Warga Jepang Gelar Promosi Wisata Indonesia di Tokyo: Banyak Pulau yang Indah Selain Bali

Selama ini masyarakat Jepang pada umumnya hanya tahu Bali yang menjadi tujuan liburan di Indonesia. Karena itu mereka memperkenalkan baik budaya, destinasi wisata, serta kuliner dari Sumatra Utara hingga Papua.

oleh Henry diperbarui 28 Agu 2024, 08:01 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 08:01 WIB
Taman Nasional Komodo
Pemandangan dari dermaga Loh Buaya, Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo (TNK) di lepas pantai Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Liputan6.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Warga Jepang mempromosikan pariwisata mereka tentu hal yang biasa saja. Tapi apa jadinya bila orang Jepang justru memperkenalkan pariwisata Indonesia. Mereka bahkan mempromosikan pulau-pulau yang indah di Indonesia selain Bali.

Promosi itu dilakukan oleh Persatuan Persahabatan Machida-Indonesia dalam seminar yang bertajuk 'Bukan hanya Bali! Perjalanan keliling pulau-pulau Indonesia' di Tokyo, Sabtu, 24 Agustus 2024. Menurut Rieko Yui sebagai pembicara di seminar itu, selama ini masyarakat Jepang pada umumnya hanya tahu Bali yang menjadi tujuan liburan di Indonesia.

"Bali itu satu-satunya tujuan pariwisata mereka dan selain daripada Bali itu tidak dikenal sama sekali oleh orang Jepang. Jadi saya mau fokus untuk memperkenalkan sejumlah pulau yang mempunyai pesona dan daya tarik untuk menarik perhatian orang Jepang khususnya di kota Machida,” terang Yui, dikutip dari Antara, 24 Agustus 2024.

Yui memperkenalkan baik budaya, destinasi wisata, serta kuliner dari berbagai daerah, mulai dari Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan hingga Papua.

Beberapa daya tarik Indonesia yang ditampilkan, adalah rempah-rempah serta aneka keripik dari Sumatra Barat, tradisi lompat batu suku Nias atau fahombo, Pulau Komodo, kekayaan laut Raja Ampat, serta upacara kematian di Toraja. Bukan itu saja, perwakilan sanggar Duta Melati juga mempertunjukan Tari Rantak dari Sumatra Batat dan Tari Burung Enggang dari suku Dayak Kalimantan Timur.

Para peserta juga belajar serta menari bersama tarian Maumere dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dipimpin oleh Ketua Sanggar Duta Melati Tini Kodrat. Seminar tersebut merupakan inisiasi Pemerintah Kota Machida melalui Perpustakaan Publik Tsurukawa yang menggandeng Persatuan Persahabatan Machida-Indonesia serta Duta Melati.

Kota Machida adalah kota yang ditetapkan untuk menyambut tim Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020. Karena itu, pemerintah kotamadya setempat berupaya ingin melanjutkan kerja sama dengan Indonesia dengan mengadakan seminar dan berbagai acara yang memperkenalkan budaya nusantara.

 

Destinasi Wisata dan Sosial Budaya di Indonesia

Keindahan Raja Ampat Masih Memesona
Rombongan wisatawan menuju kawasan Piaynemo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (22/11/2019). Keindahan dan panorama alam masih menjadi daya tarik utama wisatawan baik lokal maupun mancanegara berkunjung ke kawasan Raja Ampat. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

"Di sini belum begitu banyak mengenal Indonesia. Mereka akan mengenal bukan segi ekonomi tetapi dari segi sosial budaya yang sangat menarik," terangnya.

Dia berharap wawasan para peserta semakin terbuka akan Indonesia dan ke depannya dapat menyukai serta berkunjung ke Indonesia. Salah satu peserta, Ozaki, mengaku cukup terkesan dengan pemaparan materi serta lokakarya tari Maumere.

"Sangat senang sekali. Saya suka tariannya. Mereka menari sangat bagus dan riasannya juga sangat cantik. Saya penasaran dengan keripik. Saya ingin mencobanya," katanya. Ozaki juga ingin mengunjungi Danau Kelimutu yang menyimpan keindahan telaga tiga warna di Flores, NTT.

