Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa penembakan aktivis hak asasi manusia keturunan Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi yang tewas akibat peluru di kepala yang dilepaskan penembak jitu Israel, menimbulkan gelombang protes dan kemarahan, termasuk di Amerika Serikat (AS).
Usai tragedi penembakan pada Jumat, 6 September 2024 di Tepi Barat, Palestina itu, belum ada reaksi maupun pernyataan apapun dari Presiden Joe Biden maupun wakilnya Kamala Harris. Situasi itu juga membuat kesal keluarga Eygi karena baik Gedung Putih maupun Joe Biden belum menelepon untuk menyampaikan belasungkawa.
Baca Juga
Setelah mendapat banyak protes dan desakan, akhirnya pada Selasa, 10 September 2024, menyatakan rasa duka cita yang mendalam. Namun dilansir dari CNN, Rabu, 11 September 2024, Biden menyebut penembakan kepala aktivis Amerika keturunan Turki di Tepi Barat, yang diduduki Israel, sebagai "kecelakaan".
Advertisement
"Tampaknya itu adalah sebuah kecelakaan, benda itu memantul ke tanah dan dia terkena secara tidak sengaja. Saya sedang mempelajarinya sekarang," kata Biden kepada wartawan, Selasa. Sementara militer Israel pada hari Selasa menyatakan bahwa kemungkinan besar Eygi "secara tidak langsung dan tidak sengaja" terkena tembakan pasukan mereka.
Namun, sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberikan pandangan berbeda. Ia menyebut penembakan tersebut sebagai tidak beralasan dan tidak bisa dibenarkan serta tidak dapat diterima.
Sehari kemudian, Rabu, Biden kembali angkat bicara dan kali ini berubah mengecam tindakan tentara Israel tersebut dan disebutnya sebagai tragedi yang tidak bsia diterima. Ia mengatakan pemerintah AS akan segera menyelidiki kasus tersebut sampai tuntas.
"Harus ada akuntabilitas penuh. Israel harus berbuat lebih banyak untuk memastikan insiden seperti ini tidak terjadi lagi," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Â
Keluarga Eygi Kecewa Sikap Biden-Harris
Sedangkan Wapres Harris mengatakan bahwa tidak seorang pun boleh dibunuh karena berpartisipasi dalam protes damai. "Penembakan yang menyebabkan kematiannya tidak dapat diterima dan menimbulkan pertanyaan yang sah tentang perilaku personel IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di Tepi Barat," ucapnya.
Meski begitu keluarga Eygi tetap merasa kesal. Menurut mereka pemerintahan Biden-Harris sama sekali tidak berkomunikasi dengan mereka. Keluarga Eygi juga terus menyerukan tuntutan mereka agar investigasi independen dilakukan.
Sebelumnya diberitakan, Eygi melakukan perjalanan ke wilayah tersebut untuk mendukung perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel, menurut laporan Gerakan Solidaritas Internasional (ISM). Anadolu Ajansı, dikutip dari situs webnya, Sabtu (7/9/2024), menghimpun informasi tentang sang aktivis dari akun media sosial dan sumber terbuka lain.
Perempuan kelahiran Antalya, Turki ini mengambil jurusan ganda dalam bidang psikologi dan bahasa, serta budaya Timur Tengah di Universitas Washington, Seattle, Amerika Serikat (AS). Ia baru saja lulus pada Juni 2024, dan dikenal karena komitmennya terhadap aktivisme dan pengabdian pada masyarakat. Profil daring Eygi mencerminkan hasratnya untuk berdampak positif di berbagai bidang, mulai dari membimbing siswa hingga memberi dukungan rehabilitasi bagi anak-anak autis.
Advertisement
Sasaran Tembak Tentara Israel
Ini sejalan dengan beragam pengalaman profesionalnya. "Saya memiliki dasar yang kuat dalam pendampingan, terapi perilaku, dan pemasaran, dengan komitmen mendalam terhadap layanan masyarakat," tulis Eygi saat mendeskripsikan dirinya di profil LinkedIn-nya.
"Pekerjaan sukarela saya telah memungkinkan saya berdampak baik secara lokal maupun internasional ... hingga menawarkan dukungan rehabilitasi di komunitas yang kekurangan sumber daya," tulisnya. "Saya terdorong oleh hasrat untuk memberi dampak positif."
Eygi bergabung dengan ISM, sebuah organisasi yang dipimpin Palestina yang mengadvokasi perlawanan tanpa kekerasan terhadap pendudukan Israel, sebagai pengamat sukarelawan. Pada Selasa, 3 September 2024, ia tiba di kota Beita, dekat Nablus di Tepi Barat, untuk berpartisipasi dalam aksi damai.
Tiga hari kemudian, selama demonstrasi, Eygi jadi sasaran tembak dan dibunuh penembak jitu Israel yang berdiri di atap gedung di dekatnya, menurut laporan ISM. "Saya tidak tahu bagaimana cara mengatakan ini, tidak ada cara yang mudah," kata seorang relawan ISM yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Palestina dan Hamas Kutuk Pembunuhan Eygi
"Saya ingin mengatakan sesuatu yang berarti, tapi saya tidak bisa melakukannya saat saya menangis. Teman, kawan, dan rekan perjalanan saya ke Palestina baru saja ditembak di kepala dan dibunuh pasukan pendudukan Israel. Semoga ia beristirahat dengan tenang. Ia sekarang jadi salah satu dari banyak martir dalam perjuangan ini."
Palestina mengutuk keras pembunuhan Eygi oleh tentara Israel, menurut pernyataan terpisah kelompok-kelompok Palestina pada Jumat, Anadolu Agency melaporkan, dirangkum Middle East Monitor.
"Kejahatan lain menambah rangkaian kejahatan yang dilakukan setiap hari oleh pasukan pendudukan, yang mengharuskan para pelakunya dimintai pertanggungjawaban di pengadilan internasional," kata Hussein Al-Sheikh, sekretaris Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dalam sebuah pernyataan di akun X-nya.
Hamas, pada bagiannya, menggambarkan pembunuhan tersebut sebagai "kejahatan keji." Kelompok itu menyebutnya sebagai "perpanjangan dari kejahatan pendudukan yang disengaja terhadap aktivis solidaritas asing." "Kami menyerukan pada pemerintah AS untuk meninjau kembali kebijakannya yang bias dan mendukung kejahatan dan pembantaian pendudukan (Israel) terhadap rakyat Palestina," kata Hamas.
Â
Advertisement