi jalan-jalan sebagai cara untuk olahraga. Sementara, kucing yang lebih senang tidur dan bermalas-malasan cenderung lebih mudah mengalami obesitas saat makan berlebihan.

"Jika obesitas tak tertangani dengan baik, bahkan dianjurkan untuk membawanya ke dokter hewan," kata Ridarrahim yang akrab disapa Rido, saat exclusive interview dengan media di kawasan Jakarta Selatan pada Jumat, 19 Juli 2024.

Biasanya dokter hewan akan merekomendasikan jenis makanan hewan yang memberikan rasa puas tapi kandungan nutrisi makanan berkurang dari produk normal yang diberikan. "Obesitas coba dipatahkan, karena ada stigma gendut itu lucu," sambung pria yang akrab disapa Rido itu. 

Rido menyambung, bahwa pemilik hewan peliharaan harus mengatur waktu memberi makan anabul, termasuk takarannya. "Dua kilogram cukup sebenarnya untuk satu bulan," katanya sambil menunjukkan stiker yang tertera pada kemasan. 

Aturan dalam Memberi Makan Hewan Peliharaan

Ilustrasi anjing dan kucing
Ilustrasi anjing dan kucing (Dok.Unsplash/ Tran Mau Tri Tam)

Dianjurkan makanan diberikan pada pagi dan sore hari yang artinya sehari dua kali. Untuk kucing ataupun anjing, makanan harus sesuai jenis rasnya karena akan berbeda porsi serta takarannya. Secara detail, pemilik hewan bisa mengecek di label kemasan saat membeli makanan yang diproduksi oleh manufacturing

Misalnya untuk kitten akan berbeda kebutuhannya dari kucing dewasa. Untuk kitten, nutrisi pada makanannya cenderung lebih besar dibanding makanan pada makanan kucing dewasa. Hal ini terkait dengan kebutuhan kitten yang masih dalam masa pertumbuhan.

"Makanan yang disiapkan sendiri tidak masalah, tapi dari pemilik hewan harus tahu kebutuhannya seperti apa. Tapi yang sulit kita lakukan adalah konsistensi dalam pemberian makan," jelas Rido.

Selain konsistensi atau disiplin dalam waktu pemberian makan, pemilik hewan harus konsistensi soal takaran yang diberikan. Untuk kesehatan gigi hewan, ia juga merekomendasikan mencampur jenis makanan basah dengan makanan kering. 

Porsi makanan harian akan berbeda dengan treats untuk hewan kesayangan. "Kalo ngomongin treats sebagai tanda kasih sayang secara scientific diberikan tidak lebih dari 10 persen dari makanan utamanya," terangnya. 

Kesadaran Pemilik Hewan Peliharaan Meningkat

Cara merawat kucing anggora
Ilustrasi gambar kucing anggora (sumber: Pixabay)

Rido mengurai hasil studi terbaru yang dilakukan oleh Royal Canin yang dirilis pada 2024. Pihaknya telah menyoroti beberapa masalah penting, seperti perlunya edukasi mengenai kepemilikan hewan yang bertanggung jawab dan pentingnya nutrisi yang tepat untuk kucing dan anjing.

Disebutkan bahwa banyak pemilik hewan kesayangan yang masih belum menyadari pentingnya pola makan yang tepat dan tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan hewan mereka. Padahal, ini dapat mengakibatkan masalah kesehatanyang seharusnya dapat dihindari.

Termasuk dengan kunjungan ke dokter hewan, ditemukan fakta bahwa tujuh dari 10 pemilik hewan kesayangan tidak membawa hewan kesayangan mereka ke dokter hewan secara teratur. Ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam akses perawatan kesehatan rutin.

Menurut penelitian internal Royal Canin, usia harapan hidup hewan kesayangan di Indonesia saat ini adalah 5,3 tahun untuk kucing dan 5,7 tahun untuk anjing. Angka ini meningkat sedikit dari sekitar empat tahun pada periode sebelumnya. 

Kampanye Kualitas Hidup Hewan Lebih Baik

Arti Mimpi Dicakar Kucing
Ilustrasi Dicakar Kucing Credit: pexels.com/tran

Kemudian soal sterilisasi, ternyata hanya 17 persen hewan kesayangan yang sudah disterilisasi. Angka ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran dan akses terhadap perawatan pencegahan dari dokter hewan.

Berbagai kampanye telah dilakukan oleh Royal Canin, seperti inisiatif "Vet is Our Hero" dirancang untuk meningkatkan ekosistem kesehatan hewan kesayangan. Inisiatif ini menyampaikan informasi secara komprehensif melalui lokakarya tahunan yang melibatkan dokter hewan dan asosiasi dokter hewan.

Pada 2023, "Vet is Our Hero" mengadopsi tema baru yaitu "Promoting Quality of Life". Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kemampuan layanan dokter hewan yang penting dalam menjaga kesehatan dan kebahagiaan hewan kesayangan di kalangan pemilik hewan kesayangan dan komunitas dokter hewan di Indonesia.

Sejak kampanye diluncurkan, Royal Canin Indonesia telah mendukung 881 fasilitas klinik dengan meningkatkan diagnosis dan fasilitas dokter hewan. Selain itu, mereka mengklaim telah memberikan pendidikan ilmiah kepada lebih dari 6.500 dokter hewan.

Infografis 6 Hewan Peliharaan Populer
Infografis 6 Hewan Peliharaan Populer (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya