Banyak Diprotes, Joe Biden Akhirnya Kecam Pembunuhan Aktivis AS oleh Tentara Israel di Tepi Barat

Joe Biden menyebut penembakan kepala aktivis Amerika Serikat keturunan Turki di Tepi Barat, yang diduduki Israel, sebagai "kecelakaan". Namun sehari kemudian Biden mengubah pernyataannya.

oleh Henry diperbarui 12 Sep 2024, 17:36 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2024, 17:35 WIB
Pidato Pertama Joe Biden Pasca Mundur dari Pilpres AS
Biden membenarkan bahwa ia berencana untuk tetap menjabat sampai akhir masa jabatannya. (Evan Vucci / POOL / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa penembakan aktivis hak asasi manusia keturunan Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi yang tewas akibat peluru di kepala yang dilepaskan penembak jitu Israel, menimbulkan gelombang protes dan kemarahan, termasuk di Amerika Serikat (AS).

Usai tragedi penembakan pada Jumat, 6 September 2024 di Tepi Barat, Palestina itu, belum ada reaksi maupun pernyataan apapun dari Presiden Joe Biden maupun wakilnya Kamala Harris. Situasi itu juga membuat kesal keluarga Eygi karena baik Gedung Putih maupun Joe Biden belum menelepon untuk menyampaikan belasungkawa.

Setelah mendapat banyak protes dan desakan, akhirnya pada Selasa, 10 September 2024, menyatakan rasa duka cita yang mendalam. Namun dilansir dari CNN, Rabu, 11 September 2024, Biden menyebut penembakan kepala aktivis Amerika keturunan Turki di Tepi Barat, yang diduduki Israel, sebagai "kecelakaan".

"Tampaknya itu adalah sebuah kecelakaan, benda itu memantul ke tanah dan dia terkena secara tidak sengaja. Saya sedang mempelajarinya sekarang," kata Biden kepada wartawan, Selasa. Sementara militer Israel pada hari Selasa menyatakan bahwa kemungkinan besar Eygi "secara tidak langsung dan tidak sengaja" terkena tembakan pasukan mereka.

Namun, sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberikan pandangan berbeda. Ia menyebut penembakan tersebut sebagai tidak beralasan dan tidak bisa dibenarkan serta tidak dapat diterima.

Sehari kemudian, Rabu, Biden kembali angkat bicara dan kali ini berubah mengecam tindakan tentara Israel tersebut dan disebutnya sebagai tragedi yang tidak bsia diterima. Ia mengatakan pemerintah AS akan segera menyelidiki kasus tersebut sampai tuntas.

"Harus ada akuntabilitas penuh. Israel harus berbuat lebih banyak untuk memastikan insiden seperti ini tidak terjadi lagi," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Keluarga Eygi Kecewa Sikap Biden-Harris

Aysenur Ezgi Eygi
Aysenur Ezgi Eygi, aktivis yang ditembak dan dibunuh Israel saat ikut aksi damai di Tepi Barat. (dok. X @AlMoshtabik/https://x.com/AlMoshtabik/status/1832035701065396470/photo/1)

Sedangkan Wapres Harris mengatakan bahwa tidak seorang pun boleh dibunuh karena berpartisipasi dalam protes damai. "Penembakan yang menyebabkan kematiannya tidak dapat diterima dan menimbulkan pertanyaan yang sah tentang perilaku personel IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di Tepi Barat," ucapnya.

Meski begitu keluarga Eygi tetap merasa kesal. Menurut mereka pemerintahan Biden-Harris sama sekali tidak berkomunikasi dengan mereka. Keluarga Eygi juga terus menyerukan tuntutan mereka agar investigasi independen dilakukan.

Sebelumnya diberitakan, Eygi melakukan perjalanan ke wilayah tersebut untuk mendukung perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel, menurut laporan Gerakan Solidaritas Internasional (ISM). Anadolu Ajansı, dikutip dari situs webnya, Sabtu (7/9/2024), menghimpun informasi tentang sang aktivis dari akun media sosial dan sumber terbuka lain.

Perempuan kelahiran Antalya, Turki ini mengambil jurusan ganda dalam bidang psikologi dan bahasa, serta budaya Timur Tengah di Universitas Washington, Seattle, Amerika Serikat (AS). Ia baru saja lulus pada Juni 2024, dan dikenal karena komitmennya terhadap aktivisme dan pengabdian pada masyarakat. Profil daring Eygi mencerminkan hasratnya untuk berdampak positif di berbagai bidang, mulai dari membimbing siswa hingga memberi dukungan rehabilitasi bagi anak-anak autis.


Sasaran Tembak Tentara Israel

Israel Bombardir Kamp Pengungsi Palestina Nur Shams
Kekerasan di Tepi Barat terus meningkat sejak perang antara milisi Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. (Jaafar ASHTIYEH/AFP)

Ini sejalan dengan beragam pengalaman profesionalnya. "Saya memiliki dasar yang kuat dalam pendampingan, terapi perilaku, dan pemasaran, dengan komitmen mendalam terhadap layanan masyarakat," tulis Eygi saat mendeskripsikan dirinya di profil LinkedIn-nya.

"Pekerjaan sukarela saya telah memungkinkan saya berdampak baik secara lokal maupun internasional ... hingga menawarkan dukungan rehabilitasi di komunitas yang kekurangan sumber daya," tulisnya. "Saya terdorong oleh hasrat untuk memberi dampak positif."

Eygi bergabung dengan ISM, sebuah organisasi yang dipimpin Palestina yang mengadvokasi perlawanan tanpa kekerasan terhadap pendudukan Israel, sebagai pengamat sukarelawan. Pada Selasa, 3 September 2024, ia tiba di kota Beita, dekat Nablus di Tepi Barat, untuk berpartisipasi dalam aksi damai.

Tiga hari kemudian, selama demonstrasi, Eygi jadi sasaran tembak dan dibunuh penembak jitu Israel yang berdiri di atap gedung di dekatnya, menurut laporan ISM. "Saya tidak tahu bagaimana cara mengatakan ini, tidak ada cara yang mudah," kata seorang relawan ISM yang meminta identitasnya dirahasiakan.


Palestina dan Hamas Kutuk Pembunuhan Eygi

Israel Hancurkan Rumah Dua Tahanan Palestina di Tepi Barat
Khaled Kharouf merupakan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel dituduh mengambil bagian dalam serangan di utara kota Palestina pada bulan Januari. (Zain JAAFAR/AFP)

"Saya ingin mengatakan sesuatu yang berarti, tapi saya tidak bisa melakukannya saat saya menangis. Teman, kawan, dan rekan perjalanan saya ke Palestina baru saja ditembak di kepala dan dibunuh pasukan pendudukan Israel. Semoga ia beristirahat dengan tenang. Ia sekarang jadi salah satu dari banyak martir dalam perjuangan ini."

Palestina mengutuk keras pembunuhan Eygi oleh tentara Israel, menurut pernyataan terpisah kelompok-kelompok Palestina pada Jumat, Anadolu Agency melaporkan, dirangkum Middle East Monitor.

"Kejahatan lain menambah rangkaian kejahatan yang dilakukan setiap hari oleh pasukan pendudukan, yang mengharuskan para pelakunya dimintai pertanggungjawaban di pengadilan internasional," kata Hussein Al-Sheikh, sekretaris Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dalam sebuah pernyataan di akun X-nya.

Hamas, pada bagiannya, menggambarkan pembunuhan tersebut sebagai "kejahatan keji." Kelompok itu menyebutnya sebagai "perpanjangan dari kejahatan pendudukan yang disengaja terhadap aktivis solidaritas asing." "Kami menyerukan pada pemerintah AS untuk meninjau kembali kebijakannya yang bias dan mendukung kejahatan dan pembantaian pendudukan (Israel) terhadap rakyat Palestina," kata Hamas.

 

Infografis Militer Israel Perluas Serangan ke Gaza Selatan
Infografis Militer Israel Perluas Serangan ke Gaza Selatan (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya