6 Fakta Menarik Gunung Sojol di Sulawesi Tenggara yang Memiliki Jalur Pendakian Menantang

Gunung ini merupakan salah satu gunung yang cukup diminati di Sulawesi Tengah mengapa tidak Sojol termasuk salah satu gunung dengan jalur tersulit dengan waktu tempuh sekitar 6--10 hari.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 09 Sep 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2024, 08:30 WIB
Gunung Sojol di Sulawesi Tengah
Gunung Sojol di Sulawesi Tengah. (Dok: IG @like_palu https://www.instagram.com/p/Bf27Fr0hmuU/?igsh=NGl3d3BvcG13ajRo)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Sojol adalah gunung yang berada di kawasan pegunungan Ogoamas, termasuk wilayah Kecamatan Balukang, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah. Gunung ini masuk dalam kawasan Cagar Alam Gunung Sojol terletak di antara sisi barat timur perairan laut Sulawesi Tengah.

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Jumat, 6 September 2024, ketinggian Gunung Sojol mencapai 2.890 mdpl. Termasuk kategori tinggi meskipun belum mencapai 3.000 mdpl, karena banyak juga gunung di Indonesia yang di bawah 1.000 mdpl. 

Gunung ini merupakan salah satu gunung yang cukup diminati di Sulawesi Tengah mengapa tidak Sojol termasuk salah satu gunung dengan jalur tersulit dengan waktu tempuh sekitar 6--10  hari. Sampai saat ini masih belum di ketahui Sojol merupakan Puncak Tertinggi Provinsi Sulawesi Tengah ataukah Puncak Gunung Katopasa yang berasa di Kabupaten Poso.

Masih banyak hal mengenai Gunung Sojol selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Sojol yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber. 

1. Titik Awal Pendakian

Desa Bobalo menjadi titik awal pendakian Gunung Sojol dari arah timur. Dari Kota Palu Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah jaraknya 222 Km untuk ke kaki gunung ini tepatnya di desa Bobalo. Pendaki dapat menggunakan kendaraan jalur darat dengan waktu ± 5 jam perjalanan.

Desa Bobalo merupakan salah satu Desa di Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong. Dengan luas wilayah mencapai 5.100 hektare, kondisi alamnya mempunyai curah hujan sedang sehingga cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan.

Menurut sumber Sulteng Explorid, para pendaki biasanya memulai pendakian dari salah satu desa di kaki Gunung Sojol yaitu desa Siboang, untuk mencapai Desa ini dari kota Palu bisa menggunakan jasa angkutan umum dari terminal Mamboro palu dengan biaya sekitar Rp100 ribuan.

 

2. Pendakan Terbilang Berat

Gunung Sojol di Sulawesi Tengah. (Dok: IG @like_palu https://www.instagram.com/p/Bf27Fr0hmuU/?igsh=NGl3d3BvcG13ajRo)
Gunung Sojol di Sulawesi Tengah. (Dok: IG @like_palu https://www.instagram.com/p/Bf27Fr0hmuU/?igsh=NGl3d3BvcG13ajRo)

Seperti umumnya pendakian ke Gunung lainnya di Sulawesi Tengah, pendakian gunung sojol termasuk pendakian berat. Hal ini dikarenakan panjangnya jalur atau lintasan pendakian yang disebabkan titik strat pendakian yang dimulai dari bawah (-50 mdpl).

Jelas ini berbeda dengan pendakian beberapa gunung dijawa yang titik start berkisar 500-100 mdpl. Selain itu kondisi medan yang sangat alami juga menyulitkan para pendaki, pendakian ke Sojo bukan sebatas trekking atau hiking saja.

Jarangnya pendakian ke gunung ini menyebabkan setiap pendaki harus membuka jalur sendiri, termasuk menentukan arah lintasan yang akan ditempuh, ditambah dengan kondisi hutan tropis yang sangat rapat. Dengan kondisi medan seperti diatas, kesiapan tim pendakian harus benar-benar matang, mulai dari perlengkapan navigasi, perbekalan hingga golok untuk merintis jalur.

Beberapa kali pendakian yang dilakukan oleh beberapa tim pendaki lokal maupun dari luar membutuhkan waktu pendakian berkisar antara 12--20 hari dilapangan. Dengan waktu tempuh sedemikian lama tentunya beban peralatan dan perbekalan semakin bertambah. 

3. Sudah Ditetapkan Sebagai Cagar Alam

Gunung Sojol di Sulawesi dari desa terdekat
Gunung Sojol di Sulawesi dari desa terdekat. (Dok: IG @like_palu

Gunung Sojol telah menjadi cagar alam yang lokasinya masuk wilayah Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Tolitoli. Penetapannya berdasarrkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 50/Kpts-VII/1987 tanggal 25 Februari 1987.

Mulanya, luas lahan Cagar Alam Gunung Sojol hanya ± 5.176.672 Hektare. Lalu melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 354/Kpts-II/1999 tanggal 27 Mei 1999 diubah menjadi 64.448,71 Hektare. Setelah Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 869/Menhut-II/2014 dikeluarkan pada 29 September 2014, Cagar Alam Gunung Sojol menjadi 68.639,31 Hektare.

4. Flora dan Fauna Unik di Gunung Sojol

Dengan statusnya sebagai cagar alam, tentu tak heran kalau flora dan fauna di dalamnya terbilang unik. Pendaki bisa menemukan tanaman seperti palapi, bayur, meranti, eboni, bintangur, beringin, dao, bahkan ada anggrek alam, rotan, dan palem. Sedangkan hewan yang hidup di antaranya anoa, babi hutan, rusa, babi rusa, musang, kum-kum, elang, ayam hutan, rangkong, ular sawah, ular hitam, dan ular kobra.

5. Akan Bertemu Orang Suku Pedalaman

Gunung Sojol dari kejauhan terlihat hijau
Gunung Sojol dari kejauhan terlihat hijau. (Dok: IG @supriyadi_sojol https://www.instagram.com/p/CJcrdMyHTqR/?igsh=MTd3ZmZhdm53b3lqbQ%3D%3D)

Lokasi Cagar Alam Gunung Sojol dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat dari Kota Palu ke Balukang. Jaraknya sekitar 200 kilometer dan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama sekitar dua jam.

Untuk menggapai puncak Gunung Sojol di Sulawesi, Anda harus melalui perkampungan Suku Pedalaman, berhati-hatilah apabila berpapasan dengan mereka. Setidaknya terdapat 10 pos menuju puncak jika masuk melalui Desa Sibohang dan 6 pos jika lewat Desa Babalo.

Gunung Sojol dihuni oleh masyarakat suku lauje, wilayahnya berada di Kab. Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. suku Lauje termasuk suku pedalaman yang hampir sebagian besar masyarakatnya masih belum lancar menggunakan bahasa indonesia.

6. Hutannya Gunung Sojol Sangat Rapat

Gunung Sojol Juga mempunyai hutan yang sangat rapat, di puncaknya terdapat Triangulasi yang terbuat dari beton setinggi 1 meter. Pendaki juga akan menemukan perkebunan cokelat dan sungai di sepanjang perjalanan. 

Dengan kondisi hutan yang jarang terjamah itu, pendaki juga akan merasakan gangguan nyamuk saat tidur. Disarankan untuk membawa lotion anti-nyamuk agar tidur lebih nyenyak jauh dari gangguan serangga. Tapi bukan hanya itu, pendaki juga perlu berhati-hati dengan kutu babi dan pacet di perjalanan. 

 

 

Infografis Petaka Para Pendaki Saat Erupsi Gunung Marapi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Petaka Para Pendaki Saat Erupsi Gunung Marapi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya