Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis asing memperingatkan wisatawan lain untuk "berpikir dua kali" sebelum naik kapal di antara pulau-pulau tetangga Bali. Ini diungkap setelah ia bertahan selama lebih dari dua jam dalam kondisi laut yang ganas.
Laura Jaye mengatakan, ia hampir tidak dapat mengangkat kepalanya karena mabuk laut, sementara orang-orang di sekitarnya berusaha keras menghubungi keluarga mereka. Pelancong berusia 21 tahun itu mengaku tidak keberatan membayar sekitar 40 dolar AS (sekitar Rp616 ribu) untuk naik perahu dari Lombok ke Nusa Penida, awal Agustus 2024.
Advertisement
Baca Juga
Semula, ia mengatakan, kru dan perahu tampak "terorganisir." Namun, 20 menit dalam perjalanan, staf perahu mulai membagikan "kantong kotoran anjing" dan "tablet mabuk laut," sebuah tanda tentang apa yang akan terjadi.
Advertisement
Jaye dan para penumpang yang penuh sesak tidak menyadari fakta bahwa mereka telah memesan perjalanan di rute yang terkenal dengan kondisi laut yang bergelombang. Ia mengaku tidak diperingatkan.
"Ini mulai jadi mengerikan," katanya pada Yahoo News, dikutip Minggu (25/8/2024). "Perahu itu terasa seperti akan terbalik, ombaknya melewati bagian atas perahu dan semua orang di atap basah kuyup. Ada gadis-gadis di bagian depan yang menangis dan orang-orang mencoba menelepon keluarga mereka. Itu benar-benar sangat traumatis."
Jaye mengklaim bahwa kru tidak banyak meyakinkan penumpang tentang kondisi yang diperkirakan terjadi di rute atau menjelaskan apa yang terjadi, yang menyebabkan keresahan lebih lanjut. "Hanya ada sedikit komunikasi dari staf dan orang-orang benar-benar panik," kata turis asing itu.
Rute Kapal yang Dikenal Bergejolak
Jaye menyambung, "Mereka (kru kapal) tidak memberi tahu apakah ini umum terjadi dan tidak perlu panik, atau mengapa itu terjadi." Ia menjelaskan bahwa seorang penumpang di sampingnya bahkan mengalami serangan panik, dan meski kru membawanya ke area kapal yang paling sedikit pergerakannya, sebagian besar penumpang dibiarkan sendiri.
"Semua orang sangat gugup," katanya. Rute kapal tersebut dikenal sangat bergejolak selama musim hujan, yang berlangsung dari November hingga April, karena periode ini membawa cuaca yang tidak terduga.
Operator kapal diketahui menutup layanan dan penumpang diimbau untuk membuat pengaturan perjalanan alternatif selama cuaca ekstrem. Namun, kondisi buruk masih dapat terjadi di luar musim hujan, seperti yang terjadi pada perjalanan Jaye.
"Rute ini melintasi dua arus yang berlawanan dan (paling baik) berangkat pagi-pagi sekali (untuk menghindari kondisi ekstrem). Semakin siang, ombaknya semakin buruk," katanya. Ini bukan satu-satunya kabar traumatis yang dikabarkan dari Bali pada bulan ini.
Â
Advertisement
Kecelakaan di Bali
Charlene Morrissey, seorang influencer kesehatan dan ahli kecantikan asal Skotlandia, dilaporkan "harus berjuang untuk hidupnya" setelah mengalami kecelakaan motor yang mengerikan di Bali. Insiden ini dimuat sejumlah media asing, seperti Daily Mail, Metro, The Mirror, dan The Sun.
Melansir Mail Online, Kamis, 1 Agustus 2024, Morrissey jatuh dari kendaraan roda dua itu setelah tertabrak mobil dan menderita cedera lengan serius saat ia kemudian tertabrak truk. Turis asing berusia 33 tahun asal Airdrie, Lanarkshire ini dalam kondisi kritis, menjalani beberapa transfusi darah saat para dokter berjuang menyelamatkan hidupnya.
Namun, rumah sakit menghentikan perawatan setelah mengetahui bahwa perusahaan asuransi perjalanan Morrissey tidak mau membayar. Sejak itu, keluarganya telah mengeluarkan uang sebesar 50Â ribu pound sterling (sekitar Rp1 miliar) untuk tagihan medis. Mereka berhasil mengumpulkan uang tunai dalam waktu 48 jam setelah kecelakaan awal bulan ini.
Cangkok kulit gagal, Morrissey telah menjalani operasi lanjutan. Dokter berencana menyelamatkan lengannya melalui flap pedikel, di mana tangan dijahit ke perut agar kulit dapat tumbuh. Teman-temannya telah menggagas donasi melalui GoFundMe untuk membantu membayar tagihan medis yang terus meningkat dan mendukung keluarga si beauty influencer yang telah terbang ke Pulau Dewata.
Kata Pihak Keluarga
Sekitar 100 ribu pound sterling (sekitar Rp2 miliar) telah terkumpul melalui ribuan donasi. Seorang anggota keluarga mengucapkan terima kasih pada mereka yang telah menyumbang, dengan mengatakan bahwa dukungan tersebut "luar biasa."
Morrissey telah tinggal dan bekerja di Bali selama enam bulan. Keluarganya berusaha menerbangkannya dari sana ke Australia dan mengupayakan pembicaraan dengan kedutaan besar Inggris untuk mengirimnya ke Perth guna menjalani perawatan medis lebih lanjut.
Mengucapkan terima kasih pada orang-orang atas donasi mereka, seorang anggota keluarga berkata, "Dukungan dari semua orang sejauh ini, setiap pesan, share, komentar, dan like sangat luar biasa bagi keluarga kami. Kami tidak akan berpikir positif seperti ini jika bukan karena kalian semua."
"Dukungan yang kami rasakan adalah yang pertama kali kami rasakan dalam beberapa hari terakhir dan itu sangat berarti. Sejujurnya, kami tidak akan cukup berterima kasih pada Anda semua," ia menutup.
Advertisement