Liputan6.com, Jakarta - Pangeran Harry, Duke of Sussex, kembali menjadi sorotan saat tampil sendirian di acara Grey Cup ke-111 di Vancouver, British Columbia. Tanpa kehadiran istrinya, Meghan Markle, Harry tampak bersemangat saat mengacungkan jempol kepada para penggemar sepak bola Kanada.
Mengutip dari laman The Sun, Senin, 18 November 2024, dalam kesempatan tersebut, putra bungsu Raja Charles III itu mengenakan kemeja gelap dan jaket hitam panjang, tampil santai namun tetap elegan. Sebelum babak pertama pertandingan antara Toronto Argonauts dan Winnipeg Blue Bombers dimulai, Harry diwawancarai oleh James Duthie dari TSN Grey Cup.
Advertisement
Baca Juga
"Apa yang saya nanti-nantikan? Pertandingan akan segera dimulai. Ayo!" ungkap Harry dengan antusias.
Advertisement
Setelah wawancara, Harry kembali ke lapangan bersama pemilik BC Lions Amar Doman dan atlet Kanada Wenshuang Nie untuk berpartisipasi dalam upacara penyerahan kaus. Momen ini menandai keterlibatan aktif Harry dalam kegiatan amal dan olahraga, yang semakin menegaskan komitmennya pada misi sosialnya.
Penampilan solo Pangeran Harry di acara Grey Cup menambah daftar kegiatan publiknya tanpa Meghan. Beberapa komentator melihat ini sebagai langkah peluncuran ulang penuh dari pekerjaan amalnya.
Sumber di California menyebutkan bahwa Harry solo adalah inisiatif pribadi Harry. "Saya dengar dia menginginkannya seperti ini. Saya yakin dia menginginkan ruang," ungkap salah satu sumber terpercaya kepada The Daily Mail.Â
Sementara itu, Meghan Markle terlihat menghadiri pesta peluncuran glamor di Los Angeles tanpa Harry. Penampilan Meghan yang memukau dalam balutan korset hitam tanpa lengan seharga 660 Euro di acara tersebut memicu rumor tentang kehidupan terpisah pasangan ini. Meghan, yang mendukung usaha bisnis baru sahabatnya, Kadi Lee, tampak menikmati malam di Gjelina, tempat nongkrong selebritas di Venice, California.
Rumor dan Realitas Kehidupan Pangeran Harry dan Meghan Markle
Rumor tentang kehidupan terpisah Pangeran Harry dan Meghan Markle semakin memanas, terutama setelah mereka tidak terlihat bersama selama tiga minggu terakhir. Dalam acara Royal Exclusive Live, Arthur Edwards dan Jennie Bond, pakar kerajaan, membahas tentang dinamika terbaru pasangan ini.
Arthur mengungkapkan bahwa pasangan tersebut kini sering melakukan kegiatan secara terpisah. Jennie menambahkan, "Meghan tidak populer. Dia tidak ingin kembali dan mereka menjalani jalan mereka sendiri, sampai batas tertentu."
Meskipun demikian, baik Harry maupun Meghan tetap aktif dalam kegiatan masing-masing, menunjukkan bahwa mereka tetap berkomitmen pada misi sosial dan profesional mereka. Bulan lalu, Meghan membuat penampilan kejutan tanpa Harry di acara gala Rumah Sakit Anak LA, menegaskan bahwa keduanya masih berperan aktif dalam kegiatan amal dan sosial.
Spekulasi tentang hubungan mereka mungkin terus berlanjut, namun dedikasi mereka terhadap pekerjaan amal dan sosial tampaknya tetap menjadi prioritas utama bagi pasangan ini. Para penggemar dan pengamat kerajaan terus mengikuti perkembangan terbaru dari kehidupan Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Advertisement
Donald Trump Soal Kemungkinan Mendeportasi Harry
Sebelumnya diberitakan Donald Trump yang vokal tentang pemikirannya tentang Pangeran Harry selama kampanye pemilihannya. Sebelumnya, ia mengancam bakal mendeportasi Duke of Sussex dan menyatakan bahwa pemerintahan Biden telah "terlalu baik hati" pada keluarga Sussex.
Hal itu terjadi usai Harry mengakui menggunakan narkoba, termasuk kokain, ganja, dan jamur ajaib, dalam memoarnya, "Spare." Menurut hukum Amerika Serikat (AS), permohonan visa dapat ditolak karena penggunaan narkoba sebelumnya serta pengungkapan informasi tersebut wajib dilakukan.
Berbicara di GB News, melansir Mirror, Kamis, 14 November 2024, Trump memberi tahu Nigel Farage bahwa Harry tidak akan diberi "hak istimewa khusus." Ia menambahkan, "Kita harus melihat apakah mereka tahu sesuatu tentang narkoba, dan jika ia berbohong, mereka harus mengambil tindakan yang tepat."
Saat ditanya apakah "tindakan yang tepat" dapat berarti meninggalkan negara itu, Presidem Terpilih AS itu berkata, "Oh, saya tidak tahu. Anda harus memberi tahu saya. Anda hanya perlu memberi tahu saya. Anda pasti mengira mereka sudah tahu ini sejak lama."
Â
Kemungkinan Dideportasi
Pada Februari 2024, Trump mengklaim pemerintahan Biden "terlalu baik hati" pada Harry semenjak kepindahannya ke California bersama Meghan Markle. Ia pun menyinggung ketika Sussex mengundurkan diri dari tugas kerajaan pada tahun 2020, dengan mengatakan, "Saya tidak akan melindunginya. Ia mengkhianati Ratu. Itu tidak bisa dimaafkan. Ia akan menanggung akibatnya sendiri jika itu terjadi pada saya."
Terlebih, lembaga pemikir konservatif The Heritage Foundation sudah menyerukan agar dokumen visa Duke dipublikasikan setelah upayanya diblokir pemerintah Biden. Pertanyaan diajukan atas visa Harry setelah ia mengakui mengonsumsi narkoba untuk bersenang-senang yang seharusnya diungkap dalam aplikasi dan dapat menyebabkan penolakan penerbitan dokumen tersebut, begitu klaimnya.
Nile Gardiner, dari Margaret Thatcher Center for Freedom milik Heritage Foundation, mengungkapkan pada Mail, "Menteri Keamanan Dalam Negeri yang baru dapat memerintahkan peninjauan ulang aplikasi imigrasi Harry. Ada banyak hal yang dapat terjadi, tapo akan jadi kepentingan terbaik rakyat Amerika jika pemerintahan Trump merilis catatan Pangeran Harry untuk pengawasan publik dan Harry harus dimintai pertanggungjawaban."
Advertisement