Apa yang dilakukan Persatuan Persahabatan Machida-Indonesia mendapat apresiasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). r Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya. mengatakan sanbat berterima kasih dengan usaha promosi wisata Indonesia di luar negeri.

“Ini kembali jadi bukti bahwa promosi pariwisata Indonesia bukan hanya tugas Kemenparekraf, semua pohak bisa ikut berpromosi,” ujar Nia dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2024.

Apresiasi dari Kemenparekraf

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam Weekly Press Briefing, Senin, 26 Agustus 2024
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dan Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing, Senin, 26 Agustus 2024.  (Tangkapan layar Youtube Kemenparekraf)

"Kita ucapkan terima kasih buat Persatuan Persahabatan Machida-Indonesia yang telah memperkenalkan wisata Indonesia di luar negeri dan menginformasikan bahwa Indonesia bukan hanya Bali karena masih banyak tempat wisata indah lainnya di Indonesia," timpal Menparekraf Sandiaga Uno dalam kesempatan yang sama.

Tak hanya mempromosikan wisata Indonesia, Jepang juga sedang fokus menggarap wisata medis yang menyasar warga kalangan atas di Indonesia. Layanan utama yang ditawarkan adalah medical check-up secara menyeluruh dan detail.

JCB Indonesia menggandeng One Medica di Jepang dan Kyoai Medical Services yang berbasis di Jakarta untuk memfasilitasi layanan tersebut. Utamanya membantu mengatasi kendala bahasa yang menyulitkan pasien dari Indonesia mengecek kondisi kesehatannya di negeri matahari terbit.

"Jepang termasuk terdepan dalam kemajuan medisnya. Standar sehatnya tertinggi di dunia. Banyak yang ingin medical check up di Jepang, tapi terbentur kendala-kendala. Kami hadir membantu agar calon klien, khususnya pengguna JCB tidak ragu medical check-up di Jepang," kata Darma Satyanegara, Direktur Kyoai Medical Services, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2024.

General Manager of Medical and Sales Kyoai Medical Service, Aini Chandika menjelaskan tiga tujuan utama seseorang menjalani pemeriksaan kesehatan. Pertama adalah mendeteksi penyakit sedini mungkin dan mencegah penyakit berkembang menjadi masalah serius. Kedua, memahami faktor risiko kesehatan sehingga bisa dikendalikan.

Wisata Medis Jepang Sasar Turis Indonesia

Wisata Medis Berbasis Medical Check-up Jepang Sasar Warga Kelas Atas Indonesia, Biayanya Capai Rp350 Juta
Darma Satyanegara, Direktur Kyoai Medical Services. (dok. JCB Indonesia)

Terakhir, mendapakan rekomendasi gaya hidup sehat yang sesuai dengan kondisi masing-masing pasien. Tujuannya untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan kualitas hidup. "Medical check up itu dilakukan menyeluruh, secara rutin setahun sekali atau sesuai anjuran dokter," kata Aini seraya meminta mereka yang telah melaksanakan pengujian kesehatan untuk juga menerapkan saran dokter bersangkutan.

Dari sederet pilihan, Aini menyatakan Jepang patut diperhitungkan sebagai destinasi tujuan wisata medis lantaran beberapa faktor. Pertama, Jepang masuk dalam lima besar negara di dunia dengan angka harapan hidup terpanjang.

"Jepang capai 84,5 tahun, sedangkan di Indonesia 68,3 tahun. Bahkan data Kemenkes Jepang pada 2023 mencatat angka harapan hidup wanita Jepang mencapai 87,14 tahun," ujarnya.

Tak hanya umur panjang, tapi juga usia panjang yang berkualitas. Menurut Aini, angka harapan hidup sehat warga Jepang mencapai 73,4 tahun, sedangkan di Indonesia hanya 60,7 tahun.

"Pola hidup dan pemeriksaan kesehatan sudah sangat baik di Jepang. Sudah lebih terarah, khususnya terkait kanker dan penyakit kardiovaskular. Mereka ada analisa medis dengan sistem terstandarisasi untuk pencegahan dini kanker," sambung Aini.

 

Infografis 5 Destinasi Wisata Super Prioritas
Pemerintah telah menetapkan 5 Destinasi Super Prioritas, antara lain Borobudur, Likupang, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo. (Dok: Tim Grafis/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya